
Kota Malang Bangun Kawasan Pariwisata Libatkan CSR Perusahaan

Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, memperkuat program Malang nyaman dengan menghadirkan taman kota yang ramah bagi lansia, anak dan difabel. Hal itu menyatu dengan spirit dan implementasi smart city.
"Program pembagunan taman dan hutan kota yang ramah lingkungan ini juga untuk meningkatkan usia harapan hidup," tegas Wali Kota Malang Sutiaji saat rapat koordinasi tanggung jawab sosial perusahaan di ruang rapat Balai Kota Malang, Jumat (12/5).
Sesuai data BPS, usia harapan hidup Kota Malang pada 2022 mencapai 73,75 tahun merupakan yang tertinggi ketimbang Jatim 71,74 dan nasional 71,85. Usia harapan hidup Kota Malang tersebut meningkat selama tiga tahun terakhir.
Pencapaian itu sejalan dengan peningkatan pelayanan publik, perbaikan ekonomi, penataan kota melalui program mengurangi kemacetan lalu lintas dan indeks kualitas udara. Termasuk membangun kawasan pariwisata ramah lingkungan melibatkan partisipasi masyarakat.
Kini, kampung tematik Kota Malang yang berkembang juga memajukan kawasan wisata di pusat kota. Kawasan itu di antaranya kampung Warna Warni, Kayutangan heritage, Alun-Alun Merdeka, Pecinan, Jalan Mojopahit menghubngkan ke Alun-Alun Tugu sekaligus mencakup taman dan hutan kota.
Kayutangan kini seperti etalase global yang menghadirkan lanskap memadukan heritage dan ekonomi kreatif (ekraf). Pasalnya, semua orang bisa melihat semua sudut kawasan apalagi setelah hadirnya inovasi Metaverse Kayutangan yang dikembangkan Universitas Brawijaya.
"Wisatawan mancanegara mulai masuk di kampung. mereka berwisata menikmati bangunan rumah-rumah heritage. Setiap hari, Kayutangan selalu ramai pengunjung," kata Sutiaji.
Karena itu, Pemkot Malang melakukan akselerasi pembangunan guna mewujudkan kota yang kian ramah dan nyaman bagi siapa pun. Taman dan hutan kota dibangun melibatkan tanggung jawab sosial perusahaan di antaranya Alun-Alun Merdeka, Jalan Veteran, Jalan Ahmad Yani sampai Arjosari, serta Jalan Raya Langsep. Termasuk hutan kota Malabar, taman Merbabu, hutan Kunang-Kunang dan taman Trunojoyo.
Perusahaan swasta, BUMN, perguruan tinggi, institusi dan lembaga lainnya bisa berkolaborasi dalam pembangunan dengan turut merancang desain sampai tuntas. Yang jelas, Pemkot Malang nantinya menerima barang beserta laporan keuangan guna peningkatan neraca aset daerah.
[caption id="attachment_6132" align="alignnone" width="300"] Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang merawat taman di Alun Alun Tugu Malang. Foto-foto : Dok. Jatimkini[/caption]
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Noer Rahman Wijaya menyatakan DLH mengelola 98 taman kota dan 8 hutan kota. Adapun luas ruang terbuka hijau mencapai 95 ribu meter persegi.
Saat ini, revitalisasi Alun Alun Tugu yang prosesnya memasuki rencana pengerjaan. Anggarannya dari APBD Rp6,6 miliar.
"Tahun ini kami melakukan pemeliharaan 8 taman kota mulai desain, penataan ulang, perbaikan dan penataan lainnya," ujar Rahman.
Alun-Alun Tugu Malang, nantinya akan lebih eksotis melengkapi kawasan wisata Kayutangan heritage. Alun Alun itu juga dikenal sebagai Alun Alun Bunder Malang dibangun tahun 1920 masa kolonial Belanda. Saat perang Kemerdekaan sempat hancur. Pemerintah lalu membangun kembali dan diresmikan Presiden Soekarno pada 20 Mei 1953.
Kemajuan pembangunan di Kota Malang kini hasilnya telah dirasakan langsung oleh masyarakat. Sektor pariwisata dan UMKM berkembang pesat yang imbasnya menumbuhkan perekonomian mencapai 6,32% pada 2022. (R1)
URL : https://jatimkini.com/news-476-kota-malang-bangun-kawasan-pariwisata-libatkan-csr-perusahaan