Reporter : Bagus Suryo
JATIMKINI.COM, Wali Kota Malang Sutiaji memperkuat objek wisata halal mengingat segmentasi wisata itu semakin meningkat.
"Saat ini, objek wisata, kuliner, hotel, restoran sudah sesuai standardisasi CHSE (cleanliness, health, safety, environment sustainability)," tegas Sutiaji, Jumat (11/8).
Dengan demikian sektor pariwisata beserta fasilitas dan sumber daya manusianya tersertifikasi sesuai standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Hal inilah yang membuat Kota Malang nyaman untuk dikunjungi selain faktor keramahtamahan warganya.
Di sisi lain, mal sebagai pusat belanja dan oleh-oleh memenuhi rasio antara fasilitas dengan jumlah pengunjung. Tersedia pula musala dan masjid di sekitar objek wisata.
Kawasan pariwisata yang semakin tertata mulai kampung tematik, Kayutangan Heritage sampai sekitar Balai Kota Malang menjadikan kota pendidikan ini populer di kalangan pelancong terutama traveller.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi menambahkan kunjungan wisata kian bertambah. Destinasi wisata pun moncer membuktikan bangkit dari pandemi.
"Total wisatawan Januari-Juli 2023 mencapai 1.513.164 orang. Wisatawan mancanegara 25.525 orang. Sampai Juli saja terealisasi 1,5 juta wisatawan dari target setahun 1,9 juta. Sampai Desember nanti diperkirakan bisa tembus 4 juta wisatawan," ujarnya.
Fokus sekarang mengajak pelaku jasa wisata termasuk hotel dan restoran menyediakan kuliner halal mengingat animo wisatawan Timur Tengah trennya meningkat. Mereka berwisata sambil mengunjungi kerabat di Kota Malang. Karena itu, kepastian kuliner dan wisata halal menjadi pilihan.
"Banyak wisatawan bertanya tempat makan yang dijamin halal. Termasuk produk oleh-oleh halal. Artinya ada segmen pasar yang menginginkan adanya kepastian bukan saja higienis, tetapi juga halal," ucapnya.
Tren turisme
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi mengatakan terdata 80.000 UMKM di Kota Malang. Sebanyak 21.000 produk UMKM sudah terkurasi sesuai standar. Yang sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebanyak 7.000 UMKM.
"Yang mengantongi sertifikasi halal sebanyak 1.762 UMKM," ungkapnya.
Sementara itu, Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB) Joko Budi Santoso mengatakan pariwisata Kota Malang menuju pulih. Hal itu ditandai dengan meningkatnya kunjungan dan hunian hotel.
Kini, tren wisatawan lebih demen menginap di hotel nonbintang ketimbang hotel bintang. Fakta itu menunjukkan terjadi pergeseran segmen pasar dan tren minat wisatawan.
"Tentu, ini harus diantisipasi oleh pelaku perhotelan secara bijak," tutur Joko.
Sedangkan momen kebangkitan pariwisata harus dimanfaatkan dengan membuat gebrakan baru memperkuat sport tourism dan health tourism serta halal tourism yang semakin diminati wisman. Tentunya, hal ini harus didukung dengan berbagai upaya standardisasi pelaku pariwisata.
Hal yang tak kalah penting adalah Pemkot Malang segera membuat roadmap sport tourism, health tourism dan halal tourism. Roadmap nantinya menjadi guidance pengembangan pariwisata 20 tahun mendatang. Dengan begitu kian memperkuat jargon "Malang Mendunia" sehingga Kota Malang level kompetisinya bukan lagi di tingkat regional atau nasional tetapi pada level internasional.
Editor : Redaksi