x
x

ITS dan Coca Cola Hadirkan Teknologi Pelacakan Sampah, Seperti Apa?

Jumat, 23 Mei 2025 12:44 WIB

Reporter : Rochman Arief

JATIMKINI.COM, Keprihatinan tumpukan sampah menjadi sorotan bagi Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya dan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia). Kedua entitas ini menuangkan dalam sebuah karya digital guna mereduksi sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Karya itu dikemas dalam bentuk lomba yang diberi nama WasteTrack dengan melibatkan 22 perguruan tinggi se-Indonesia. Lomba yang berlangsung sejak Oktober 2024 ini mampu menjaring 10 finalis dari 50 karya untuk memaparkan program di acara puncak.

Rektor ITS, Prof. Ir. Bambang Pramujati, S.T., M.Sc.Eng., Ph.D., mengatakan problematika sampah saat ini semakin besar dan menjadi tantangan. “Tetapi bukan berarti tidak ada penyelesaian guna menyeleraskan program sustainable development goal’s (SDG’s),” katanya pada acara puncak di Auditorium Tower 2 ITS, Kamis (22/5/2025).

Kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan memberi nilai ekonomi sekaligus mendukung program SDG’s poin ke-11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Serta poin ke-13 terkait Penanganan Perubahan Iklim.

Ia optimistis program yang dijalankan bersama membuahkan hasil. “Kalau applicable, saya yakin berlanjut dan membuahkan hasil, karena semangat dari kegiatan ini melacak sekaligus mereduksi volume sampah,” urainya.

Dipilihnya mahasiswa tidak lepas dari generasi strategis sebagai duta edukasi. Menurutnya, mahasiswa adalah influencer yang mampu menularkan energi positif. Selain itu, mahasiswa merupakan calon penerus decision maker yang perlu menerima dan melanjutkan pesan moral.

WasteTrack merupakan kompetisi sebagai upaya memperkuat kolaborasi multi-pemangku kepentingan dalam mendorong terbentuknya ekonomi sirkular. Upaya ini untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang transparan dan berkelanjutan.

Ajang ini juga bertujuan menghadirkan terobosan karya anak bangsa dalam bentuk aplikasi untuk melacak pengelolaan sampah secara digital melalui bank sampah. Bambang Pramujati menegaskan program ini pasti berhasil dan segera ditindaklnjuti.

Di kesempatan lain, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina, menilai persoalan sampah tidak bisa dianggap sebebah mata. “Kita tahu ada tantangan besar, di mana sampah organik masih tinggi dan belum selesai permasalahanannya. Ini perlu penanganan serius,” ungkapnya melalui zoom meeting.

Lucia setuju apa yang disampaikan Bambang Pramujati. Sejauh ini masih terlihat pemilahan sampah belum tuntas. Pemilahan baru sebatas di bank sampah, tetapi kembali tercampur saat melewati proses pengangkutan dan pembuangan.

Melalui kompetisi ini diharapkan muncul kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah, industri, dan masyarakat atau nona helix. Harapannya dapat menghasilkan solusi bagi permasalahan lingkungan, sekaligus membuka kesempatan bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam agenda keberlanjutan nasional.

“Pendekatan ekonomi sirkular adalah kunci masa depan berkelanjutan. Kami percaya, kolaborasi ini mampu menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” tambah Karina.

Sementara itu, Tim Timses Aities berhasil meraih Juara 1 dalam acara puncak WasteTrack Mobile Apps Competition di Auditorium 2 ITS, Surabaya. Tim ini menyisihkan sembilan finalis yang meliputi Universitas Bina Nusantara, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Kalimantan, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Sebelas Maret.

Aplikasi yang diusung Hilmi Fawwaz Sa'ad, Dian Kusumawati dan Muhammad Rayyaan Fatikhahur Rakhim itu unggul dalam aspek fungsionalitas, keberlanjutan, serta kesiapan teknis untuk diimplementasikan.

“Kriteria dalam lomba ini cukup kompleks. Semua peserta wajib memenuhi jejak digital, traceability, analisis data dan pelaporan, pencatatan jenis sampah, berat sampah yang dikumpulkan, profil bank sampah, riwayat transaksi, sampai masalah harga,” ungkap Ary M. Shiddiqi, dosen ITS sekaligus juri kompetisi.

Peran mahasiswa dalam memahami isu lingkungan mendapat acungan jempol dari semua pihak. Sikap ini menunjukkan bahwa generasi muda mampu menjawab tantangan lingkungan dengan solusi teknologi.

Editor : Rochman Arief

LAINNYA