JATIMKINI.COM, Di tengah krisis iklim dan ancaman pencemaran lingkungan, sekelompok pelajar dari SMKN 2 Buduran Sidoarjo memilih untuk tak tinggal diam. Mereka membentuk SUNFINITY Student Company, sebuah gerakan dari pelajar yang melahirkan produk inovasi sabun cair ramah lingkungan berbasis buah lerak dan eco enzyme.
Produk ini bukan sekadar sabun, tapi dirancang dengan tujuan memperbaiki kualitas air limbah rumah tangga dan sungai. Setidaknya bisa mendorong gaya hidup ramah lingkungan dari level terkecil, rumah tangga.
SUNFINITY merupakan bagian dari gerakan nasional Student Company, program pendidikan kewirausahaan yang difasilitasi Prestasi Junior Indonesia dan didukung Zurich dan Zurich Foundation. Sebanyak 27 pelajar yang tergabung dalam SUNFINITY Student Company resmi meluncurkannya pada 12 November 2024 silam.
“Kami ingin membuktikan bahwa anak muda bisa berkontribusi untuk lingkungan. Ini bukan sekadar wacana, tapi lewat produk dan aksi langsung,” ujar Aila Bilkis, salah satu siswa yang tergabung dalam SUNFINITY.
Semangat tersebut terlihat dalam kegiatan Minggu (8/6/2025) pagi di Kampung Edukasi Sampah, Sidoarjo. Para pelajar SUNFINITY memamerkan produk inovasinya, mendiskusikan dengan pegiat lingkungan, sekaligus belajar tentang pengelolaan limbah berbasis komunitas.
Kegiatan itu bukan sekadar kunjungan, tapi menjadi penanda kolaborasi lintas generasi yang menghubungkan sekolah, komunitas, dan gerakan lingkungan. Kampung Edukasi Sampah sendiri telah lama dikenal sebagai ruang belajar terbuka yang mendorong edukasi lingkungan di akar rumput Jawa Timur.
Pelajar SMKN 2 Buduran Sidoarjo menguji sabun ramah lingkungan bersama pegiat lingkungan di Kampung Edukasi Sampah.
Edi Priyanto, salah satu pengelola kampung edukasi, menyebut SUNFINITY sebagai contoh nyata transformasi pendidikan. “Ketika pelajar tidak hanya belajar dari buku, tapi menciptakan solusi dari isu lingkungan, di situlah harapan masa depan tumbuh,” ujarnya.
SUNFINITY tak hanya menjual produk. Mereka aktif menyebarkan nilai keberlanjutan lewat edukasi digital, pemasaran ke komunitas, hingga sosialisasi soal pentingnya mengelola limbah rumah tangga. Gerakan ini sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s), khususnya poin 12 (produksi dan konsumsi bertanggung jawab), 13 (aksi iklim), dan 15 (melestarikan ekosistem daratan).
Kampung Edukasi Sampah menyambut kolaborasi ini sebagai bagian dari ekosistem pembelajaran kolektif. Di tempat ini, para siswa belajar memilah sampah, mengolah eco enzyme, dan memahami pentingnya perubahan perilaku di tingkat komunitas.
Ke depan, kolaborasi ini tidak berhenti pada satu kunjungan. SUNFINITY dan komunitas lokal berencana membentuk kerja sama jangka panjang untuk menguatkan dampak inovasi hijau berbasis pendidikan.
Di era ketika banyak solusi lingkungan masih berhenti di atas kertas kebijakan, SUNFINITY hadir menawarkan pendekatan berbeda: mengajak pelajar menciptakan produk berbasis alam, membangun kesadaran masyarakat, dan menjadi pelaku perubahan dari ruang kelas.
“Dari buah lerak dan eco enzyme, para pelajar ini menghadirkan harapan akan masa depan yang lebih bersih,” Edi Priyanto menambahkan.
SUNFINITY bukan sekadar proyek sekolah. Ia adalah cermin bahwa inovasi bisa lahir dari tempat yang sederhana. Sepanjang niat baik dan kerja kolaboratif itu dimunculkan. Karena menyelamatkan bumi, seperti yang ditunjukkan para siswa ini, bisa dimulai dari tangan sendiri.
Editor : Rochman Arief