x
x

Gitar Marmer Buatan Anak Bangsa yang Mengalun Hingga ke Italia

Selasa, 24 Jun 2025 18:37 WIB

Reporter : Rochman Arief

JATIMKINI.COM, Suara gitar yang dimainkan Evelyn Jiang terdengar berbeda. Petikan notasinya rapi dan tertata, tetapi ada sesuatu yang tak lazim. Bukan soal cara memainkannya, melainkan bahan gitar yang ia gunakan. Bukan kayu. Bukan serat karbon. Gitar yang berada di tangannya terbuat dari marmer—dan inilah gitar marmer pertama di dunia.

Adalah Ivan Winata, seniman pembuat gitar asal Jakarta, yang merancang alat musik tak biasa ini. Ivan membangun workshopnya di Garut dan berhasil menciptakan tiga gitar akustik berbahan marmer. Gitar yang kini dimainkan Evelyn merupakan penyempurnaan dari dua gitar sebelumnya.

“Kami sudah memproduksi tiga gitar. Satu ada di Jakarta, satu lagi dibeli orang Italia,” kata Peter Tjioe, Founder dan Creative Director MM Galleri Group, kala dijumpai di galerinya, di bypass Juanda, Sidoarjo, Selasa (24/6/2025). Dari ketiga gitar marmer tersebut, Peter menilai gitar yang dimainkan Evelyn sudah cukup sempurna. Namun, dia tak menampik masih ada ruang untuk perbaikan.

Peter mengungkapkan, jarak antara leher gitar dan senar masih terlalu tebal, sehingga mempengaruhi suara. Selain itu, ketebalan bodi gitar juga perlu disesuaikan agar resonansinya lebih optimal. “Masih ada yang harus disempurnakan,” tegas Peter.

Lalu, mengapa memilih gitar? Peter beralasan gitar merupakan alat musik yang mudah dijangkau banyak kalangan. Siapa pun bisa memainkan gitar: dari pemusik amatir hingga profesional, dari pemain jalanan hingga musisi kafe. Gitar juga lintas generasi, mudah dipelajari dan akrab di semua usia.

Tetapi membuat gitar marmer bukan perkara sederhana. Proses pembuatannya memakan waktu dua bulan lebih. Khusus untuk teknik bending atau melengkungkan marmer agar membentuk lekukan gitar, butuh waktu sekitar satu bulan.

Peter menyebut gitar marmer ini sebagai karya anak bangsa yang telah menembus pasar internasional. Harganya bervariasi, mulai dari Rp4 juta hingga Rp80 juta, tergantung tingkat kerumitan pembuatannya. Satu gitar marmer yang dibeli kolektor asal Italia bahkan dihargai USD10 ribu, sekitar Rp163 juta.

Ke depan, Ivan dan Peter sepakat akan mengembangkan gitar marmer yang lebih spesifik, baik secara fisik maupun kualitas suara. Mereka menargetkan ketebalan bodi gitar hanya satu milimeter agar resonansi suara lebih baik. Ivan juga mempertimbangkan kemungkinan menggabungkan marmer dengan kayu pada bagian bodi depan untuk menghasilkan suara yang lebih jernih.

"Ini akan saya diskusikan dengan Pak Peter," kata Ivan.

Gitar, bagi sejumlah pemusik, adalah alat musik sederhana. Marmer sebagai bahan dasar inilah yang membuat harga bisa membuat berpikir pembelinya. Bagi seorang kolektor, harga bukanlah urusan sulit. Itulah sebabnya, mengapa gitar ini diburu kolektor maupun pecinta benda seni, bukan karena keunikannya. Lebih kepada priceless.  

Bagi Ivan dan Peter, gitar marmer bukan sekadar simbol kemewahan. Keduanya ingin membuktikan bahwa anak bangsa mampu menciptakan karya otentik yang bisa bersaing di panggung global. Sebuah upaya untuk mengukir jejak Indonesia di dunia musik dengan material yang tak biasa: marmer.

Editor : Rochman Arief

LAINNYA