x
x

Sekolah Garuda: Pilar Strategis Menuju Indonesia Emas 2045

Senin, 19 Mei 2025 12:46 WIB

Reporter : Redaksi

Indonesia sedang menapaki satu fase penting dalam sejarah bangsanya. Dalam waktu dua dekade ke depan, bangsa ini menargetkan akan menjadi Indonesia Emas 2045, sebuah impian luhur untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, mandiri dan sejahtera, tepat seratus tahun sejak Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan. Namun semua itu hanya dapat terwujud jika fondasi pembangunannya diarahkan pada aspek yang paling mendasar dan berkelanjutan: pendidikan.

Dalam rangka itu  lahirlah inisiatif besar yang dipelopori Presiden Prabowo Subianto, yaitu Sekolah Garuda.  Sebuah strategi negara untuk menyiapkan generasi unggul dari segala penjuru Nusantara, terutama mereka yang selama ini terpinggirkan oleh ketimpangan ekonomi dan akses.

PENDIDIKAN INKLUSIF

Apa yang membuat Sekolah Garuda istimewa bukan semata karena kualitasnya, tapi karena asas keadilannya. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan bahwa sekolah ini dirancang bukan untuk kalangan elit, tetapi justru bagi mereka yang paling membutuhkan. "Semakin miskin, semakin mungkin diterima" adalah prinsip dasar seleksi peserta didiknya. Ini bukan sekolah eksklusif; ini sekolah masa depan yang inklusif.

Langkah ini mencerminkan keberpihakan negara yang konkret. Di tengah derasnya tantangan global, bangsa ini memilih untuk tidak membiarkan anak-anak cerdas dari keluarga miskin tergerus arus. Mereka disiapkan, dibina, dan diarahkan menjadi pemimpin masa depan melalui jalur pendidikan yang berkualitas tinggi.

Bayangkanlah sebuah sekolah berasrama di pelosok Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan  atau Papua Barat yang mampu mencetak lulusan bertaraf internasional. Ini bukan fiksi. Ini sedang dirintis dan Agustus 2025 mulai diterapkan. Sekolah Garuda menjadi tempat pertemuan anak-anak dari berbagai suku, agama, dan budaya. Mereka akan tinggal dan belajar bersama, menumbuhkan toleransi dan jiwa kepemimpinan, sambil digembleng dengan sains, teknologi, dan nilai-nilai luhur kebangsaan.

Langkah Indonesia hari ini memiliki preseden kuat. Negara-negara seperti Korea Selatan, Finlandia, dan Irlandia pernah melalui fase yang sama. Pada awal tahun 2000-an, Korea Selatan melakukan reformasi pendidikan besar-besaran, menjadikan guru sebagai profesi bergengsi dan membuka akses pendidikan tinggi yang terjangkau. Dua dekade kemudian, Korea menjadi salah satu pusat teknologi dan budaya dunia.

Finlandia dikenal dengan sistem pendidikannya yang menolak pendekatan kompetitif semata  dan justru menekankan inklusivitas, kreativitas serta hubungan emosional antara murid dan guru. Hasilnya? Finlandia menjadi salah satu negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia tanpa harus mengorbankan kebahagiaan siswanya.

Langkah Indonesia membangun Sekolah Garuda sejalan dengan visi tersebut, yakni menghindari jurang kesenjangan, menyemai benih-benih unggul dari daerah yang sebelumnya tak terjamah pembangunan.

Sekolah Garuda tidak sekadar melahirkan lulusan cerdas, tetapi membentuk karakter. Kurikulumnya disusun berdasarkan tiga pilar: pemerataan akses pendidikan, pembentukan kepemimpinan dan prestasi akademik, serta pengabdian kepada masyarakat.

Setiap siswa dididik untuk unggul secara akademis, namun juga aktif dalam kegiatan sosial. Di sanalah kepemimpinan berakar: bukan dari keinginan menjadi yang tertinggi, tetapi dari kesadaran untuk mengabdi. Mereka didorong untuk menembus universitas-universitas top dunia, tetapi tidak untuk melupakan asal-usul dan tanah airnya.

JANGAN MERUSAK

Ketika bangsa sedang bekerja keras membangun generasi emas sudah sepatutnya seluruh elemen bangsa memberikan dukungan. Namun tidak dapat dipungkiri, masih ada "seupil"  kelompok yang menyalahgunakan kebebasan demokrasi untuk merusak semangat kolektif ini. Mereka menyebarkan keraguan, meremehkan usaha  bahkan merusak pikiran publik dengan narasi-narasi yang destruktif.

Sudah waktunya publik membedakan mana kritik yang membangun dan mana kerusuhan yang diselubungi jargon kebebasan. Demokrasi harus mendidik bukan merusak. Aparat negara pun, jika diperlukan, harus menindak tegas agar pembangunan masa depan bangsa ini tidak tersandera oleh suara-suara perusak pikiran yang tidak produktif.

Sekolah Garuda adalah warisan untuk generasi mendatang. Apa yang kita kerjakan hari ini bukan untuk mengejar popularitas tetapi untuk anak-anak yang kelak akan memimpin bangsa ini. Kita menanamkan optimisme kepada mereka bahwa takdir mereka tidak ditentukan oleh kemiskinan tetapi oleh kemauan belajar, karakter tangguh dan kehadiran negara.

Di masa depan, kita ingin melihat anak dari Aceh mampu menjadi ilmuwan global atau putri dari Papua menjadi menteri riset. Mereka akan bangga karena bangsa ini tidak membiarkan mereka tertinggal.

JANGKA PANJANG

Cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi tapi tentang pertumbuhan manusia. Sekolah Garuda adalah langkah nyata menuju ke sana. Ia adalah bentuk cinta negara terhadap anak-anaknya, terutama yang selama ini tak punya banyak suara.

Mari kawal bersama program ini. Bagi yang tak bisa ikut membangun  setidaknya jangan merusak. Sebab di balik setiap kelas Sekolah Garuda yang didirikan, ada harapan berjuta keluarga Indonesia. Di sanalah sebenarnya kita sedang menulis masa depan bangsa.

Penulis : Rokimdakas

Wartawan & Penulis

Kanal Kolom adalah halaman khusus layanan bagi masyarakat untuk menulis berita lepas.

Redaksi Jatimkini.com tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut

Editor : Redaksi

LAINNYA