Pembangunan akan terus bergulir di Kota Malang Jawa Timur. Prosesnya berkelanjutan dan inklusif dengan pendekatan kolaboratif dalam menata kawasan perkotaan.
Penataan kawasan itu menyeluruh selain pengentasan kumuh juga meningkatkan nilai tambah kawasan. Termasuk mendorong pertumbuhan investasi, pelestarian cagar budaya, ramah lingkungan, dan berpihak pada terdongkraknya ekonomi pelaku UMKM lokal dan ekonomi kreatif (ekraf).
Semula, kawasan kumuh Kota Malang seluas 608,5 hektare atau 5,53% pada 2015 dari total luas wilayah 110,06 km persegi. Karena itu, Wali Kota Malang Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang dilantik pada 24 September 2018 pun cepat bergerak dan bertindak.
Berbagai persoalan diselesaikan dengan menerapkan Program the Future of Malang. Salah satu programnya, yaitu Malang Nyaman. Di dalam program itu ada pengendalian pemanfaatan ruang, pengelolaan transportasi modern, revitalisasi sistem drainase, pengelolaan kawasan permukiman daerah aliran sungai dan kumuh, penyediaan sarpras kota yang nyaman, pengelolaan air minum, sampah dan limbah, dan pemenuhan ruang terbuka hijau publik.
Program itu bergulir sampai sekarang. Soal pengentasan kawasan kumuh, ada revisi melalui Surat Keputusan Wali Kota Malang tahun 2021 menjadi 274,83 ha tersebar di 31 kelurahan. Setelah ditangani, kini kawasan kumuh tersisa 224,19 ha. Sepanjang 2022, pengentasan kawasan kumuh mencapai 50 ha.
Pembangunan Kayutangan heritage merupakan contoh baik dan bagian penting keberhasilan kinerja mengentaskan kawasan kumuh di pusat kota. Proses pembangunan hasil kolaborasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemprov Jatim dan Pemkot Malang melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
Pembangunan juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Penataan kawasan bernilai heritage itu sejalan dengan pariwisata yang imbasnya meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sesuai data Kementerian PUPR, penataan meliputi pekerjaan paving jalan dan ampyang sepanjang 2.052,19 meter. Pemasangan batu andesit di koridor 1 dan 2 sepanjang 3.936,81 meter persegi. Drainase sepanjang 3.016,7 meter, arsitektur (gapura, pergola, lanskap taman air, vertikal garden), pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP), dan proteksi kebakaran.
Anggarannya Rp23 miliar. Adapun penerima manfaat sebanyak 2.562 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari Kawasan Polehan sebanyak 1.909 KK, Kawasan Kauman sebanyak 561 KK, dan Koridor Basuki Rahmat sebanyak 92 KK.
Penataan kawasan Kayutangan sejak 23 April 2020 hingga 1 April 2021. Meski kala pandemi covid-19, akan tetapi Wali Kota Malang Sutiaji terus mendorong penyelesaian. Alhasil, kini Kayutangan heritage berkembang pesat sesuai spirit aktivasi Malang heritage.
Raih penghargaan
Dalam konteks ini, Wali Kota Malang Sutiaji memaparkan pembangunan mulai konsep, tahapan dan penyusunan RKPD, sampai pada inovasi kawasan Kayutangan secara detail saat penilaian penghargaan perencanaan pembangunan daerah (PPD).
Menurut Sutiaji, semua proses pembangunan melibatkan pemangku kepentingan. Golnya untuk optimalisasi pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya. Termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu lingkungan wilayah atau daerah.
Kayutangan yang sebelumnya masuk program pengentasan kawasan kumuh, kini berkembang sebagai destinasi wisata favorit yang banyak menarik perhatian wisatawan. Bahkan menjadi ikon branding Kota Malang sebagai kota wisata heritage.
Fakta itu meraih penghargaan PPD kategori kota terbaik kedua 2023 dari Pemprov Jatim. Peraih kota terbaik pertama Kota Pasuruan dan ketiga diraih Kediri.
Penghargaan diserahkan langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD Provinsi Jawa Timur 2024 di Surabaya, Kamis (13/4) lalu.
“Penghargaan ini menjadi bukti bahwa kawasan Kayutangan sebagai kawasan wisata heritage berada pada arah pembangunan yang benar sehingga dapat diterima dan diakui hasilnya,” tegas Sutiaji.
Dampak pembangunan pun telah memberikan stimulus yang luar biasa bagi wilayah setempat.
“Alhamdulillah tentu, sekali lagi prestasi PPD yang kita raih ini benar-benar sesuai dengan fakta yang ada. Pembangunan di Kayutangan kan memang diharapkan dapat mendongkrak pariwisata di Kota Malang, dan arah pembangunan ini sudah tepat, buktinya bisa dilihat sendiri gimana Kayutangan sekarang,” katanya.
Selanjutnya “Konsep ini tentu sejalan dengan gol yang dimaksud di PPD, artinya bagaimana dampak yang diberikan, dan insyaallah banyak dampak positifnya, secara sosial, ekonomi semuanya terukur dan semuanya positif dan baik bagi wilayah tersebut,” imbuhnya.
Pengembangan Kayutangan kedepan berbasis inklusif dan berkelanjutan. Hal itu akan semakin menguatkan Kayutangan menjadi ikon heritage di Kota Malang.
“Penataan suatu wilayah tidak bisa parsial, tidak bisa setengah-setengah, harus inklusif dan berkelanjutan. Hasilnya sudah baik, tapi perlu ditingkatkan lagi. Kedepan kita maksimalkan lagi, ada beberapa rencana pembangunan yang disiapkan untuk mendukung dan menguatkan potensi Kota Malang sebagai kota heritage,” tuturnya.
Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu menambahkan rencana penataan kota yang disiapkan meliputi pengembangan lanjutan pada koridor stasiun, balai kota, Kahuripan, Pecinan dan Kauman. Selain itu juga melakukan Kayutangan metaverse yang bekerja sama dengan akademisi, creative destination, cross selling serta perlindungan kawasan cagar budaya. (R2)