Reporter : Alvian Yoananta
Seperti diketahui, status Indonesia kini telah berubah dari pandemi Covid-19 menjadi endemi. Hal tersebut diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih kuat lagi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia - Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan meskipun kondisi ekonomi global sedang melemah dan berdampak pada kinerja ekspor Jatim, tetapi BI masih optimis Jatim bisa mencari peluang lain.
Untuk menghadapi kondisi global kita perlu melakukan diversifikasi komoditas dan mencari negara tujuan ekspor lain yang masih punya potensi pasar. Selain itu juga perlu memaksimalkan daya beli masyarakat di pasar domestik, katanya dalam Bincang Bareng Media (BBM) di Surabaya, Kamis (6/7/2023).
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal I/2023 bahkan sudah menujukkan perbaikan yakni tumbuh 4,95 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV/2023 yakni 4,76 persen (Yoy).
Perbaikan terutama ditopang oleh peningkatan kinerja konsumsi seiring pencabutan kebijakan PPKM, kenaikan upah minimun (UMK), serta serangkaian Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) seperti Imlek dan Lebaran.
Sedangkan di kuartal II/2023 ini, kata Doddy, ekonomi Jatim juga diperkirakan akan tumbuh lebih baik tinggi dari kuartal I/2023. Faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II ini adalah adanya potensi kinerja konsumsi swasta dan investasi yang lebih tinggi, lalu serangkaian momen Iduladha, hingga berlanjutnya proyek strategis nasional di Jatim.
Untuk mendorong perekonomian, ada 3 komponen besar yang memang perlu ditingkatkan yakni sektor konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi agar bisa mengimbangi komponen ekspor yang sedang melemah, tambahnya.
BI juga meyakini, kinerja ekonomi Jatim pada 2024 mendatang akan semakin lebih baik yang diperkirakan akan tetap tumbuh positif dalam rentang 4,9 persen sampai 5,7 persen. (R1)
Editor : Ali Topan