x
x

Peluang Hilirisasi & Pariwisata Perlu Digali, BI Proyeksikan Ekonomi Jatim 4,7% - 5,5% di 2025

Jumat, 07 Feb 2025 20:46 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2025 bisa mencapai 4,7% - 5,5% seiring dengan adanya peluang sumber pertumbuhan baru seperti hilirsasi, industri padat modal, dan pariwisata, sekaligus berbagai tantangan ekonomi global.

Kepala BI Erwin Gunawan Hutapea menjelaskan, pada tahun lalu ekonomi Jatim sudah berhasil tumbuh positif sebesar 4,93%. Pertumbuhan itu didukung oleh kinerja positif di sektor investasi dan net ekspor seiring dengan menguatnya kinerja lapangan usaha industri pengolahan dan konstruksi.

“Tahun lalu juga, ekonomi Jatim didukung sektor swasta, serta adanya event besar seperti pemilu dan pilkada, serta berlanjutnya pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) dari Perpres No.80, bahkan proyek swasta seperti pabrik kimia dan logam mulia di Gresik,” paparnya dalam Media Briefing di Surabaya, Jumat (7/2/2025).

Untuk mencapai proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025, lanjut Erwin, banyak strategi yang perlu didorong di antaranya seperti penguatan industrialisasi sektor unggulan eksisting mulai dari agrikultur, agroindustri, blue economy dan komoditas lainnya.

Sedangkan pengembangan pertumbuhan ekonomi baru bisa dilakukan melalui hilirisasi seperti produk kimia di Jatim yakni ada Pertamina Roneft, KIT, dan calon KI Kimia di Tuban, lalu industri migas, metanol dan bioetanol di Bojonegoro, pengembangan kawasan idnustri (KI) di Lamongan (Jakamitra dan rencana KI Smart Eco Industrial Estate), hingga Hebang dan industri kimia di KEKE JIIPE Gresik.

“Hilirisasi juga perlu dilakukan pada komoditas tembaga, hingga hilirisasi di sektor pariwisata melalui Quality Tourism di TN Bromo Tengger Semeru, TN Ijen, Baluran hingga pengembangan Jalur Lintas Selatan (JLS) Pacitan - Malang. Selain itu perlu dorongan pengembangan wisata buatan di area Batu, Malang, Prigen dan perkotaan,” katanya.

Erwin menambahkan, keberlanjutan proyek pembangunan dan perluasan pemanfaatan sistem pembayaran QRIS, hingga promosi investasi yang dilakukan stakeholder terkait diharapkan dapat mengakselerasi ekonomi Jatim di masa yang akan datang.

“Maka dari itu, sejalan dengan nasional, ekonomi Jatim diperkirakan akan berlanjut dengan peran Jatim yang signifikan sebagai salah satu lumbung pangan (pertanian), dan industri pengolahan. Termasuk dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan ekspor juga akan jadi penggerak,” imbuh Erwin.

Meski begitu, tambah Erwin, Jatim maupun nasional masih harus mewaspadai tantangan global yang disebabkan isu geopolitik. Di masa pemerintaan Presiden Donald Trump kerap membuat kebijakan yang menyebabkan volatilitas.

“Manuver yang dilakukan Amerika Serikat ini perlu kewaspadaan terkait geopolitik karena akan berpengaruh pada pasar keuangan global,” ucapnya.

 

 

 

Editor : Peni Widarti

Kopilot
LAINNYA