x
x

Pemkot Malang Salurkan Bantuan Alsintan untuk Tingkatkan Produksi Pangan

Rabu, 15 Mar 2023 18:46 WIB

JatimKini

Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, menyalurkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) guna mengamankan pasokan pangan. Para penerima bantuan, yaitu kelompok tani dan petani milenial.

Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan bantuan digulirkan agar pasokan pangan terus terjaga. Termasuk memastikan stabilisasi harga di pasar sekaligus keamanan pangan.

Sejauh ini, Pemkot Malang menyelaraskan program ketahanan pangan dengan penanganan stunting. Karena itu, petani milenial digalakkan karena kebanyakan petani sekarang banyak yang berusia kewut (tuwek/tua).

"Petani jangan meninggalkan pertanian," tegas Sutiaji saat pameran produk pertanian, Senin (6/3).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan menambahkan bantuan kepada petani berupa hand traktor, cultivator, benih padi dan benih jagung. Selain itu sarana prasarana jaring penutup bulir padi, pestisida dan racun tikus.

Semua bantuan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian. Saat ini, luas lahan pertanian di Kota Malang mencapai 803 hektare (ha). Lahan itu ditanami padi, cabai, jagung, sayur mayur, buah jeruk dan komoditas lainnya.

Adapun produksi padi sebanyak 15.000 ton per tahun. Sedangkan kebutuhan beras penduduk sekitar 59 ton sampai 60 ribu ton per bulan.

"Lahan pertanian yang dilindungi 400 ha dari 803 ha. Nanti petani akan mendapatkan insentif berupa bebas pajak bumi dan bangunan," kata Slamet Husnan.

Untuk itu, petugas penyuluh pertanian getol sosialisasi dan edukasi pada petani. Fia Fahrina, petugas penyuluh pertanian di Lowokwaru mengatakan produktivitas padi terus ditingkatkan lantaran sekarang baru sekitar 6-7 ton per ha.

Ketua Kelompok Tani Dewi Sri 1 Kelurahan Karangbesuki, Agus Sutrisno menyatakan perhatian Pemkot Malang sangat serius kepada petani.

"Bantuan ini wujudnya dan semua ini telah membuktikan keberpihakan Wali Kota Malang Sutiaji kepada petani," ujarnya.

Agus mengungkapkan anggota poktan sebanyak 25 petani pemilik lahan 25 ha. Mereka bertani cabai, sayur mayur dan buah jeruk.

"Spirit petani itu sukses tanam dan sukses jual," imbuhnya.

Selain petani pemilik sawah, warga juga mengembangkan urban farming. Bahkan, ada yang mengembangkan pertanian organik. Vicky Alfianti dan Bariroh mengembangkan sayur organik di Cemorokandang sejak 2017.

"Kami panen jagung, tomat, ceri dan sayur mayur. Ada 30 macam komoditas. Pengembangan melibatkan mitra petani lainnya beromzet Rp30 juta lebih per bulan. Jualannya di pasar online," kata Vicky.

Petani milenial lainnya setia menggeluti pertanian seperti orangtua mereka. Setia Anjar, warga Tasikmadu, selain bertani padi juga usaha penggemukan sapi.

"Orangtua mengandalkan hasil tani. Sekarang, saya mengembangkan penggemukan sapi. Beli sapi Rp20 juta per ekor, dirawat 2 bulan, dijual laku Rp25 juta sampai Rp30 juta. Biaya perawatan sapi Rp1,5 juta per bulan," ungkapnya.

Editor : Redaksi

Kopilot
LAINNYA