x
x

Adhitiya Dwijaya Ariyanto Mahasiswa Untag Surabaya Ciptakan Alat Pendeteksi Kualitas Minyak Goreng

Sabtu, 15 Feb 2025 10:58 WIB

Reporter : Ali Topan

JATIMKINI.COM, Adhitiya Dwijaya Ariyanto mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya berhasil menciptakan alat ‘Deteksi Kualitas Minyak Goreng Sawit Berdasarkan Warna, Kejernihan, dan Bau Berbasis Fuzzy' dan berhasil menarik perhatian dalam daftar Calon Wisudawan Untag Surabaya.

Adhitiya menjelaskan, alat ‘Deteksi Kualitas Minyak Goreng Sawit Berdasarkan Warna, Kejernihan, dan Bau Berbasis Fuzzy' hasil karya ini berasal dari ide penelitian saat menjalani magang di sebuah perusahaan minyak goreng ketika masih menempuh pendidikan Diploma 3 di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).

 “Saya melihat proses pengolahan minyak goreng yang tanpa pewarna memiliki warna kuning cerah. Namun, di rumah, banyak ibu-ibu menggunakan minyak goreng berulang kali hingga warnanya berubah coklat pekat. Dari situ, saya mulai bertanya-tanya apakah perubahan warna ini mempengaruhi kualitas minyak,” jelas Adhitiya

Keberhasilan Adhitiya menciptakan alat pendeteksi kualitas minyak berkat bimbingan dosen Lutfi Agung Swarga, S.T., M.T., dan Ir. HM Balok Hariadi, M.Sc., Adhitiya menggali lebih dalam standar kualitas minyak goreng berdasarkan parameter yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti aroma, kejernihan, dan titik didih. Adhitiya memilih tiga parameter yang dapat diuji dengan alat sederhana, yaitu warna, kejernihan, dan bau.

“Ketiga parameter ini dapat dideteksi menggunakan sensor. Data dari ketiga sensor kemudian dianalisis menggunakan metode fuzzy logic untuk menentukan apakah minyak goreng masih layak digunakan atau tidak,” ujarnya

Metode fuzzy logic dipilih karena mampu mengolah berbagai variabel input untuk pengambilan keputusan secara cerdas dan efektif. Alat ini dirancang menggunakan tiga sensor utama, yaitu sensor warna, sensor kejernihan, dan sensor gas untuk mendeteksi bau. Proses pengembangan alat memakan waktu enam bulan, meliputi pembuatan perangkat keras, pemrograman mikrokontroler, dan pengembangan antarmuka grafis (GUI) menggunakan MATLAB.

Pengujian dilakukan pada berbagai sampel minyak goreng, mulai dari minyak baru hingga minyak yang telah digunakan beberapa kali. Adhitiya juga menggoreng berbagai bahan makanan, seperti telur, tahu, tempe, ayam, terong, dan ikan, untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas minyak.

“Hasilnya menunjukkan bahwa minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam atau ikan lebih cepat keruh dibandingkan bahan lainnya karena kandungan lemak dan residu dari makanan tersebut,” jelasnya.

Pria kelahiran Surabaya pada 22 Maret 1995 ini  berharap karyanya,  dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, tentang pentingnya menggunakan minyak goreng yang sehat.

“Semoga alat ini bisa membantu masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan, karena sebenarnya minyak goreng idealnya hanya digunakan sekali saja,” pungkasnya

Sumber : Surabayaonline.co

Editor : Ali Topan

Kopilot
LAINNYA