x
x

September, Jatim Deflasi -0,12% Dipicu Turunnya Harga Cabai Rawit

Selasa, 01 Okt 2024 20:54 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat adanya tren deflasi di Jatim pada September yakni sebesar -0,12% secara bulan ke bulan (mtm) yang dipicu oleh penurunan sejumlah komoditas bahan makanan seperti cabai rawit, telur ayam ras dan daging ayam ras.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli menjelaskan, secara tahun kalender yakni September 2024 terhadap Desember 2023, Jatim mnegalmai inflasi sebesar 0,65%, dan secara tahun ke tahun (yoy) atau September 2024 terhadap September 2023 mengalami inflasi sebesar 1,73%.

Deflasi bulan ke bulan di Jatim pada September 2024 utamanya dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil sebesar negatif 0,16% terhadap inflasi umum. 

“Sementara itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi pendorong utama inflasi bulan ke bulan,” katanya dalam paparan BRS, Selasa (1/10/2024).

Adapun sejumlah komoditas bahan pangan yang menjadi pendorong terjadinya deflasi di antaranya yakni cabai rawit mengalami penurun harga hingga -30,22% pada September yakni dari harga rerata Rp55.000/kg pada Agustus menjadi Rp36.000/kg pada September. Selain itu, komoditas cabai merah, bensin, telur ayam ras, dan daging ayam ras juga mengalami penurunan harga.

Sementara komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September di antaranya adalah kopi bubuk sebesar 4,15%, disusul bawang merah, angkutan udara, dan minyak goreng.

Zukipli mengatakan, penurunan harga cabai rawit misalnya, terjadi karena beberapa wilayah sentra cabai rawit dan cabai merah telah memasuki masa panen. Sehingga stok kedua komoditas ini cukup melimpah di pasaran.

“Sebaliknya, panen raya bawang merah telah usai sehingga stok bawang merah mulai berkurang di pasaran,” imbuhnya.

Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur sendiri memproyeksikan tren inflasi Jatim di sepanjang 2024 akan berada dalam rentang sasaran target 2,5% +- 1% (yoy). Sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jatim di 2024 diperkirakan berada di angka 4,7% - 5,5% (yoy), terutama ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan peningkatan permintaan eksternal.

“Pertumbuhan ekonomi Jatim maupun tren inflasi Jatim tahun ini kami perkirakan masih berada dalam rentang target yang telah ditetapkan. Hal ini didukung oleh kondisi mobilitas masyarakat yang semakin kuat, lalu adanya momen pilpres, legislatif hingga pilkada serentak nanti. Serta adanya cuaca yang lebih mendukung sektor pertanian di semester II/2024,” ujar M. Noor Nugroho, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim.

 

Editor : Peni Widarti

LAINNYA