x
x

Fluktuasi Harga Pangan di 2024 Picu Inflasi Jatim 1,51%

Kamis, 02 Jan 2025 14:21 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis kinerja inflasi Jatim sepanjang 2024 yang tercatat sebesar 1,51% atau masih berada di dalam range target pemerintah sebesar 2,5% +- 1%.

Kepala BPS Jatim Zulkipli mengatakan pada 2024, Jatim cukup berhasil menjaga laju inflasi tersebut meskipun sejumlah komositas kerap mengalami fluktuasi harga, terutama komoditas emas perhiasan, dan bahan pangan serta tembakau.

“Sepanjang 2024 ada pergerakan komoditas yang mempengaruhi perkembangan harga. Kenaikan harga emas dunia telah mendorong inflasi Jatim dalam beberapa tahun terakhir, ditambah lagi berkurangnya produksi kopi yang menyababkan harga naik,” jelasnya dalam paparan BRS, Kamis (2/1/2025).

Ia menambahkan, catatan peristiwa terjadi di Jatim selama 2024, di antaranya fenomena el nino yang berdampak pada masa panen padi di sebagian wilayah, serta siklus masa panen produk pertanian hortikultura yang menjadikan harga cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan tomat mengalami fluktuasi.

“Meski begitu, capaian inflasi Jatim 2024 ini masih berada di range target pemerintah. Hanya ada beberapa daerah yang inflasinya masih berada di bawah target, seperti Surabaya, Malang, Madiun, dan Kediri. Dari 11 kota IHK di Jatim, inflasi tertinggi pada 2024 terjadi di Sumenep 1,97% dan terendah terjadi di Bojonegoro 1,14%,” paparnya.

Zulkipli mengungkapkan, dalam 5 tahun terakhir sebenarnya inflasi Jatim sudah berada di range target pemerintah, kecuali di 2022 dan 2020 yang tidak bisa dihindari akibat adanya pandemi Covid-19. Pada 2022 juga terjadi kenaikan harga BBM sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi nasional yang sulit dikendalikan.

“Sejak 2022 - 2023 komoditas beras juga naik, lalu emas perhiasan di 2020 juga sudah naik, termasuk angkutan udara selalu naik sejak pandemi berlalu, ditambah dengan beberapa kegiatan yang terkait pendidikan, umumnya juga naik di sepanjang 5 tahun terakhir ini,” jelasnya.

Jika dilihat secara bulanan, pada Desember 2024, Jatim tercatat mengalami inflasi sebesar 0,46%, terutama dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan memberikan andil 0,40% terhadap inflasi umum. Secara bulanan, inflasi tertinggi terjadi Bojonegoro 0,58%, dan terendah terjadi di Probolonggo 0,28%.

“Dibandingkan inflasi nasional pada Desember, memang inflasi Jatim sedikit lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 0,44%. Dan dibandingkan seluruh provinsi lain di Indonesia, Jatim masih berada pada posisi di tengah yakni urutan ke-19 di antara 38 provinsi,” jelasnya.

Adapun sejumlah komoditas yang mendorong inflasi Jatim selama Desember 2024 yakni telur ayam ras yang mengalami kenaikan harga sebesar 10,39% (mtm), disusul cabai rawit naik 20,01%, bawang merah naik 9,6%, cabai merah naik 61,33% dan minyak goreng naik 2,36%.

“Beberapa komoditas seperti telur ayam ras, bawang merah, cabai merah dan minyak goreng cukup mendorong inflasi dari kelompok ini,” imbuhnya.

 

 

 

 

 

 

Editor : Peni Widarti

LAINNYA