x
x

Bawang Merah Picu Inflasi Jatim Menjelang Akhir Tahun

Senin, 02 Des 2024 16:50 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat tren inflasi bulanan di Jatim pada November 2024 sebesar 0,24% yang dipengaruhi oleh kenaikan sejumlah harga bahan pangan dan tembakau.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli menjelaskan secara tahun kalender yakni November 2024 terhadap Desember 2023, Jatim telah mengalami inflasi sebesar 1,04%, sedangkan secara tahun ke tahun yakni November 2024 terhadap November 2023, Jatim mengalami inflasi sebesar 1,41%.

“Inflasi di Jatim tertinggi terjadi di Bojonegoro sebesar 0,46% , sedangkan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi 0,11%,” ujarnya dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (2/12/2024).

Ia menjelaskan, pada November 2024, beberapa komoditas tanaman hortikultura tercatat mengalami kenaikan harga, di antaranya bawang merah yang rata-rata harganya naik 33,10% menjadi Rp37.183/kg, bawang putih naik menjadi Rp40.165/kg, dan tomat naik menjadi Rp15.650/kg.

Ketiga komoditas ini memberikan andil gabungan sebesar 0,17% terhadap inflasi umum atau memberikan andil inflasi tertinggi. Selain itu, rata-rata harga daging ayam ras juga kembali mengalami kenaikan yaitu mencapai Rp35.701/kg.

“Jika dilihat pola perkembangan harga selama beberapa tahun terakhir, kenaikan ini umumnya akan berlanjut hingga Desember,” imbuhnya.

Zulkipli menambahkan, laju inflasi Jatim pada November ini telah ditahan oleh penurunan harga sejumlah barang pokok lainnya yang mengalami deflasi di antaranya seperti cabai rawit yang mengalami penurunan harga hingga 1-3,28%, disusul penurunan harga beras, serta kentang yang turun -10%.

Sementara itu, untuk menjaga inflasi akhir tahun atau menjelang momen Natal dan Tahun Baru, Pemerintah Kota Surabaya akan menggencarkan kegiatan operasi pasar dan pasar murah di setiap kecamatan. 

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati memastikan stok bahan pangan masih aman sampai Nataru. Dinkopumdag Surabaya pun telah menghubungkan kebutuhan pasar dengan para distributor. 

“Cabai, bawang merah, bawang putih, telur, dan daging masih aman. Kebanyakan Nataru, lebih ke bahan-bahan pembuatan kue, seperti gula, dan tepung,” katanya.

Meski demikian, di Kios/Warung TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) yang berada di beberapa pasar tradisional di Kota Pahlawan juga dipastikan tersedia pasokan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan Nataru.

Saat ini ada sekitar 40 Kios atau Warung TPID di pasar yang dikelola PD Pasar Surya. Sejumlah Kios TPID itu di antaranya berada di Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo Surabaya.

“Jadi tidak hanya beras, sekarang kita penuhi dengan gula dan minyak, lalu ada penambahan telur juga,” ujar dia.

 

 

 

Editor : Peni Widarti

LAINNYA