Reporter : Ilham Dary Athallah
JATIMKINI.COM, Belakangan ini, jagat maya dihebohkan dengan video viral seorang calon mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong, Leonard Madai, yang akrab disapa Amoye. Dalam video tersebut, Amoye memperkenalkan dirinya dengan penuh semangat sambil mengenakan almamater merah UNIMUDA, dan menjelaskan alasan mulia di balik pilihannya untuk menempuh studi di Jurusan Bahasa Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa Sosial dan Olahraga.
Amoye, yang merupakan lulusan SMA Negeri 1 Paniai Timur, Provinsi Papua Tengah, dengan tegas menyatakan alasannya memilih jurusan pendidikan.
“Di kampung saya tidak ada guru, jadi saya memilih menjadi guru. Itulah alasannya,” ucapnya dengan lugas, yang disertai yel-yel kelompoknya, “Hidup, hidup, hidup.”
Pernyataan ini segera menyentuh hati banyak orang dan membuatnya menjadi simbol harapan bagi masyarakat Papua yang mendambakan pendidikan berkualitas. Unggahan video ini, yang dibagikan melalui akun Instagram @viral.no1 pada Rabu (4/9), langsung menuai berbagai reaksi positif dari netizen. Banyak yang memuji tekad dan alasan mulia Amoye memilih jalur pendidikan demi kampung halamannya yang kekurangan tenaga pendidik.
“Bagus, Nak. Belajarlah dengan baik dan cerdaskan bangsa Papua,” tulis salah satu netizen.
Tanggapan positif dari masyarakat juga diikuti oleh perhatian dari pihak kampus. Rektor UNIMUDA Sorong, Rustamadji, dalam wawancara dengan Jatimkini pada Sabtu (14/09), menjelaskan bahwa mereka telah memanggil Amoye ke kampus dan memberikan dukungan penuh atas perjuangannya. "Kami sudah memberikan beasiswa KIP kepada Amoye, sehingga Ia selama kuliah tidak perlu membayar biaya pendidikan, dan kami juga memberikan biaya hidup sebesar 4 juta rupiah per semester," jelas Rustamadji saat dihubungi Jatimkini.com pada Jumat kemarin
Amoye, yang berasal dari Desa Tepakopi, Kabupaten Paniai Timur, harus menempuh perjalanan panjang dan penuh tantangan untuk bisa sampai ke UNIMUDA Sorong. Perjalanannya dari Paniai ke Nabire memakan waktu 8 jam dengan transportasi darat, diikuti oleh perjalanan laut selama 2 hari 2 malam hingga tiba di Sorong. Tekadnya untuk menjadi guru di kampung halamannya yang terpencil membuatnya terus maju meski harus menghadapi rintangan besar.
Sebagai bentuk dukungan tambahan, UNIMUDA Sorong juga menyediakan fasilitas tablet dan laptop yang dapat digunakan Amoye selama proses perkuliahan berlangsung. Ini menjadi simbol komitmen kampus dalam mendukung mahasiswa yang memiliki tekad kuat untuk belajar dan berkontribusi bagi masyarakat.
Amoye kini menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama di media sosial. Komentar-komentar penuh semangat seperti, “Cita-citamu sungguh mulia, Nak. Kelak kamu akan menjadi guru besar untuk membangun Papua,” mendominasi tanggapan netizen yang terkesan dengan semangatnya.
Kisah Amoye adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan dukungan yang tepat, pendidikan dapat menjadi alat untuk mengubah masa depan seseorang dan komunitasnya. Semangatnya untuk menjadi guru demi mengisi kekosongan di kampungnya kini menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi masyarakat Papua yang ingin melihat generasi muda mereka mendapatkan pendidikan yang layak.
Editor : Ali Topan