x
x

Peristiwa Rudapaksa di Mojokerto Mampu Membuka Tabir Gaib Era Majapahit

Rabu, 03 Jan 2024 19:18 WIB

Reporter : Rokimdakas

JATIMKINI.COM, Tidak disangka bahwa kasus rudapaksa yang menimpa Mawar di Mojokerto, 23 Desember 2023, membuka tabir kegaiban yang selama ini hanya sebagai dongeng tentang nama-nama besar era  Majapahit. Hanya pertimbangan kemanusiaan,  tim indigo bahu membahu mendampingi korban. Hingga agenda melaporkan kasus tersebut ke Polresta Mojokerto untuk kedua kalinya ditunda karena serangan ilmu hitam yang mendera Mawar datang bertubi-tubi dengan target mati.

"Mawar akan kubuat mati. Aku 'putar giling' semua fakta supaya semua kepalsuan tertutupi. Polisi tak akan mampu membuktikan," kata roh jahat yang mengaku dari Sampit, Kalimantan Tengah, ketika berhasil ditekuk oleh Melati dalam pertarungan sengit.

Penemuan barang mistik di tubuh Mawar korban Perkosaan di Mojokerto ( Foto : Jatimkini.com / Rokimdakas )
"Penemuan barang mistik di tubuh Mawar korban Perkosaan di Mojokerto ( Foto : Jatimkini.com / Rokimdakas )"

Persahabatan Melati dengan Mawar terjalin karena keduanya bertemu dalam frekuensi pergaulan yang sama, yakni sebagai perempuan mandiri.

Keduanya mempunyai bekal pengalaman kehidupan keras di lapangan, berlatar belakang religius, serta memiliki pengetahuan gaib yang mereka warisi berdasar bobot, bibit, bebet atas leluhur masing-masing. Melati berasal dari garis Amangkurat II Surakarta sedangkan Mawar dari garis Majapahit. Kesemestaan yang mempertemukan mereka di Jakarta.

Melati memiliki kemampuan indigo yang terlatih sehingga  waskita dalam menjelajahi dimensi gaib. Pada hari Sabtu, 23 Desember 2023 malam, dia merasakan getaran roh jahat yang memengaruhi kesadaran sahabatnya, Mawar yang sedang pulang kampung di Mojokerto untuk mengurus harta warisan suaminya. Ternyata Mawar tertimpa bencana, diperkosa oleh adik mendiang suaminya bernama Thomas Steven bersama tiga orang temannya di hotel Ayola Mojokerto.  Motifnya hendak merebut warisan peninggalan kakak sulungnya.

Steven mengerahkan dua cenayang, orang yang punya kemampuan mengendalikan roh gentayangan lalu memasukkan roh-roh jahat ke tubuh Mawar hingga tak sadarkan diri ketika diperdaya beramai-ramai.

Sejak itu roh jahat menyerang ke dalam tubuh Mawar tanpa jedah. Bisa siang,  sore, pagi, atau malam. Serangan itu membuat Mawar mengigau dan ujung-ujungnya berakhir muntah darah dibarengi keluarnya benda-benda tajam berupa paku beton, serpihan kaca, jarum jahit, atau potongan pisau cutter,  yang membuat tubuh Mawar meronta kesakitan.

Dengan tatagnya, Melati mengeluarkan segala kemampuannya memberesi serangan jahat itu.

Sesekali Melati meminta bantuan Jati serta Anggrek sejawatnya yang juga berkemampuan indigo untuk melakukan perlawanan. Karena roh jahat itu tidak sendirian,  namun datang bersama roh jahat lainnya merangsek ke tubuh Mawar.

Penemuan barang mistik di tubuh Mawar korban Perkosaan di Mojokerto ( Foto : Jatimkini.com / Rokimdakas )
"Penemuan barang mistik di tubuh Mawar korban Perkosaan di Mojokerto ( Foto : Jatimkini.com / Rokimdakas )"

Roh jahat yang berhasil ditaklukkan Melati diajak berkomunikasi, sehingga Melati dan tim indigo  menguasai peta jaringan asal muasal roh, juga diketaui siapa yang memerintah roh tersebut, serta terdeteksi pula motif  serangannya. 

"Mawar akan kubuat mati dan aku 'putar giling' semua. Supaya kepalsuan tertutupi sehingga polisi tak mampu membuktikan," kata roh jahat yang mengaku dari Sampit, Kalimantan Tengah, ketika berhasil ditekuk oleh Melati dalam pertarungan sengit.

Diketahui bahwa Mawar memiliki harta kekayaan tanah dan rumah, warisan dari almarhum suaminya yang  wafat tahun 2018 di Jakarta lalu dimakamkan di Mojokerto.

PUTRI ANGGUN

Melati dan Mawar akhirnya sepakat membangun dukungan kekuatan dari energi positif yang bersumber alam semesta.

Mawar sejatinya memiliki kemampuan indigo serupa Melati. Namun,  ketajaman indigo Mawar kurang terasah,  namun masih mampu menerobos wilayah gaib.

Tim Indigo bentukan Melati akhirnya bergerak ke Petirtaan Jolotundo peninggalan Raja Majapahit, Raden Wijaya.  Sebuah kolam pemandian raja yang dialiri tujuh sumber mata air  untuk penjernih jiwa, terletak di kaki Gunung Penanggungan, kawasan hutan jati yang lebat di Trawas,  Mojokerto.

Tengah malam di kolam petirtaan Jolotundo itu,  tiba-tiba Melati dengan mata bathinnya melihat sosok putri cantik jelita berambut panjang terurai dengan busana ala puteri keraton berikut selendang yang disampirkan di kedua tangannya,  bukan diselempangkan di bahu. Kepala sang putri terdapat mahkota berwarna kuning emas bercahaya. 

Melati segera  memberi salam hormat seraya mengangkat kedua telapak tangan menangkup di dada.

"Beliau tersenyum,  merestui kedatangan kami di Jolotundo untuk bersuci dan kepentingan memperjuangkan Mawar dalam menegakkan kebenaran dengan menumbangkan kejahatan," kata Melati yang geram terhadap serangan jahat ke Mawar.

Penampakan puteri jelita itu juga disaksikan Mawar saat menceburkan diri di kolam keputren Jolotundo.

"Telinga kiri saya lamat-lamat mendengar suara gamelan. Sedang telinga kanan mendengar suara bacaan Hanacaraka. Tak lama,  muncul kereta kuda kencana warna kuning emas.  Lalu,  turunlah putri cantik bertubuh tinggi semampai bergerak mendekati saya. Itu mirip dengan mimpi saya ketika saya masih kecil, " lanjut Mawar usai keluar dari kolam.

DISERANG LAGI

Tak lama kemudian,  roh jahat kembali menyerang Mawar. Bahkan Melati pun ikut terdampak atas serangan jahat.  Melati dan Mawar bergelimpangan di tanah. Namun anggota tim indigo lainnya, Angrek dan Sugeng, orang baru yang tiba-tiba hadir bertindak melawan serangan sehingga Melati dan Mawar terselamatkan.

Pertemuan Melati dan Mawar dengan putri berparas cantik itu tak berlangsung lama. Namun Melati dan Mawar puas melihat putri itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Namun,  mengapa roh jahat itu masih mampu menembus kawasan Jolotundo? 

"Meski energi ilmu hitam  berhasil memperdayai Melati dan Mawar di pelataran Jolotundo namun energi alam Jolotundo yang mengeluarkan energi jahat dari tubuh Melati dan Mawar, " kata Anggrek, indigo asal Jombang.

Tim Indigo akhirnya meninggalkan petirtaan tengah malam bersamaan turun hujan deras yang mengguyur kawasan Jalatunda.

Dalam perjalanan ke tempat istirahat, mereka mengingat pesan Sugeng agar membeli dengan hijau. Sebelum minum dia berjanji mengirimkan narasi doanya.

Sesampai di rumah budenya Melati, Jati, indigo dari Surabaya tiba menyaksikan Melati dan  Mawar mereguk air kelapa muda itu.  Apa yang terjadi? Mawar muntah darah disertai dua batang paku beton.

Apakah air kelapa muda mampu meredam santet?

( Bersambung )

Laporan Khusus : Rokimdakas

Editor : Ali Topan

LAINNYA