x
x

Kitab Sirr al-Asrar : Perjalanan Menuju Cahaya

Senin, 24 Feb 2025 11:23 WIB

Reporter : Redaksi

Kitab Sirr al-Asrar (Rahasia di Balik Rahasia) sering dikaitkan dengan Syekh Abdul Qadir Al Jailani, seorang ulama, sufi, dan pendiri tarekat Qadiriyah yang lahir pada tahun 1077 M di Jailan (sekarang Iran) dan wafat pada tahun 1166 M di Baghdad, Irak.

Tarekat Qadiriyah adalah salah satu tarekat sufi tertua dan paling berpengaruh dalam tradisi Islam, menekankan ketaatan kepada syariat, penyucian jiwa, dzikir, serta cinta dan kepasrahan total kepada Allah.

Meskipun tanggal pasti penulisan kitab ini tidak diketahui, Sirr al-Asrar diyakini ditulis atau disusun berdasarkan ajaran Syekh Abdul Qadir Al Jailani pada abad ke-12 M.

Banyak ulama berpendapat bahwa kitab ini merupakan kumpulan nasihat dan ceramah spiritual yang dibukukan oleh murid-muridnya setelah beliau wafat.

Kitab ini menguraikan perjalanan hidup spiritual, ibarat gelapnya malam yang di ujungnya terdapat seberkas cahaya hakikat, inti kebenaran yang tersembunyi di balik lapisan dunia.

Syekh Abdul Qadir Al Jailani membimbing pembaca melalui empat lapisan kebenaran: Syariat, Tarekat, Hakikat, dan Ma’rifat. Syariat adalah gerbang pertama, ibarat samudra luas yang permukaannya dipenuhi aturan dan hukum.

Tanpa memahami syariat, perjalanan spiritual hanyalah angan-angan kosong. Namun, berhenti di syariat saja tidak cukup.

Perjalanan berlanjut ke Tarekat, jalan sunyi bagi mereka yang berani meninggalkan hiruk-pikuk dunia dan menyelami samudra batin. Di sini, seorang pencari kebenaran tidak hanya beribadah secara lahiriah, tetapi juga menyucikan jiwanya.

Lapisan berikutnya adalah Hakikat, di mana seorang salik (pejalan spiritual) mulai melihat dunia bukan dengan mata, tetapi dengan nurani yang telah disucikan. Rahasia di balik eksistensi mulai tersingkap, dan yang tampak bukan lagi sekadar jasad, melainkan esensi.

Namun, perjalanan tidak berhenti di sini. Lapisan terakhir adalah Ma’rifat, puncak pencarian di mana seorang hamba menyatu dalam kehendak Allah. Ibarat lilin yang meleleh dalam cahaya api, ia tidak lagi melihat dirinya sebagai entitas terpisah, melainkan bagian dari kemuliaan Ilahi.

Syekh Abdul Qadir Al Jailani menekankan bahwa perjalanan menuju ma’rifat bukan sekadar perjalanan intelektual, tetapi perjalanan hati dan jiwa. Seorang pencari harus berani melepaskan segala yang fana untuk menggapai yang abadi.

Dunia, sebagaimana sering ia sampaikan, hanyalah fatamorgana yang menipu mereka yang belum terbuka hatinya. Bagi mereka yang terjebak dalam keindahan dunia, perjalanan ini tampak mustahil. Namun, bagi yang siap menyerahkan diri, pintu demi pintu akan terbuka.

Seperti kata Syekh Abdul Qadir Al Jailani, "Jika engkau ingin dekat dengan Allah, bersihkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Dia. Jangan sibukkan dirimu dengan dunia dan hawa nafsu, karena keduanya akan menjauhkanmu dari-Nya."

Dunia dan hawa nafsu adalah penghalang besar yang menutupi hati dari cahaya kebenaran. Hanya dengan membersihkan hati, cahaya Ilahi dapat memantul dengan sempurna.

Sirr al-Asrar bukan hanya panduan untuk memahami Islam lebih dalam, tetapi juga peta jalan bagi para pencari kebenaran yang haus akan hakikat.

Setiap kata dalam kitab ini mengandung hikmah mendalam, mengajak pembaca untuk melepaskan diri dari kegelapan menuju cahaya.

Perjalanan menuju Allah penuh dengan ujian, cobaan, dan rintangan, tetapi bagi mereka yang berjalan menuju-Nya, Allah akan berlari menyambut. Bagi yang mengetuk, pintu akan dibukakan. Dan bagi yang mencari, cahaya akan ditemukan.

Kitab ini adalah undangan untuk menyelam lebih dalam, melampaui batasan dunia, dan menemukan cahaya yang tersembunyi di balik tirai ilusi. Sebab, di ujung perjalanan, hanya ada satu kenyataan: Allah, dan hanya Allah, yang sesungguhnya ada.

Penulis : Bambang Eko Mei
Pemerhati Sosial

Kanal Kolom adalah halaman khusus layanan bagi masyarakat untuk menulis berita lepas.

Redaksi Jatimkini.com tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut

 

Editor : Redaksi

LAINNYA