x
x

Healing Prof. Bambang Tjahjadi Dengan "Menari" Di Atas Kanvas

Jumat, 07 Feb 2025 18:52 WIB

Reporter : Rokimdakas

JATIMKINI.COM, Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat manusia kerap mencari celah untuk bernapas. Mencoba menemukan jeda dari beban pikiran yang kian menumpuk. Ada yang melepas penat dengan bertualang ke pegunungan, ada pula yang menenangkan diri di antara debur ombak. Namun Prof. Dr. Bambang Tjahjadi, SE yang akrab disapa Mas Mbeng, healing bukan sekadar perjalanan ke alam melainkan perjalanan ke dalam diri sendiri melalui kanvas dan sapuan kuas penuh warna.

"Jika ada yang memilih untuk bertamasya ke pegunungan atau hutan maka saya justru memindahkan gunung dan flora di atas kanvas. Kenikmatan selama memprosesnya sulit diutarakan secara verbal karena saya menghayati diri yang tenggelam dalam lautan estetik," ungkap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya ini.

TAK PERNAH PADAM

Meski dikenal sebagai ekonom ulung, dunia seni rupa bukanlah sesuatu yang asing bagi Mas Mbeng. Sejak remaja kecintaannya pada seni sudah merebak. Di masa SMA bahkan bercita-cita menempuh pendidikan seni rupa di Yogyakarta. Namun garis takdir membawanya ke lain jalur. Sang ayah mengarahkan langkahnya ke Fakultas Ekonomi Unair.

Bagi sebagian orang pilihan akademik yang berbeda bisa menjadi titik akhir bagi impian masa muda. Namun bagi Mas Mbeng seni bukanlah sekadar hobi yang bisa ditinggalkan begitu saja. Ia terus merawat kecintaannya pada lukisan dengan menyelipkan waktu di antara kesibukan akademik untuk bermain dengan warna dan bentuk.

Ketertarikannya pada seni rupa membawanya mengagumi dua maestro Indonesia, yaitu Affandi yang ekspresif dan Basuki Abdullah yang realis. Dari keduanya dirinya belajar bahwa seni bukan sekadar tampilan visual melainkan juga ekspresi jiwa. Bentuk tari emosional yang melambari goresan.

PENGHARGAAN

Setelah bertahun-tahun melukis untuk dirinya sendiri sejak 2005 akhirnya pada tanggal 4 hingga 9 Februari 2025 Mas Mbeng menyajikan puluhan karyanya dalam sebuah pameran tunggal di Gedung Balai Pemuda Surabaya. Pameran ini bukan sekadar ajang unjuk karya tetapi juga sebuah perayaan ulang tahunnya ke-68. Inilah perpaduan antara seni rupa, budaya, dan dedikasi seorang akademisi yang tak pernah melupakan jati dirinya.

Nuansa pameran ini semakin berwarna dengan peragaan keris, wayang krucil, dan batik, menjadikannya lebih dari sekadar pameran lukisan tetapi ruang apresiasi seni yang begitu kaya.

"Even ini merupakan penghargaan yang kami haturkan kepada dosen bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-68," ujar Eko Bening, civitas ekonomi Unair sekaligus koordinator pameran.

Tak hanya mahasiswa dan rekan sejawat yang hadir, pameran ini juga menarik perhatian para alumni. Salah seorang adalah Joseph Theodorus Wulianadi, sosok di balik brand legendaris Mr. Jogger dari Bali.

"Saya salut pada Mas Mbeng karena masih meluangkan waktunya untuk mengekspresikan diri dalam seni rupa," tutur Joseph yang melihat semangat Mas Mbeng sebagai inspirasi bagi siapa saja yang ingin terus berkarya.

MENYEMBUHKAN

Di usia yang semakin matang, Mas Mbeng membuktikan bahwa kreativitas tak mengenal batas waktu. Bagi dirinya melukis bukan sekadar aktivitas mengisi waktu luang melainkan bentuk healing, cara untuk tetap waras di tengah kesibukan dan rutinitas akademik.

Dalam setiap goresan seakan menemukan dirinya kembali. Dalam setiap sapuan warna, ia merasakan ketenangan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Seni bagi Mas Mbeng merupakan ruang di mana ia bisa bebas menari, bukan dengan langkah kaki tetapi dengan kuas yang bergerak lincah di atas kanvas. Hidup serasa lebih hidup.

Editor : Ali Topan

Kopilot
LAINNYA