Reporter : Peni Widarti
JATIMKINI.COM, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan kunjungi kebun tebu dan pabrik gula Kwalamadu Selasa (21/1/2025) seusai menggelar rapat koordinasi terbatas dengan kementerian terkait, forkopimda Sumatera Utara dan BUMN termasuk PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
”Tadi saya lihat kebun memang tidak sebagus yang di Lumajang dan di Malang. Lumajang dan Malang bagus sekali produksinya bisa di atas 100 ton per hektar, mungkin 120 ton per hektar sampai 150 ton per hektar. Tapi yang di sini di bawah 70 ton per hektar dan tadi sudah akan di revitalisasi semuanya,” ujar Zulkifli dalam rilis, Rabu (22/1/2025).
Pihaknya berharap segera dilakukan penggantian pola tanam dan menggunakan varietas tebu baru, mengingat varietas yang saat ini digunakan merupakan varietas lama.
"Termasuk perlu (diganti) bibit ya pak, bibitnya sudah kadaluwarsa, usang akan diperbaharui sehingga dalam 2 tahun akan naik 100 persen produksinya,” terangnya lebih lanjut.
Menko Pangan itu juga memberikan apresiasi kepada PTPN Group dan SGN yang telah memberikan komitmen dalam menjalankan program inisiatif mendukung terwujudnya Astacita pemerintah melalui kemandirian pangan dengan swasembada gula nasional.
"Mereka bekerja keras, bekerja dengan sungguh sungguh, bekerja dengan sepenuh hati. Beliau berdua ini ya saya apresiasi dan mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya Pak Ghani dan Pak Mahmudi ini pahlawan kita dalam swasembada pangan luar biasa,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari pencapaian kemandirian pangan, Zulkifli mengharapkan sinergi dengan pemerintah daerah setempat dengan melibatkan masyarakat bertani tebu. Di samping memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan juga akan membantu tercapainya swasembada gula.
"Saya tadi juga mengajak Bupati dan anggota DPR untuk mendata wilayah yang cocok tanaman tebu di mana saja karena sangat menguntungkan. Di Sumatera Utara saja perlunya 150.000 ton belum ditambah Aceh kan Aceh itu 150.000, kita baru 30.000. Jadi kurangnya banyak ya jadi sangat menguntungkan. Kita mengajak nanti yang cocok hanya untuk tebu. Kita ajak masyarakat kerjasama perusahaan dapat bahan baku supaya dapat keuntungan yang berlipat lipat,” harap Zulkifli.
Sebagaimana diketahui PTPN III (Persero) melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) mendapat penugasan untuk mengawal swasembada gula konsumsi dan nantinya swasembada gula secara nasional Perpres 40 Tahun 2023.
Direktur Utama SGN menyampaikan komitmen bahwa dengan program inisiatif yang dijalankan, SGN dapat meningkatkan produksi sehingga mempunyai memenuhi kebutuhan gula Sumatra Utara.
"Sebelumnya PG di sini mensupport sekitar 20% dari kebutuhan gula Sumatera Utara diharapkan dalam 3 tahun kedepan bisa mensupport kurang lebih sekitar 50% hingga 60%. Sehingga disparitas harga antara Jawa, Bali dan Sumatera Utara itu tidak terlalu tinggi. Saya kira itu yang ditugaskan beliau ke kami", ungkap Mahmudi.
Ia menyebut rencana untuk pertambahan luasan lahan tebu di antaranya melalui kerjasama dengan petani tebu rakyat. Saat ini luas lahan tebu SGN berada di 6.200 hektar. Pada 2027 direncanakan berada di 9.000 hektar tersebar di Kuala Madu dan Semayang.
“Kita juga ditugaskan memperluas tebu rakyat. Sudah berkomunikasi dengan Bupati Langkat dan Bupati Binjai. Nanti akan kita coba follow up untuk lebih mempercepat lagi tugas yang diberikan,” ujarnya.
Menurut Mahmudi varietas tebu yang saat ini di kebun Kwala Madu merupakan jenis varietas lama dan perlu dilakukan penggantian varietas baru sehingga ada peningkatan produktivitas gula.
Varietas yang ada sekarang adalah varietas BZ. Itu varietas yang sudah ditinggal di masa lalu. Nah, sekarang kita akan menggunakan varietas Nusantara. Kemudian akan ada introduksi di Sumatera Utara dan tahun ini sudah 600 ha untuk kemudian introduksi varietas baru yang ada di wilayah 2025 kedepan.
“Tahun 2025 ini meningkat produksinya, yang kemarin hanya 13.000 ton, tahun ini Insya Allah kita 21.000 ton gula,” tambah Mahmudi.
Pihaknya menyebut pergantian varietas tersebut akan meningkatkan produktivitas, yang saat ini di 70 ton per hektar nanti akan meningkat menjadi 85 ton per hektar, demikian juga dengan rendemen yang juga akan ada peningkatan yang saat ini di 6,5% menjadi setidaknya 8%.
"Penggantian varietas diharapkan ada peningkatan signifikan, yang artinya 3 tahun kedepan, pada 2027 kita ditugaskan untuk memproduksi gula dua kali lipatnya,” pungkasnya.
Editor : Peni Widarti