x
x

Waspadai Ancaman Virus HMPV

Senin, 06 Jan 2025 15:31 WIB

Reporter : Rokimdakas

JATIMKINI.COM, Di awal tahun 2025 virus Human Metapneumovirus (HMPV) menjadi sorotan dunia kesehatan, terutama setelah lonjakan kasus yang terjadi di China pada akhir 2024. Meski virus ini belum terdeteksi di Indonesia namun perlu bersikap waspada. Pasalnya, virus ini berpotensi menyerang anak-anak balita, lansia serta mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.

Agar lebih siap menghadapi ancaman HMPV perlu mengenali lebih dalam tentang virus ini, dampaknya juga cara  mencegah penyebarannya.

HMPV adalah virus dari famili Pneumoviridae yang menyerang saluran pernapasan atas dan bawah. Gejalanya sering kali mirip flu biasa, seperti demam, pilek, batuk, hingga sesak napas. Namun, bagi kelompok rentan, infeksi ini bisa berkembang menjadi kondisi serius seperti pneumonia atau bahkan kegagalan pernapasan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), bagi yang terinfeksi untuk pertama kali memiliki penyakit kronis atau berusia di atas 65 tahun berisiko lebih besar mengalami gejala berat. Hingga saat ini belum ada vaksin atau obat antivirus khusus untuk HMPV. Pengobatan yang tersedia hanya bersifat suportif, misalnya memberikan oksigen atau dekongestan untuk meredakan gejala.

JANGAN PANIK

Di Malaysia, HMPV bukan hal baru. Sepanjang 2024, negara ini mencatat 327 kasus positif. Namun, infeksi ini tidak termasuk penyakit yang wajib dilaporkan. Meski begitu angka tersebut menunjukkan bahwa HMPV dapat menjadi ancaman yang serius jika tidak ditangani dengan baik.

Di Indonesia hingga awal 2025, Kementerian Kesehatan belum melaporkan adanya kasus HMPV. Meski begitu langkah antisipasi seperti surveilans penyakit menular terus dilakukan. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan  meskipun belum ada pembatasan perjalanan ke China.

Indonesia memiliki pengalaman dalam menghadapi wabah seperti flu burung (H5N1) yang merebak pada 2005-2017. Berkat strategi mitigasi seperti surveilans aktif dan kampanye kesehatan, penyebaran penyakit kala itu berhasil ditekan. Pengalaman ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi potensi ancaman HMPV.

Tetapi kewaspadaan tidak berarti panik. Edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci utama. Langkah sederhana seperti mencuci tangan, memakai masker di tempat ramai, dan menerapkan etika batuk terbukti efektif dalam mengurangi risiko penularan berbagai penyakit pernapasan.

Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran HMPV.

Pemerintah dan media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi akurat tentang HMPV. Masyarakat perlu memahami cara pencegahan dan kapan harus berkonsultasi ke dokter.

Budaya hidup sehat seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, dan memakai masker di tempat umum, seharusnya menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari.

Perhatian pada kelompok rentan anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki gangguan kekebalan tubuh harus lebih dilindungi, misalnya dengan menghindari keramaian atau tempat tertutup selama terjadi wabah.

Virus HMPV memang belum masuk ke Indonesia tetapi kewaspadaan tetap diperlukan. Lonjakan kasus di Asia menunjukkan betapa pentingnya edukasi, surveilans dan penerapan langkah pencegahan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Dengan membangun budaya hidup bersih dan sehat, kita tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga membantu menekan risiko penyebaran virus di sekitar kita.

 

 

Editor : Ali Topan

LAINNYA