x
x

Meramu Skenario Nol Emisi Karbon Ala Merdeka Copper Gold

Selasa, 01 Okt 2024 13:48 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berupaya merealisasikan komitmennya untuk secara signifikan mengurangi emisi karbon di sejumlah wilayah operasional tambang, salah satunya dengan pemanfaatan energi berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).

Corporate Communications Merdeka Copper Gold, Tom Malik menjelaskan, upaya mendorong tercapainya cita-cita Net Zero Emission (NZE) 2060 sudah lebih dulu direalisasikan oleh anak usaha MDKA yakni PT Bumi Suksesindo (BSI) di wilayah Tambang Emas Bukit Tujuh Banyuwangi melalui pembelian listrik berbasis EBT dari PLN.

“Akhir 2022, kami telah menandatangani sertifikat EBT dari PLN, sehingga semua energi listrik yang digunakan BSI berasal dari panas bumi yang ada di Jawa Barat. Itu komitmen Merdeka Copper Gold,” katanya kepada Jatimkini beberapa pekan lalu.

Melalui pembelian sertifikat EBT dari PLN tersebut, target mengurangi emisi karbon BSI dari energi listrik sudah tercapai 70%, sebab energi listrik yang digunakan adalah 100% EBT.

Selain itu, lanjut Tom, MDKA sudah melakukan pilot proyek untuk penggunaan energi listrik dari solar panel untuk kantor. Saat ini bahkan tengah melakukan studi kelayakan untuk penggunaan solar panel di Tambang Tembaga Wetar - Maluku Barat Daya.

“Di Wetar selama ini kami pakai genset, tapi 2 - 3 tahun terakhir ini kami sudah ganti genset yang lebih efisien 10% dengan emisi yang lebih rendah. Nah kalau di PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), nanti kalau di tengah tambang sudah diambil nikelnya, akan ada kawasan industri dan beberapa tahun ke depan kita akan mulai studi untuk bangun dam/bendungan untuk pengembangan PLTA,” jelasnya.

Sementara itu, lanjut Tom Malik, proyek Emas Pani di Gorontalo, juga sudah melakukan Mou dengan PLN untuk suplai listrik EBT. Namun karena baru beroperasi tahun depan, MDKA masih belum lakukan kontrak karena suplai EBT PLN masih terbatas.

Menurutnya, upaya-upaya tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan, sosial dan tata kelola yang bertanggung jawab. Bukan hanya itu, Environmental, Social and Governance (ESG) juga menjadi tuntutan bagi perusahaan guna memenuhi permintaan investor yang semakin peduli dengan dampak lingkungan.

“ESG penting karena menunjukan komitmen perusahaan, dan salah satu cara mengelola risiko. Dari sisi luar, ESG menjadi syarat perusahaan untuk mendapatkan pinjaman modal, bank melihat ranking ESG, kalau bagus mungkin ada insentif bunga lebih rendah dan mudah pencairannya,” katanya.

Untuk diketahui, seluruh pengendalian emisi Merdeka Copper Gold ini selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 61/2011 tentang Rencana Aksi Penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) dan Peraturan Presiden Nomor 71/2011 tentang Pencatatan Inventarisasi GRK Nasional.

Sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060, Merdeka telah menerbitkan Komitmen Nol Bersih yang dilanjutkan dengan GHG Emissions Reduction Roadmap. Merdeka menargetkan pengurangan intensitas emisi sebesar 50% untuk produk tembaga dan emas dan 29% untuk produk asam. 

“Strategi kami menuju komitmen Nol Bersih adalah dengan melakukan substitusi dan efesiensi energi, reklamasi lahan operasi tambang, dan rehabilitasi lahan kompensasi. Kami terus mencari potensi perbaikan dan langkah-langkah alternatif untuk mencapai tujuan tersebut,” imbuh Tom Maik.

 

Editor : Redaksi

LAINNYA