Reporter : Rokimdakas
JATIMKINI.COM, Keretakan hubungan antar teman, kelompok maupun golongan mewarnai kontestasi Pemilihan Presiden Indonesia 2024. Betapa para pendukung kandidat saling menghujat, menebar fitnah dan hoaks. Keprihatinan ini yang mengusik para spiritualis untuk melakukan doa bersama lintas keimanan seraya berharap pertolongan Tuhan untuk menyelamatkan tanah air.
Para spiritualis menghimpun kekuatan bersama di Jolotundo Mojokerto, Rabu, 7 Februari 2024. Tujuh pendoa keselamatan bagi negara dan bangsa silih berganti menghaturkan puji-pujian serta mengharap pertolongan Tuhan.
Diantaranya, Gatot Hartoyo, Ketua Adat dan penganut Kapitayan, agama purba Nusantara, Romo Sariono penganut Budha, Pinandita Katiran Yudianto (Hindu). Muhammad Faqih (Islam) serta Christ Wibisono penganut Katholik.
"Acara doa lintas iman seperti ini juga dilakukan oleh teman-teman di Jawa Tengah," tutur Christ Wibisono, antropolog yang berperan sebagai pemrakarsa acara.
Yang melandasi penyelenggaraan doa bersama ini karena keprihatinan nasional saat menimbulkan keretakan antar teman, saudara, dan lingkungan sosial.
"Kita semua berharap agar keretakan itu kembali utuh, tidak lagi friksi. Pertikaian itu timbul akibat fanatisme terhadap kandidat calon presiden dan wakilnya sehingga mencederai kerukunan warga bangsa. Ini sangat memprihatinkan," tutur Christ.
Harapan yang disandarkan Christ adalah jangan sampai pesta demokrasi ini mengganggu kerukunan dan ketentraman di tanah air hanya karena manuver politik yang liar.
"Nusantara ini adalah tanah pusaka milik kita semua. Ciptakan kerukunan, damai kembali," harapan Christ.
Acara yang dihadiri sekitar 50 undangan berlangsung sederhana di tlatah Jolotundo yang dinilai sebagai wilayah sakral memancarkan aura spiritual. "Kekuasaan di Jawa bermula dari sini," terang peneliti situs purbakala tersebut.
Di tahun 2021, ketika pandemi Covid-19 memuncak, Christ Wibisono juga menggelar doa bersama lintas iman. Tak lama setelahnya pandemi melandai dan reda.
Editor : Ali Topan