Reporter : Peni Widarti
JATIMKINI.COM, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula mendapat target peningkatan produksi gula kristal putih (GKP) hingga 2,2 juta ton pada 2028.
Target tersebut sejalan dengan implementasi Peraturan Presiden (Perpres) 40/2023 dalam meningkatkan target perluasan area tanam tebu hingga 179.000 ha guna mewujudkan swasembada gula.
Direktur Utama SGN, Aris Toharisman mengatakan, saat ini SGN sendiri juga terlibat dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangan, Energi dan Kehutanan di Merauke sebagai bagian dari upaya pencapaian swasembada gula nasional.
“SGN bersama P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia) telah memulai uji adaptasi varietas tebu unggul di sana sejak Desember 2023. Rencananya lebih dari 1 juta ha lahan di Merauke akan dijadikan kebun tebu,” jelasnya, Selasa (6/2/2024).
Mulai tahun ini pun, lanjut Aris, SGN akan mengelola lahan HGU (Hak Guna Usaha) eks PTPN XIV di Sulawesi. Ada sekitar 11.000an ha lahan yang akan digarap secara bertahap.
“Kami ingin tunjukkan bahwa SGN bisa memperbaiki kinerja tebu di Bone, Camming dan Takalar. Protas dan rendemen harus meningkat,” katanya.
Selain itu, tambah Aris, SGN bersama Pertamina saat ini juga sedang mengkaji pengembangan bioethanol untuk bahan bakar. Rencana pembangunan pabrik bioethanol di Glenmore Banyuwangi dan Jatiroto Lumajang sedang dalam pembahasan.
Seperti diketahui, bioetanol bisa didapatkan dari tetes tebu atau molasses yang merupakan produk samping pengolahan gula dan merupakan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.
Menurut Aris, tantangan, peluang dan penugasan kepada SGN akan bisa diatasi dengan sukses bila semua insan SGN bersatu, bersinergi, kompak dan satu visi. Di samping itu, terdapat tantangan eksternal yang harus dihadapi seperti dampak El Nino terhadap penurunan protas tebu masih akan berlanjut, ketidakpastian harga gula domestik, impor gula yang mulai berdatangan, serta persaingan tebu giling yang semakin ketat.
“Untuk itu manajemen akan merumuskan strategi dan langkah 2024 secara cermat dan matang dengan memperhatikan risk management,” tambahnya.
Ia menambahkan, pada tahun lalu, SGN telah berhasil mencatatkan kinerja laba yang positif 2 digit, dengan Ebitda (earning before interest tax, depreciation, and amortization) di atas Rp1 triliun dan jauh di atas capaian 2022 ketika pabrik gula (PG) masih belum dikelola oleh SGN.
“Keberhasilan kinerja 2023 tersebut merupakan wujud kerja keras, sinergi dan team work seluruh insan SGN, terutama dalam menjalankan strategi, tata kelola dan pencapaian program kerja korporasi,” ujarnya.
Meski demikian, kata Aris, SGN terus akan melakukan koordinasi internal, di antaranya menyatukan budaya kerja, standarisasi renumerasi dan SDM. Sebab, salah satu penyebab keberhasilan adalah karena kesolidan dan kekompakan karyawan serta manajemen SGN.
“Terdapat banyak variasi sistem di antara 7 PTPN Gula yang bergabung dalam SGN, sehingga proses integrasinya memerlukan waktu, kalkulasi cermat dan akurat agar perusahaan tetap bertumbuh berkelanjutan,” imbuhnya.
Editor : Redaksi