x
x

Dampak Ekonomi Global, Ekspor Jatim 2023 Melorot 10 Persen.

Selasa, 16 Jan 2024 17:58 WIB

Reporter : Alvian Yoananta

JATIMKINI.COM, Kinerja ekspor non migas dari Provinsi Jawa Timur di sepanjang Januari - Desember 2023 tercatat sebesar US$20,64 miliar atau mengalami penurunan 10 persen dibandingkan realisasi selama 2022 yakni sebesar US$22,94 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Zulkipli mengatakan penurunan kinerja ekspor terjadi karena terdampak kondisi perekonomian negara mitra dagang utama Jawa Timur seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, India, dan Thailand.

“Dilihat dari data Manufacturing PMI Indonesia dan beberapa mitra dagang utama pada Desember 2023 terlihat mengalami penurunan nilai manufacturing PMI. Hanya Tiongkok yang mengalami peningkatan nilai manufacturing PMI,” katanya, Selasa (16/1/2024).

Dia menerangkan, sejumlah negara yang mengalami peningkatan permintaan barang dari Jatim di antaranya seperti Swiss, Hong Kong, Singapura, India dan Uni Emirat Arab (UEA). 

Sementara, negara yang mengalami penurunan permintaan barang dari Jatim di antaranya yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, Jepang dan Amerika Serikat. Pada tahun lalu, tercatat pangsa pasar ekspor terbesar Jatim yakni Tiongkok dengan total nilai ekspor mencapai China US$3,01 miliar, disusul Jepang US$2,70 miliar, Swiss US$1,02 miliar dan AS US$2,79 miliar.

“Meski sepanjang tahun lalu kinerja ekspor Jatim turun, tetapi pada Desember 2023 mengalami kenaikan 6,5 persen, yakni pada November 2023 tercatat ekspor non migas US$2,11 miliar menjadi US$2,16 miliar pada Desember 2023,” imbuhnya.

Lebih detail, dari Januari - Desember 2023, ekspor non migas Jatim dari sektor pertanian mengalami penurunan -19,16 persen, barang industri pengolahan -9,50 persen, dan sektor pertambangan dan lainnya -15,25 persen.

Adapun sejumlah golongan barang dari Jatim yang mengalami peningkatan permintaan pasar ekspor pada 2023 di antaranya yakni perhiasan/permata, tembakau dan rokok, mesin dan perlengkapan listrik, olahan dari tepung, garam, belerang, batu dan semen.

Sedangkan, golongan barang yang mengalami penurunan permintaan yakni kayu dan barang dari kayu, berbagai produk kimia, perabotan lampu dan alat penerangan, lemak dan minyak hewani/nabati, serta tembaga.

 

 

 

Editor : Ali Topan

LAINNYA