Reporter : Rokimdakas
JATIMKINI.COM, Usai ritus pembakaran enam roh dan melarung di laut Pasuruan, tim indigo kembali ke hotel Almas Mojokerto. Begitu tubuh mereka menyentuh jok mobil langsung tertidur, saking lelahnya. Energi mereka benar-bener terkuras sepanjang Jumat, 28 Desember 2023 pagi hingga Sabtu subuh.
“Kami harus bergerak cepat untuk membantu Mawar yang terus diganggu roh jahat kiriman cenayang bayaran,” tutur Melati didampingi Jati, rekan sesama indigo dari Surabaya.
Energi tim pendamping benar-benar terkuras. Betapa tidak, Melati bersama ibunya tiba dari Jakarta Jumat pagi langsung menjemput sahabatnya yang menjadi korban rudapaksa oleh adik mendiang suaminya di sebuah hotel di kota onde-onde. Atas anjuran Jati, Melati perlu membawa Mawar untuk ritual di petilasan Troloyo, Trowulan.
Agenda selanjutnya melapor ke kantor kepolisian resort kota (Polresta) Mojokerto. Korban kemudian diajak anggota polisi ke tempat kejadian perkara (TKP). Begitu berada di depan kamar 922 hotel Ayola, Mawar pingsan. Pihak hotel berinisiatif menolong Mawar dengan mengantar ke Kamar Medika, rumah sakit tempat Mawar mengurus visum di malam yang paling kelam sepanjang hidupnya.
Sesampai di rumah sakit Mawar siuman, melihat kondisi sahabatnya tidak mengkhawatirkan, Melati segera melanjutkan perjalanan mistis ke Pasuruan untuk mencari kawasan laut guna melakukan pembakaran roh lalu dilarung.
Dari tujuh roh yang mengganggu Mawar, enam diantaranya sudah diatasi, tinggal roh Encim, perempuan berbahasa oriental yang ditunda karena dianggap bisa jadi sumber penting pengungkapan rencana pelaku untuk merebut harta warisan Mawar dari mendiang suaminya.
Sabtu pagi usai ritual di tengah laut, kondisi Mawar jauh lebih baik dari sebelumnya. Rona wajahnya tampak cemerlang, orangnya ‘fibes’, ramah, tutur bahasanya santun, mencerminkan kecerdasan.
Di pagi yang menggembirakan itu rombongan yang terdiri atas korban, tim indigo dan jurnalis (termasuk jatimkini.com) bercengkerama di teras hotel Almas.
Saat itu Melati mengungkapkan kecurigaannya setelah menghubungi petugas Polresta menanyakan hasil pemeriksaan rekaman CCTV hotel Ayola pada hari Sabtu, 23 Desember 2023, malam.
“Saya tadi telpon pada polisi yang mendampingi ke TKP. Saya heran dengan keterangannya, katanya gambar CCTV-nya kabur. Aneh, hotel sekelas Ayola mosok begitu?. Ketika saya minta keterangan lebih lanjut, telponnya dimatikan,” ungkap Melati, “Juga ketika konfirmasi ke rumah sakit Kamar Media, pihak rumah sakit juga tidak mengakui kalau Mawar pernah mengurus visum di sana. Ini ada apa ya? Kok pada kompak?”
Di kala kondisinya membaik pagi itu, Melati mengajak dialog Mawar mengingat kejadian setelah digelandang oleh seorang familinya bernama Damar, warga Desa Prajurit Kulon, Mojokerto, dimasukkan mobil yang di dalamnya terlihat Thomas Steven, adik kandung mendiang suami Mawar beserta dua orang yang kemudian diketaui sebagai cenayang, orang yang bisa mengendalikan roh gentayangan. Sesampai hotel Mawar diperkosa ramai-ramai.
Melati : Setelah peristiwa itu apa yang kamu alami?
Mawar : Aku diantar salah seorang dari empat orang yang ada di kamar ke teras hotel, saya ditinggal di situ sendirian. Kemudian ada “Ibu” datang dengan mengendarai mobil mengajak saya ke rumah sakit untuk mengurus visum.
Melati : Itu atas anjuran saat saya lewat telpon dari Jakarta supaya segera membawa kamu ke rumah sakit. Waktu itu kamu pakai baju apa?
Mawar : Ya baju putih bawahan hitam seperti ini, pakai kerudung model bergo. Tapi sama ibu saya dibawain baju baru untuk ganti, katanya supaya tampak rapi. Sebetulnya saya nggak mau tapi dia memaksa akhirnya saya nurut doang. Waktu itu saya sudah nggak pakai celana dalam, karena jijik lalu saya buang di kamar hotel. Sehari-hari saya sih pakai baju seperti ini doang karena dari Jakarta saya nggak bawa banyak baju.
Melati : Sampai di rumah sakit kamu diapain?
Mawar : Saya disuruh ganti pakaian pasien warna biru muda lalu ditangani dokter. (Maaf, untuk penuturan lebih lanjut tidak patut disampaikan, pen)
Melati : Setelah peristiwa itu bagaimana tanggapan keluarga?
Mawar : Saya heran juga ya, ibu kok nggak tampak sedih atau gimana gitu?. Kemudian kakak saya mengajak untuk menemui pihak hotel agar diperkenankan melihat rekaman CCTV tapi oleh resepsionis berama Ayu tidak diperkenankan. Kami kecewa akhirnya pulang.
Perlu diketaui bahwa sejak kecil Mawar diasuh oleh tantenya yang kemudian dipanggil dengan sebutan ibu sedang ibunya sendiri disapa emak. Hal itu dikarenakan “weton” kelahirannya sama dengan ibu kandungnya. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, si anak tidak boleh serumah dengan ibu kandungnya karena akan sering konflik. Untuk itu Mawar diserahkan hak asuhnya ke adik ibunya berinisial T.
Mawar yang sebelumnya kondisinya normal, bisa menuturkan pengalamannya secara runtut tiba-tiba berubah, tatapan matanya kosong. Jati yang berdiri di belakangnya segera memberitau, “Ada tiga roh kiriman masuk.” Orang-orang di sekitar Mawar segera waspada dan dengan cekatan Jati melakukan pengusiran.
“Ayo kita bergerak,” kata Melati. Kemana?
“Ke rumah Mawar untuk mengambil surat visum untuk dibawa ke Polresta.” Rombongan segera beranjak. Di tengah jalan Mawar berontak, terpaksa mobil menepi di jalan By Pass Mojokerto yang kebetulan dekat sebuah hotel. Mobil segera masuk ke area hotel untuk mencari tempat yang teduh.
Cukup lama orang-orang mengatasi kondisi Mawar kesurupan, baru setelah siuman perjalanan dilanjutkan. Sesampai di tempat tujuan, hanya Melati dan Mawar yang menemui Bu T, yang lain menunggu di warung kopi depan gang. Hampir satu jam ditunggu, Mawar digandeng Melati menampakkan diri. Baru saja duduk, Mawar kerasukan lagi hingga menjadi perhatian pengunjung warung.
Setelah siuman Mawar minta untuk ziarah ke makam suaminya yang meninggal dunia tahun 2018. Meski warga Jakarta namun Mawar minta agar jenazah suaminya dimakamkan di kampung halamannya Mojokerto. Dalam area makam terdapat sebuah ruang tersendiri ditempati tiga makam, yakni bapak kandung Mawar, bapak angkatnya serta suaminya keturunan Cina.
Mawar kembali bermasalah, padahal enam roh yang sebelumnya keluar masuk dalam tubuhnya sudah dilarung tapi kemudian mendapat kiriman lagi sehingga menambah beban tim indigo yang mendampingi. Dari makam keluarga Mawar rombongan perlu mengisi energi, untuk itu mereka makan siang di sebuah rumah makan.
Pada saat itulah Anggrek, wanita indigo asal Jombang datang. Melihat kehadiran Anggrek tiba-tiba Mawar menunjukkan sikap tidak bersahabat. Padahal keberadaan Anggrek sangat dibutuhkan untuk membantu Melati karena Jati harus kembali bekerja di Surabaya. Agenda ke Polresta jadi terkendala.
Anggrek : Apa yang harus kita kerjakan sekarang?
Melati : Kita ubah agenda. Kondisi Mawar harus segera diatasi segera, ini emergency.
Anggrek : Lantas?
Melati : Menurut anjuran Jati, Mawar harus dibawa ke petirtaan Jolotundo untuk dimandikan. Idealnya tengah malam tapi tidak mungkin, akan banyak waktu terbuang.
Di tengah perjalanan ke Jolotundo, Mawar meronta sambil meracau tapi suaranya pelan. Anggrek mencoba menangkap apa yang dikatakan dengan mendekatkan telinganya ke bibir Mawar. “Tolong buka YouTube, cari orang Tibet sedang berdoa,” kata Anggrek. Seperti sedang lomba nge-game, orang-orang segera mencari chanel Tibet. Setelah ditemukan lalu diperdengarkan ke telinga Mawar, beberapa saat kemudian Mawar siuman, tubuhnya lemas.
Begitu masuk ke dalam pemandian Raja Majapahit di Jolotundo, telinga kanan Mawar mendengar lafal Honocoroko sedang sisi kirinya mendengar alunan gamelan. Tampak wanita anggun menyambut ….
( Bersambung )
Laporan Khusus : Rokimdakas
Editor : Ali Topan