x
x

Intoleransi

Rabu, 13 Des 2023 15:31 WIB

Reporter : Rokimdakas

Dari dulu sampai besoknya besok hingga kelak di kemudian hari ketika kita yang hidup sekarang sudah tidak bisa menyaksikan dinamika kehidupan Indonesia, bentuk kemasyarakatannya jika seperti hari ini, terutama menyangkut keagamaan akan seterusnya tidak bakal mau menerima keragaman. Sifatnya masih bolo-boloan, yang banyak bolo merasa paling benar.

Sementara pejalan ruhani yang telah menemukan intisari ajaran berupa pemahaman yang diperoleh dari proses panjang berkat bimbingan guru ruhani pun guru gaib hingga keyakinannya mbalung sunsum  dianggap "mesakat". Dianggap menyimpang dari dominasi arus utama, karenanya perlu diwaspadai. Bahkan  dikucilkan dari pergaulan mayo.

Padal soal keselamatan hidup keselamatan mati .. hidup mati hidup kembali sejatinya masalah pribadi, menjalani ujian sendiri-sendiri. Nggak ada istilah surga nunut neraka katut.

Jadi, masalah intoleransi bukan sekadar mewarnai kontestasi politik menjelang Pemilu tapi telah meruyak begitu mendalam di rana keagamaan. Merek apapun agamanya, tanpa pandang bulu. Apa bulu roma ataukah bulu irama, sama aja. Intoleransi itu ada dan tak bisa dipungkiri. Hanya karena dipagari undang-undang SARA, hal itu kemudian menjadi api dalam sekam. Usreg terus usreg, gesek menggesek dalam lingkar kepentingan cuan.

Masalah intoleransi secara lanten terus berlangsung dan dirawat sebagai pengamanan zona aman berdasar bolo-boloan. Fenomena ini miris. Dan dari dulu hingga nantinya nanti sampai yang hidup mati  digantikan oleh yang hidup, akan selalu ada yang merasa miris mengamati  kecupetan beragama.

 Lalu, bagaimana?

Sing waras ngalah

Daripada ikut cupet

Bisa rusak kesucian hati 

Lebih baik slamet

Di lorong sunyi

Sendiri.

Ditulis oleh : Rokimdakas

Jurnalis Senior / Penulis Lepas tinggal di Surabaya

Kanal Podium adalah halaman khusus layanan masyarakat untuk menulis berita lepas

Redaksi Jatimkini tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut

 

 

 

Editor : Redaksi

LAINNYA