x
x

Di Tengah Riuh Global, Saham Ngebut dan Obligasi Tetap Kalem

Rabu, 04 Jun 2025 18:17 WIB

Reporter : Rochman Arief

JATIMKINI.COM, Stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) Indonesia tetap terjaga meskipun perdagangan dan ketegangan geopolitik global terus berfluktuasi. Berdasarkan Rapat Dewan Komisioner OJK pada 28 Mei 2025, perkembangan pasar saham domestik dan obligasi hingga Mei 2025 menunjukkan kinerja yang berbeda.

Pasar saham Indonesia mengguat secara bulanan (month to date/mtd) sebesar 6,04 persen, mencapai level 7.175,82. Angka ini menjadikan IHSG sebagai salah satu indeks dengan performa tertinggi di kawasan regional. Sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), IHSG juga mencatat penguatan 1,35 persen. Kapitalisasi pasar meningkat 6,11 persen mtd menjadi Rp12.420 triliun (naik 0,69 persen ytd).

Berdasar keterangan resmi dari Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, investor asing kembali masuk ke pasar saham Indonesia, setelah tren penjualan bersih sejak akhir 2024. Net buy asing tercatat Rp5,53 triliun secara mtd, meskipun secara ytd masih mencatat net sell sebesar Rp45,19 triliun.

Penguatan indeks sektoral terjadi hampir merata. Sektor bahan baku (basic material) dan energi menjadi yang paling menonjol, sementara sektor teknologi justru mencatat pelemahan. Aktivitas perdagangan saham juga meningkat. Nilai transaksi harian pasar saham secara ytd mencapai rata-rata Rp12,90 triliun, naik dari Rp12,47 triliun pada April 2025.

Di pasar obligasi, tren positif masih bertahan. Indeks obligasi ICBI menguat 0,78 persen mtd ke posisi 409,16. Rata-rata yield Surat Berharga Negara (SBN) turun 4,76 basis poin (bps) mtd, dan turun 22,02 bps secara ytd.

Investor asing mencatat net buy sebesar Rp24,09 triliun mtd, dengan akumulasi sepanjang tahun mencapai Rp47,11 triliun. Di pasar obligasi korporasi, investor asing juga kembali membeli bersih Rp0,21 triliun pada Mei, meski secara ytd masih mencatat net sell Rp1,21 triliun.

Industri pengelolaan investasi turut menunjukkan performa positif. Aset kelolaan (Asset Under Management/AUM) per 27 Mei 2025 tercatat Rp848,88 triliun, tumbuh 1,91 persen mtd. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana naik 3,16 persen mtd menjadi Rp517,99 triliun, dengan net subscription sebesar Rp8,26 triliun.

Penghimpunan dana di pasar modal masih menggeliat. Hingga akhir Mei, nilai penawaran umum mencapai Rp65,56 triliun, termasuk Rp3,31 triliun dari enam emiten baru. Terdapat 85 pipeline penawaran umum yang siap melantai, dengan nilai indikatif sebesar Rp74,94 triliun.

Pendanaan melalui Securities Crowdfunding (SCF) juga terus tumbuh. Hingga 27 Mei 2025, terdapat 18 penyelenggara SCF berizin OJK, dengan 825 penerbitan efek dari 594 penerbit, serta total dana terhimpun Rp1,57 triliun.

Pada pasar derivatif keuangan, transaksi derivatif berbasis efek selama Mei mencapai Rp160,39 triliun dengan volume 52.605 lot. Rata-rata transaksi harian menyentuh Rp9,43 triliun, mendekati rerata tahunan sebesar Rp12,90 triliun.

Bursa Karbon Indonesia juga mencatat perkembangan signifikan. Sejak peluncuran pada 26 September 2023 hingga 28 Mei 2025, tercatat 112 pengguna jasa dengan volume transaksi mencapai 1,6 juta tCOe dan nilai akumulatif Rp77,95 miliar.

Dari sisi aksi korporasi, 40 emiten mengumumkan rencana buyback tanpa RUPS sejak 20 Maret hingga 28 Mei 2025. Dari total alokasi dana sebesar Rp21,49 triliun, baru Rp2,16 triliun (10,05 persen) yang direalisasikan oleh 31 emiten.

Editor : Rochman Arief

LAINNYA