x
x

Riset StatsMe Sebut Ruang & Peluang Aktualisasi Diri Jadi Kunci Bahagia Perempuan Pekerja

JATIMKINI.COM, PT Cemerlang Statistika Indonesia (StatsMe) menyebut bahwa ruang dan peluang aktualisasi diri bisa menjadi kunci bahagia bagi perempuan pekerja yang memikul beban ganda.

Menurut riset StatsMe, akibat beban ganda itu, perempuan yang secara flsik memang lebih lemah ketimbang laki-laki seringkali merasa kelelahan. Belum lagi fakta biologis yang membuat perempuan mengalami ketidakstabilan hormon satu bulan sekall saat menstruasi. Maka, selain fisik, perempuan juga rentan mengalami kelelahan mental. 

Direktur Utama StatsMe, Lussi Agustin menjelaskan belakangan, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesetaraan gender memang meningkat. Salah satu dampaknya adalah naiknya jumlah angkatan pekerja perempuan. Ada semakin banyak ruang dan peluang bagi perempuan untuk mengaktualisasikan diri mereka di luar rumah alias bekerja.

“Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, rasio pekerja perempuan di Indonesia masih rendah. Dalam kajiannya, IMF menyebutkan bahwa rata-rata rasio pekerja perempuan masih 20% di bawah rata-rata rasio pekerja laki-laki. Namun, kondisi di Malaysia, Singapura, Hongkong dan China relatif lebih baik ketimbang Indonesia,” paparnya dalam diskusi menyambut HUT ke-8 StatsMe di Surabaya, Senin (10/3/2025).

Hingga Februari 2024, GoodStats mencatat bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan di Indonesia mencapai 55,41%. Angka tersebut naik sekitar 1ri tahun sebelumnya. Potensi tersebut masih akan terus meningkat karena komposisi penduduk perempuan Indonesia juga semakin besar.

Data Ditjen Dukcapil Kemendagri hingga semester I/2024 menyebutkan, jumlah penduduk perempuan di Indonesia adalah 139.907.921 jiwa dari total 282.477.584 penduduk. Sementara, BPS meramalkan komposisi penduduk perempuan di Indonesia akan menyalip lakl-lakl pada 2040 nanti. Itu artinya potensi perempuan sebagai kekuatan ckonomi juga kian besar.

"Di sisi lain, fakta meningkatnya angkatan kerja perempuan dan kian tumbuhnya kesadaran masyarakat akan kesetaraan gender ternyata tidak serta merta mengikis beban ganda perempuan," lanjut Lussi.

StatsMe menyoroti fenomena tersebut dalam survei yang diselenggarakan pada 14-25 Februari lalu. Melibatkan 479 responden dari 21 kota/kabupaten di Jatim, survei menyasar pekerja perempuan yang sudah menikah. Hasilnya menyebutkan bahwa sebagian besar responden berbagi tugas-tugas rumah tangga dengan suami mereka. Angkanya mencapai 58,87%.

Sebanyak 45,93% responden StatsMe adalah lulusan S1/S2/S3. Sedangkan 34,45n 13,99% lainnya masing-masing tamatan SMA/ sederajat dan diploma. Latar belakang pendidikan yang baik itulah yang berkontribusi positif dalam pembagian peran dalam rumah tangga.

Artinya, para responden tidak sendirian mengurus rumah. Sebanyak 42,80 responden mengakui bahwa suami terlibat dalam sebagian besar urusan rumah. Yakni, sekítar 51-75%. Sementara, menurut 28,39 responden yang lain, suami mereka berkontribusi dalam sebagian kecil urusan rumah atau sekitar 26-50%. Kendati demikian, konstruksi sosial seringkali menempatkan perempuan sebagai objek dengan peran (dan tentu saja beban) berlimpah. 

Salah satunya adalah kebiasaan memasrahkan pengasuhan anak di angan perempuan. Juga, kebiasaan menyorot perempuan untuk urusan kebersihan dan kesehatan anggota keluarga serta lingkungan sekitar rumah.

Stigma masyarakat bahwa perempuan lebih baik di rumah saja menjadi beban tersendiri bagi para perempuan pekerja. Sebab, mereka dituntut untuk menjalankan perannya sebagai istri dan ibu secara maksimal. Tanpa kerja sama dan dukungan yang baik dari suami, beban tersebut menjadi pemicu perselisihan, konflik, bahkan kekerasan dalam rumah tangga.

Dalam survei, StatsMe menemukan bahwa sebanyak 54,28 responden mengaku kelelahan dan stres menjalankan peran mereka sebagai pekerja sekaligus ibu dan istri. Jika itu terus terjadi, keharmonisan hidup rumah tangga bisa terancam. 

Berdasar wawancara lanjutan yang StatsMe lakukan terhadap sebagian responden, perempuan yang bekerja sangat membutuhkan dukungan fisik dan mental dari suami dan lingkungan. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan tiap keluarga adalah menyeimbangkan waktu bekerja dan istirahat.

“Bukankah tugas yang dikerjakan bersama-sama akan lebih cepat selesai? Itu pula yang dibutuhkan para perempuan bekerja dalam rumah tangga mereka. Teamwork,” tambahnya.

Menurutnya, suami dan istri sama-sama perlu mengurus rumah tangga dengan porsi yang seimbang, seperti mengasuh anak-anak. Selain berbagi beban, 2 hal lain yang bisa dilakukan adalah membuat skala prioritas dan meluangkan waktu untuk healing alias menghalau stres.

Lussi menambahkan, pembiasaan-pembiasaan berbagi peran dan bekerja sama di dalam rumah tangga itu akan memengaruhi pula cara pandang lingkungan masyarakat terhadap peran perempuan dan laki-laki. Baik peran mereka sebagai pelaku ekonomi, maupun sebagai istri dan suami serta ibu dan ayah, dalam kehidupan sehari-hari.

“Jadi pundak para perempuan yang memikul beban ganda ini akan mampu menjalankan peran dengan seimbang. Punya peluang dan ruang untuk mengaktualisasikan diri merupakan kunci kebahagiaan perempuan,” imbuhnya.

 

Berita Terbaru
Selasa, 08 Jul 2025 19:58 WIB

Kadin Jatim Sebut Tarif Impor AS 32% Justru Bikin Peluang Besar Ekspor Tekstil

JATIMKINI.COM, Kebijakan tarif impor sebesar 32% yang diterapkan pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap produk dari berbagai negara Asia menciptakan
Selasa, 08 Jul 2025 18:06 WIB

Problem Pendidikan, SDN Sepi Peminat

Di tengah mimpi besar menuju Indonesia Emas 2045, negeri ini justru dihantui fenomena penuh tanda tanya, mengapa Sekolah Dasar Negeri makin ditinggalkan
Selasa, 08 Jul 2025 16:21 WIB

PLN Elektrifikasi 21 Ribu Petani Buah Naga di Banyuwangi, Dorong Ekonomi Kerakyatan

PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor pertanian berkelanjutan melalui program electrifyin
Selasa, 08 Jul 2025 15:37 WIB

Frank & co., Hadirkan Kemewahan Intim di Tengah Kota Surabaya

Frank & co., membuka gerai kelima di Surabaya, yang mengusung berlian dengan konsep perpaduan keintiman dan kemewahan menyatu.
Selasa, 08 Jul 2025 14:35 WIB

Pelatihan SDM Jadi Kunci TPS Tingkatkan Kinerja Terminal

TPS menjawab tantangan tata kelola pelabuhan melalui pelatihan SDM guna mendorong transformasi terminal bertaraf internasional.
Selasa, 08 Jul 2025 13:17 WIB

Kelompok Mahasiswa 96 UPN Veteran Dampingi RW 5 Pilang Makmur. Tujuaannya Ini

Guna menyiapkan kegiatan Lomba Kelurahan Berseri tingkat Kota Surabaya kelompok mahasiwa KKN 96 Universitas Pembanguna Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur