x
x

Hanya Perubahan Yang Maha Abadi

Kamis, 09 Jan 2025 19:21 WIB

Reporter : Redaksi

Seperti sungai yang tak pernah berhenti mengalir, kehidupan berjalan dalam arus yang tiada henti. Dua puluh atau tiga puluh tahun silam, manusia bagaikan pejalan di malam gelap meraba-raba arah peradaban tanpa lentera teknologi yang cukup terang. Namun sekarang, seiring dengan kemajuan ilmu pengetauan dan teknologi masa depan telah berubah menjadi peta yang perlahan tergambar. Meski detailnya belum sepenuhnya terjelaskan, garis besar perubahan sudah cukup untuk menyadarkan kita akan pentingnya bersiap diri.

Sejarah kerap menjadi guru yang bijak, memberi pelajaran dari kisah-kisah mereka yang gagal menari seirama dengan perubahan. Ingat Kodak? Sang raja fotografi yang pernah menguasai 85% pangsa pasar dunia. Kejayaannya runtuh bagai istana pasir tersapu gelombang kamera ponsel. Dengan ribuan karyawan terpaksa dilepas, Kodak menjadi simbol kegagalan beradaptasi. Nasib serupa dialami HMT, Bajaj, Nokia, dan sejumlah merek legendaris lainnya. Mereka bukanlah produk yang buruk  tetapi mereka menjadi fosil peradaban karena gagal mengikuti irama zaman.

BUKAN FIKSI

Dunia bergerak memasuki babak baru, yakni Revolusi Industri Keempat. Di era ini inovasi tumbuh bukan hanya dari peluh keringat manusia tetapi dari kecerdasan buatan, robotika serta  perangkat lunak yang menantang batas-batas lama. Lihatlah Uber, raksasa transportasi tanpa satu pun mobil milik sendiri. Airbnb, perusahaan perhotelan terbesar tak memiliki satu kamar hotel pun. Ini bukan lagi sekadar perubahan teknologi melainkan pergolakan paradigma, di mana kepemilikan digantikan oleh akses dan fisik digantikan oleh virtual.

Di tengah gemuruh perubahan pekerjaan yang kita kenal hari ini berangsur-angsur menjadi kenangan. Perangkat lunak seperti IBM Watson telah menggantikan pengacara pemula dan bahkan dokter, yang membaca penyakit lebih akurat daripada manusia. Mobil tanpa pengemudi bukan lagi fiksi tetapi takdir jalanan dalam dua dekade mendatang. Revolusi ini menjanjikan efisiensi sekaligus mengancam lapangan kerja tradisional, menciptakan dunia baru di mana hanya 10% ahli yang akan bertahan.

FILOSOFI BAMBU

Namun perubahan bukanlah musuh melainkan teman yang mengingatkan kita untuk terus tumbuh. Seperti daun yang gugur memberi ruang bagi tunas baru, setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Mereka yang terperangkap dalam nostalgia masa lalu akan terkubur di bawah reruntuhan waktu. Lihatlah bagaimana "uang plastik" kartu kredit telah tergeser oleh dompet digital seperti Paytm, dan bagaimana toko-toko isi ulang pulsa telah kehilangan relevansinya dengan kemajuan teknologi daring.

Dalam peradaban yang terus bergerak  kita dihadapkan pada pertanyaan mendasar, akankah kita memilih menjadi pilar yang kokoh namun rapuh terhadap badai atau akan menjadi bambu yang lentur, menari mengikuti angin?

Seperti semesta yang terus mengembang, kehidupan tak pernah diam. Satu-satunya hal yang abadi adalah perubahan itu sendiri, dan jangan takut pada perubahan. Sebaliknya, sambutlah ia sebagai sebuah takdir yang mesti kita peluk dengan hati terbuka karena perubahan adalah nyawa dari setiap kemajuan sekaligus guratan sejarah yang akan kita wariskan pada anak cucu.

Penulis : Rokimdakas
Wartawan & Penulis

Kanal Kolom adalah halaman khusus layanan bagi masyarakat untuk menulis berita lepas.

Redaksi Jatimkini.com tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut

Editor : Redaksi

LAINNYA