Reporter : Rochman Arif
JATIMKINI.COM, PT Terminal Teluk Lamong berusaha memperkuat kinerja zero accident. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar sosialisasi safety awareness.
Sasarannya adalah tenaga kerja lasher yang bertugas dalam pelayanan kapal petikemas dan tenaga bantu curah kering (TBCK). Para pekerja ini mayoritas mendukung pelayanan curah kering.
Sedikitnya 259 peserta mengikuti kegiatan ini sepanjang November 2024. Terminal Teluk Lamong (TTL) membagi peserta dalam tujuh kelompok. Sosialisasi serupa juga dilakukan secara serentak di seluruh terminal yang dikelola PT Pelindo Terminal Petikemas di Indonesia.
Dalam surat resminya, Direktur Operasi dan Teknik PT Terminal Teluk Lamong, Muhamad Syukur, menegaskan pentingnya sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko bahaya di area kerja.
“Termasuk langkah-langkah mitigasi yang harus dilakukan, terutama oleh tenaga kerja yang berada langsung di lapangan seperti Lasher dan TBCK,” katanya, Jumat (29/11/2024).
Ia menambahkan bahwa keselamatan kerja adalah faktor penting dalam mendukung kelancaran operasional terminal. Kondisi dan tindakan yang tidak aman dapat menghambat kegiatan operasional dan menimbulkan kerugian.
“Oleh karena itu, kesadaran yang baik sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko agar insiden dapat dicegah,” ia menambahkan.
Selama sosialisasi, peserta mendapat pemahaman mengenai peran dan kewajiban tenaga kerja lasher dan TBCK. Pekerja diminta mematuhi peraturan keselamatan, serta tentang bahaya dan risiko di pelabuhan. Selain itu, peserta juga diajarkan tentang penyebab utama kecelakaan kerja dan diberi contoh kasus sebagai bahan pembelajaran.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menegaskan bahwa keselamatan kerja penting bagi semua pihak. Sebab, risiko yang ditimbulkan bisa lingkungan maupun keluarga di rumah.
“Safety first bukan slogan. Keselamatan adalah perintah yang harus dipatuhi seluruh pekerja. Lingkungan kerja yang aman memastikan operasional berjalan lancar, dan setiap pekerja dapat pulang ke rumah dengan selamat,” terang David.
Sosialisasi ini diharapkan seluruh tenaga kerja lasher dan TBCK di Terminal Teluk Lamong sadar akan pentingnya keselamatan bekerja. Hal ini diharapkan dapat menciptakan kondisi kerja yang aman dan mendukung zero zccident.
Sejauh ini, TTL telah mencatat Non-Lost Time Injury (NLTI) sebanyak 20.825.180 jam kerja hingga Oktober 2024.
Editor : Rochman Arif