Reporter : Ilham Dary Athallah
JATIMKINI.COM,Muhammad Farid Akrom, alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2016, sukses mencuri perhatian dengan mengembangkan bisnis ternak kambing yang ia beri nama "Goatday." Berbeda dengan banyak lulusan yang cenderung memilih bekerja di sektor lain, Farid menantang stereotype dengan meraih kesuksesan di sektor agribisnis, khususnya peternakan kambing.
Lulus pada tahun 2020 di tengah pandemi, Farid sempat merasakan tantangan sulitnya mencari pekerjaan. Namun, alih-alih menyerah, ia mengambil langkah berani untuk memulai usaha sendiri. Bisnis Goatday-nya dimulai dengan membeli kandang kosong di Seyegan, Yogyakarta, yang kemudian ia gunakan untuk memproduksi susu kambing berkualitas.
Setelah berhasil mendapatkan keuntungan dari susu kambing, Farid memutuskan memperluas usahanya dengan menambahkan domba pedaging. Namun, jalan menuju sukses tidaklah mudah. Dengan latar belakang pendidikan yang tidak langsung terkait peternakan, Farid harus mempelajari banyak hal baru, termasuk riset dan strategi dalam mengelola ternak.
Pada awal tahun 2021, Farid mengambil langkah besar dengan menyewa lahan seluas 1.500 m² di Margomulyo, Sleman, melalui pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BNI. Langkah ini menjadi awal dari lahirnya Goatday yang kini tidak hanya memproduksi susu kambing, tetapi juga memperdagangkan domba pedaging dan kambing untuk acara keagamaan seperti aqiqah dan kurban.
“Saya mulai lebih serius mengelola Goatday dengan fokus pada penggemukan kambing, breeding, hingga penjualan daging segar dan kambing guling,” tutur Farid.
Goatday juga menawarkan program kemitraan, yang memungkinkan peternak membeli kambing atau domba beserta pakan dari Goatday. Farid juga memperkenalkan sistem kemitraan betina bunting, di mana pembeli bisa menjual kembali anak kambing untuk mendapatkan indukan baru. Sistem ini bertujuan untuk menciptakan kesinambungan antara peternak dan pasar, sejalan dengan konsep ekonomi berkelanjutan dan tujuan SDGs 8 terkait pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Tak hanya fokus pada ternak, Farid juga mendirikan pabrik pakan ternak di Kulon Progo untuk memenuhi kebutuhan pakan kambing dan domba. Hal ini sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Farid menekankan pentingnya inovasi dalam meningkatkan produktivitas peternakan. “Tidak mungkin seorang peternak memenuhi kebutuhan ternaknya secara manual. Inovasi diperlukan untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi,” ujarnya.
Dalam bisnisnya, Farid tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga pada pemberdayaan peternak melalui kemitraan. “Visi utama Goatday adalah ‘ora ngingu ternak tapi ngingu peternak artinya, menciptakan kemitraan untuk memastikan peternak sejahtera dan bisnis berjalan berkelanjutan,” jelas Farid.
Kisah Farid Akrom menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk berani mengambil risiko dan menciptakan peluang usaha sendiri. Dengan inovasi, dedikasi, dan keberanian, Farid berhasil membuktikan bahwa setiap tantangan dapat diubah menjadi kesuksesan yang berarti.
Editor : Ali Topan