Reporter : Rochman Arif
JATIMKINI.COM, Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang dilaksanakan pada November 2024 menjadi sorotan publik. Di mana kontestasi politik ini menjadi sejarah lantaran memilih gubernur, wali kota, dan bupati secara bersamaan.
Pengurus Wilayah Muhammdiyah Jawa Timur melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) turut menyoroti masalah ini. Secara tidak langsung kontestasi pilkada 2024 bisa menyeret kader Muhammadiyah ke dalam pusaran.
“Berpartisipasi dalam politik itu perlu, karena itu menunjukkan keberpihakan dan sebuah dinamikan demokrasi,” kata ketua LHKP PW Muhammadiyah Jatim, Muhammad Mirdasy di sela Sosialisasi dan Konsolidasi di Gedung PW Muhammadiyah Jatim, Surabaya, Kamis (5/9/2024).
Di dalam kegiatan itu ia meminta (kader Muhammadiyah) tetap santun berpolitik selama proses pilkada serentak. Sebab, sesama kader tidak tertutup kemungkinan muncul beda pandangan atau justru berseberangan. Menurut mantan manajer Persebaya U-18 itu, perbedaan sikap ini hal yang lazim.
“Hal yang harus dihindari seluruh kader adalah menyebarkan info palsu. Ini tidak boleh. Di era teknologi saat ini memang mudah mendapatkan info, tetapi apakah (info) itu sudah diklarifikasi kebenarannya,” tegas Mirdasy.
Sosialisasi dan konsolidasi ini menjadi penting lantaran LHKP PW Muhammadiyah Jatim memosisikan diri sebagai navigator. Posisi ini tak lepas dari arah kebijakan politik dari pusat hingga daerah yang sangat dinamis.
“Ibarat pebalap, kami itu navigator. Menavigasi arah kepada pebalap sekaligus driver, agar panduan arahnya lebih jelas,” Mirdasy menambahkan.
Selain itu, LHK PW Muhammadiyah juga bisa menjadi wadah untuk berdiskusi, terkait menyikapi diskursus politik. Namun demikian, ia juga mendorong anggota di daerah menumbuhkan dinamika politik.
Dalam pilkada serentak tahun ini, pengurus dan anggota LHKP di daerah diminta lebih berani speak up di ruang publik atau media. Keberanian ini untuk menunjukkan partisipasi dan kemauan berpolitik.
“Masih banyak pengurus LHKP yang enggan (speak up). Saat ini harus berani tampil di media, agar ada pandangan yang mewakili Muhammadiyah di ruang publik,” Mirdasy memungkasi.
Editor : Rochman Arif