Reporter : Rochman Arif
JATIMKINI.COM, Fiber optik merupakan aspek penting dalam mendukung pertumbuhan internet. Namun belakangan ini dengan pesatnya penetrasi internet ke daerah, kerap muncul beberapa hambatan teknis. Di antaranya pemasangan fiber optik yang tidak standar atau tidak mengantongi izin.
Hal ini yang mendorong Axelbit, menggelar bootcamp fiber optik. Yakni sebuah pelatihan dengan metode bootcamp yang mengajarkan instalasi fiber optic aerial dan desain, serta implementasi fiber to the home (FTTH) . Pelatihan ini diikuti peserta dengan basic teknisi dan praktisi jaringan, selama dua hari di Transformer Hotel, Batu, 30-31 Juli 2024.
CEO Axelerasi Bhinneka Teknologi (Axelbit), Herry Darmawan menjelaskan tujuan bootcamp ini untuk memberikan bekal kepada para praktisi dan teknisi. Harapannya agar para pelaku mengetahui desain, pemasangan, instalasi, dan troubleshoot fiber optik secara komprehensif.
“Saat ini fiber optik sudah digunakan untuk distribusi dan akses. Di mana penggunaannya semakin meluas dari hulu sampai ke hilir. Itu sebabnya, perlu pemahaman tentang teori dan praktik untuk mendesain, menghitung, dan menerapkan topologinya,” kata Herry, Kamis (1/8/2024).
Beberapa metari yang diikuti peserta meliputi dasar teori fiber optik, jenis-jenis kabel fiber optik, jenis-jenis connector optic fiber, praktik terminasi dan penyambungan fiber optik, drafter FTTH untuk desain dan kalkulasi redaman, praktik simulasi FTTH, dan setting OLT dan ONT.
“Materi ini banyak digunakan untuk distribusi internet sampai ke rumah-rumah. Secara otomatis, peserta mengikuti pelatihan dan praktik, baik di luar ruang maupun indoor,” Herry menjelaskan.
Pada dasarnya Axelbit telah beberapa kali menggelar bootcamp. Namun metode pelatihan praktik dan karantina ini merupakan yang pertama di Indonesia. Bahkan Herry menegaskan ke depan pelatihan ini akan diperluas baik dari peserta maupun coverage-nya.
“Saat ini konsumsinya masih di Jawa Timur, dengan peserta praktisi rt/rw net, internet service provider, dan guru SMK jurusan teknik komputer jaringan, teknik jaringan akses, dan teknik jaringan komputer dan telekomunikasi,” imbuhnya.
Keterlibatan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Timur dan Zimmlink selaku provider kabel dan perangkat FTTH mempertegas bahwa goal pelatihan ini bukan kaleng-kaleng.
“Ke depan kami berencana menggelar bootcamp fiber optic lebih luas. Tidak hanya di Jatim,” tegas alumni Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS) jurusan Teknik Informatika ini.
Bidang Training APJII Jatim, Darian Rizaludin menyampaikan bahwa pengetahuan dalam bootcamp ini harus menjadi ilmu dasar. Utamanya bagi para pelaku industri teknologi dan informasi, untuk menggelar kabel fiber optik yang benar dan terdesain secara sistematis.
“Perlu juga dilakukan sosialisasi peraturan kominfo tentang jasa jual kembali internet agar para pelaku industri dapat melakukan aktivitasnya tanpa melanggar regulasi,” terang Darian.
Sementara itu, Cahyo Timur dari Capoeng Digital Network mengaku kegiatan ini sangat positif dan membantu bagi yang minim pengetahuan tentang fiber optik dan jaringan mikrotik.
Sambutan positif juga disampaikan Rio Andika, pengajar SMK Candra Birawa Pare, Kabupaten Kediri. Ia berharap ada pelatihan lainnya guna meningkatkan pengetahuan dan skill.
"Kami sangat memerlukan pengetahuan ini untuk perkembangan peserta didik kami di sekolah,” ungkapnya.
Editor : Rochman Arif