Reporter : Peni Widarti
JATIMKINI.COM, Kandungan emas di Tambang Emas Tujuh Bukit Banyuwangi mulai mengalami penurunan dari awal menambang emas di 2017 mampu menghasilkan 3 - 4 gram emas per 1 ton ore (batuan/bijih yang ditambang), kini hanya sekitar 0,8 gram emas per 1 ton ore.
Heap Leach Operation Head PT Bumi Suksesindo (BSI), Hariadhi Anjar Kusuma menjelaskan, meskipun rasio atau kandungan emas dalam ore melandai, tetapi produksi emas masih bisa meningkat. Pada 2023, produksi emas bisa mencapai 129.000 ounces, jumlah itu meningkat dibandingkan 2022 sebanyak 125.000 ounces.
“Tapi, untuk tahun ini kami memproyeksi produksi emas turun menjadi 121.000 ounce. Karena tambang dengan sistem open pit memang bakal makin susah karena semakin dalam lapisan tanah yang kami gali,” jelasnya dalam Mine Tour Tujuh Bukit di Banyuwangi, Kamis (29/2/2024).
Hariadhi menyebutkan, sistem pertambangan open pit memang cukup sederhana. Penambang bisa menggali tanah untuk mencari ore, lalu dipindah ke heap leach untuk dialiri air agar mineral mulia terpisah dengan tanah dan batuan lainnya. Setelah itu, emas dan perak akan diserap oleh karbon aktif agar nantinya dijadikan satu batangan yang disebut dore bullion. Bahan tersebut lah yang akhirnya di murnikan di Antam.
Meski akan menurun, tambang emas di bawah naungan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) itu juga tengah dalam transisi dari sistem pertambangan open pit alias pertambangan terbuka menjadi pertambangan bawah tanah, tepatnya untuk menggali potensi batuan yang mengandung tembaga atau Tambang Tembaga Bawah Tanah.
General Manager BSI, Roelly Franza menambahkan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan uji kelayakan dalam peralihan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.
"Ada 4 uji kelayakan yang sedang kami lakukan. Pertama layak secara teknologi, layak secara ekonomi, layak secara masyarkat dan ke-empat layak secara lingkungan. Keempat poin itu harus terpenuhi semuanya, kalau ada satu poin saja yang tidak terpenuhi maka uji kelayakan tidak akan diterima,” katanya.
Dia menambahkan, dengan perubahan sistem tersebut, otomatis perusahaan akan fokus untuk menambang tembaga. Sedangkan emas dan perak hanya akan menjadi produk sampingan. Harapannya, tambang bawah tanah bisa berproduksi pada 2027.
Untuk diketahui, produksi tambang tembaga bawah tanah yang berada di bawah tambang emas Tujuh Bukit - Banyuwangi diproyeksikan bisa menambah produksi tembaga di Indonesia sebesar 10% - 15%.
Proyek yang masih dalam tahap studi dan tahap pembukaan jalur terowongan sepanjang 1,8 km itu juga diperkirakan bisa beroperasi selama 20 - 30 tahun, serta akan menjadi tambang tembaga terbesar ketiga setelah Freeport dan Batu Hijau di Sumbawa NTB.
Tambang tembaga ini mengandung sumber daya mineral sebanyak 1,71 miliar ton dengan kadar tembaga 0,47%, dan emas 0,50 g/t, yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga, dan 27,4 juta ounces emas (termasuk 443 juta ton sumber daya terindikasi dengan kadar tembaga 0,60% dan emas 0,66 g/t.
Editor : Peni Widarti