Reporter : Alvian Yoananta
JATIMKINI.COM, Bank Indonesia mulai melakukan aktivasi aplikasi Pertukaran Warkat Debit (PWD) Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Wilayah Kliring Surabaya pada Jumat (1/3/2024).
Aplikasi PWD SKNBI adalah aplikasi berbasis web yang disediakan Bank Indonesia dan dapat diakses melalui peramban pada telepon genggam dalam kegiatan pertukaran warkat debit yang dilakukan oleh peserta SKNBI.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto mengatakan aktivasi Aplikasi PWD SKNBI oleh Bank Indonesia ini akan dilakukan secara bertahap berdasarkan kesiapan masing-masing Wilayah Kliring di Indonesia, baik dari sisi penyelenggara maupun peserta. Pada tahap awal, di wilayah Surabaya dilakukan aktivitasi kepada peserta kliring sebanyak 79 bank.
“Kami mengapresiasi Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran (DPSP) dan Departemen Layanan Digital dan Keamanan Siber (DLDS) Bank Indonesia yang telah berhasil mengembangkan aplikasi pertukaran warkat ke arah digital. Diharapkan, aktivasi aplikasi ini dapat meningkatkan efisiensi dan mendukung kelancaran transaksi sehingga mendukung peningkatan layanan perbankan kepada masyarakat,” ujarnya saat sambutan aktivasi aplikasi PWD SKNBI, Jumat (1/3/2024).
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim mencatat, total volume transaksi kliring debit (pertukaran warkat debit Cek dan Bilyet Giro/BG) SKNBI pada 2023 mencapai 8,1 juta transaksi atau turun 11,8% dibandingkan 2022 yang mencapai 9,1 juta transaksi.
Rata-rata harian (RRH) volume transaksi kliring debit (pertukaran warkat debitCek dan BG) SKNBI pada 2023 tercatat 33.700 transaksi/hari atau turun 9,17% dibandingkan 2022 yang mencapai 37.100 transaksi/hari.
“Penurunan ini terjadi karena ada perubahan preferensi masyarakat, dan banyaknya alternatif penggunaan transaksi non tunai,” imbuh Bandoe.
Kepala DPSP Bank Indonesia, Ida Nuryanti menjelaskan, aktivasi aplikasi PWD SKNBI merupakan salah satu bentuk transformasi digital untuk mendukung efisiensi pada operasional kegiatan pertukaran warkat debit oleh peserta yang sebelumnya masih dilakukan secara manual.
“Warkat debit yang diproses secara mayoritas melalui kliring SKNBI adalah instrumen Cek dan BG,” katanya.
Hasil penelitian Bank Indonesia pada 2023 menyebutkan, meskipun transaksi Cek dan BG mengalami penurunan dengan berkembangnya berbagai instrumen pembayaran berbasis elektronik, sebagian pelaku usaha masih menjadikan Cek dan BG sebagai pilihan alat pembayaran utama dalam transaksi usahanya.
Hal ini didukung dengan adanya karakteristik yang dimiliki Cek dan BG, khususnya fitur bayar tunda tanpa bunga dan sanksi Daftar Hitam Nasional (DHN), yang belum tergantikan oleh instrumen pembayaran lainnya.
Hasil focus group discussion (FGD) dengan beberapa pelaku usaha muda menyebutkan bahwa pelaku usaha muda selama ini belum mengenal instrumen Cek dan BG sebagai alat pembayaran dan oleh karena itu sangat tertarik untuk mendalami penggunaannya.
Kondisi tersebut merupakan bentuk konfirmasi bahwa kegiatan kliring pertukaran warkat debit oleh Bank Indonesia masih memberikan manfaat yang cukup signifikan dan diminati oleh masyarakat terutama pelaku usaha, sehingga penyelenggaraannya ke depan masih perlu dikelola dengan baik.
“Untuk itu, aktivasi aplikasi PWD SKNBI yang telah dilakukan Bank Indonesia sejak hari ini diharapkan dapat memberikan value added yang terdapat pada kegiatan pertukaran warkat debit SKNBI, sehingga dapat mendukung peserta dalam menyediakan layanan sistem pembayaran yang lebih efektif bagi masyarakat,” imbuh Ida.
Kepala DLDS Bank Indonesia, Retno Ponco Windarti, selaku pengembang aplikasi PWD SKNBI menambahkan, aplikasi ini dikembangkan secara in house dan telah lolos serangkaian pengujian sehingga siap diaktivasikan hari ini.
“Environment Aplikasi PWD SKNBI ini juga telah disiapkan dengan baik sehingga petugas kliring dapat mengakses aplikasi melalui jaringan internet, yang artinya dapat diakses di manapun,” katanya.
Ia meyakini, penggunaan aplikasi PWD SKNBI ini akan sangat membantu dan memudahkan operasional pertukaran warkat debit perbankan di wilayah kliring Surabaya, dan diharapkan dapat segera dimanfaatkan oleh Koordinator Pertukaran Warkat Debet (KPWD) lainnya secara nasional.
Saat ini, terdapat 4 KPWD Bank Indonesia di Provinsi Jatim, yaitu KPWD wilayah Kliring Surabaya, Malang, Kediri, dan Jember, serta terdapat 14 KPWD Non-Bank Indonesia yang tersebar di beberapa kota di Jatim.
Transaksi PWD SKNBI di Jatim saat ini tercatat dengan rata-rata harian (RRH) sebanyak 3.404 warkat/hari, dengan rata-rata nominal transaksi PWD mencapai Rp179,9 miliar/hari.
Editor : Peni Widarti