x
x

Pertumbuhan Ekonomi Jatim 2023 Capai 4,95%. Ini Sektor Pendorongnya!

Senin, 05 Feb 2024 15:02 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, Kinerja perekonomian Jawa Timur di sepanjang 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,95% (yoy) yang didorong oleh melajunya sejumlah sektor unggulan Jatim seperti industri pengolahan, perdagangan dan pertanian.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Zulkipli mengatakan pada tahun lalu, Jawa Timur menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 24,99%.

“Meskipun di kuartal IV/2023, pertumbuhan ekonomi tercatat turun -0,89% dibandingkan Kuartal III/2023, tetapi secara kumulatif atau sepanjang tahun 2023, ekonomi Jatim sudah tumbuh dengan baik mendekati 5%,” ujarnya dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (5/2/2024).

Dia menerangkan, terdapat catatan peristiwa di sepanjang tahun lalu yang cukup mempengaruhi kinerja ekonomi Jatim terutama dari sektor pertanian, yakni adanya badai El Nino yang masih melandai berakibat kemarau panjang, tanaman tidak dapat tumbuh optimal produksi menurun. Di kuartal IV merupakan masa tanam sehingga secara q-to-q terjadi penurunan produksi padi mencapai -3,9% (yoy) akibat turunnya luas panen.

“Namun, kemarau panjang meningkatkan produksi tembakau, penggalian garam, serta ikan tangkap,” katanya.

Sementara untuk produksi minyak bumi Jatim turun 6,8% (qtq) dan turun 11,7% (y0y). Sedangkan produksi gas bumi naik 5,4% (qtoq) dan 15,2% (yoy). 

Zulkipli melanjutkan, untuk kinerja industri pelgolahan masih berada pada fase eskpansi. Adanya momen Natal dan tahun Baru dan menjelang Pemilu pun mampu mengungkit kinerja industri makanan minuman karena menyebabkan peningkatan konsumsi rumah tangga, tetapi perdagangan mobil dan motor melambat.

“Hal ini tampak juga pada kenaikan jumlah penumpang di hampir semua moda transportasi, kenaikan tingkat okupansi hotel dan restoran, peningkatan jumlah wisatawan,” paparnya.

Di sisi lain, lanjutnya, proyek infrastruktur juga terjadi peningkatan realisasi belanja bangunan, baik APBN dan APBD. Realisasi pengadaan semen tumbuh 10,6% (qtq) dan 18,3% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Jatim juga didukung oleh kinerja ekspor impor luar negeri yang secara tahunan, ekspor Jatim tumbuh positif terutama ekspor barang. Koditas ekspor yang mengalami peningkatan adalah perhiasan/permata, tembaga dan kayu. Justru impor luar negeri terkontraksi pada beberapa komoditas non migas seperti ampas, pupuk, perhiasan/permata serta buah-buahan.

Adapun sumber pertumbuhan terbesar perekonomian Jatim adalah dari industri pengolahan yang berkontribusi 30,54% dan mengalami pertumbuhan 4,08% di 2023.

“Pendorong utama tumbuhnya industri pengolahan adalah dari industri mamin, kimia, dan barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik,” papar Zulkilpi.

Sumber pertumbuhan ekonomi Jatim lainnya yakni sektor perdagangan dengan share 18,91% dan mampu tumbuh 5,74% (Yoy), dan sektor pertanian menyumbang 11,04% dan mengalami pertumbuhan 2,25%, serta sektor konstruksi menyumbang 8,92% dengan pertumbuhan 5,16%. 

Sedangkan sektor akomodasi makanan dan minuman menyumbang 5,86% dan mampu tumbuh 8,05%. Dari sektor pengadadn listrik dan gas mengalami pertumbuhan sangat signifikan mencapai 23,70% meskipun kontribusinya kecil. Untuk sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan 13,29% dan sektor real estate tumbuh 2,69%.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bank Indonesia Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan, meski kinerja ekonomi Jatim pada akhir tahun berada lebih rendah dibandingkan awal tahun, tetapi secara total kinerja ekonomi Jatim pada 2023 sudah sesuai dengan range target yang diharapkan yakni 4,6% sampai 5,4%.

“Untuk itu, pada 2024 ini, ekonomi Jatim kami proyeksikan akan tumbuh lebih tinggi dari 2023 di range target 4,9% sampai 5,7%, terutama ditopang oleh peningkatan permintaan domestik,” katanya.

Menurutnya, proyeksi tersebut didasari oleh sisi permintaan seperti ekspor luar negeri, konsumsi rumah tangga dan investasi, serta dari sisi penawaran terutama dari sektor perdagangan, dan industri pengolahan.

 

 

 

Editor : Peni Widarti

LAINNYA