Reporter : Peni Widarti
JATIMKINI.COM, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat pada Januari 2024 Provinsi Jatim mengalami deflasi -0,10% (Januari 2024 terhadap Desember 2023) atau (mtm) karena disebabkan menurunnya sejumlah harga bahan pangan seperti cabai dan telur ayam ras.
Kepala BPS Jatim, Zulkipli mengatakan dari seluruh kota/kabupaten yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), ada 5 daerah yang mengalami inflasi (mtm), tertinggi terjadi di Gresik 0,19% dan Kota Probolinggo 0,10%, serta ada 6 daerah mengalami deflasi yakni yang terdalam adalah Kota Surabaya -0,26% dan terendah Sumenep dan Banyuwangi 0,02%.
“Selain disebabkan oleh penurunan harga kelompok bahan pangan, deflasi Jatim juga dipengaruhi oleh menurunnya tarif di kelompok transportasi dengan andil -0,13% dan memberikan andil yang paling tinggi terhadap deflasi Jawa Timur. Bahkan, nilai inflasi dari kelompok ini merupakan nilai inflasi terendah dalam 12 bulan terakhir,” jelasnya dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Kamis (1/2/2024).
Adapun sejumlah komoditas yang menyebabkan terjadinya deflasi di Jatim pada Januari 2024 (mtm) di antaranya adalah cabai rawit mengalami penurunan harga -0,19%, angkutan udara -0,10%, bensin -0,03%, cabai merah -0,03%, telur ayam ras -0,03%, dan buncis -0,01%.
Sementara, komoditas yang mengalami inflasi di antaranya seperti tomat mengalami kenaikan harga 0,07%, bawang merah 0,04%, bawang putih 0,02%, semangka 0,02%, tukang bukan mandor 0,01%, jagung manis 0,01%, kentang 0,01%, mobil 0,01%, dan emas perhiasan 0,01%.
"Jika dilihat pergerakan rata-rata harga per bulannya terlihat bahwa harga cabai rawit dan cabai merah sempat mengalami kenaikan mulai November 2023, tetapi Januari ini sudah mengalami penurunan. Sedangkan tomat, bawang merah, bawang putih mengalami kenaikan harga selama beberapa bulan terakhir,” paparnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan pada 2023, tekanan inflasi Jatim yang terus melandai tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi Jatim melalui implementasi GNPIP yang masif, bersinergi dengan TPIP dan TPID. Tercatat, inflasi Jatim pada 2023 yakni sebesar 2,92%.
“Nah untuk 2024 ini, kami perkirakan inflasi Jatim bisa lebih rendah dibandingkan 2023 dan diperkirakan berada pada range target yakni 2,5% +- 1%,” katanya.
Editor : Peni Widarti