JATIMKINI.COM, Pariwisata di Kota Malang, Jawa Timur, kian atraktif mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. Tingkat hunian hotel dan kuliner memberikan andil signifikan dalam menambah pendapatan asli daerah.
"Salah satu indikator naiknya kunjungan wisata adalah tercapainya target pajak dari sektor hotel," tegas Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi, Jumat (26/1).
Selain itu, beragam pagelaran rutin dan insidental seperti konser musik, kesenian tradisional, fesyen, kuliner dan pameran memberikan andil sangat berarti sehingga kinerja ekonomi membukukan pertumbuhan pada 2022 sebesar 6,32%.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang memprediksi perekonomian 2023 akan tetap tumbuh sekitar 4,9%-5,7% termoderasi akibat pengaruh faktor global.
Sejauh ini, pariwisata tetap menjadi andalan penyumbang perekonomian secara signifikan. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah wisatawan dan munculnya kafe-kafe baru di Kayutangan heritage dan tempat strategis lainnya.
Sesuai data kunjungan wisata pada awal Desember 2023 tercatat 45.115 wisatawan mancanegara dan 2.175.861 wisatawan nusantara, totalnya 2.220.976 wisatawan. Jumlah itu bertambah di akhir Desember, yakni 48.358 wisatawan mancanegara dan 3.002.894 wisatawan nusantara, totalnya 3.051.252 wisatawan sepanjang tahun 2023.
"Kami terus memperkuat capaian yang sudah ada, terus kolaborasi dan sinergi dengan semua unsur," ujarnya.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang, Handi Priyanto mengatakan pajak restoran lebih besar ketimbang pajak hiburan. Hal ini membuktikan pertumbuhan sektor kuliner signifikan sejalan kemajuan pariwisata.
Dalam beberapa tahun ini, pajak restoran mengalami peningkatan, yakni tahun Rp40 miliar, lalu naik di tahun 2021 menjadi Rp64 miliar. Selanjutnya, tahun 2022 Rp105 miliar. Tahun 2023 meningkat lagi Rp148 miliar.
"Target tahun 2024 Rp155 miliar," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi mengatakan UMKM kuliner tumbuh 5%-10% dari 21.000 UMKM yang terkurasi. Imbas berkembangnya pariwisata mendorong investor membuka usaha baru di Kota Malang. Alhasil, menyerap tenaga kerja sebagai solusi problem pengangguran.
Editor : Redaksi