x
x

Atasi Inflasi, Ibu Ibu Belanja Masakan Jadi. Lebih Irit

Kamis, 28 Des 2023 21:30 WIB

Reporter : Rokimdakas

JATIMKINI.COM, Media sosial banyak ditemui netizens menulis status tentang harga-harga kebutuhan berganti harga, bukannya menurun tapi justru nilai uang semakin tidak berharga. Harga beras dan sayur meroket bersama pulsa internet yang kini masuk dalam daftar kebutuhan pokok.

"Sebelumnya membawa uang lima puluh ribu sudah bisa membeli kebutuhan rumah untuk dua hari tapi sekarang untuk sehari saja tidak cukup," tutur Lasmi, urban asal Bojonegoro yang ngekost di Manukan Subur Surabaya.

Untuk menyiasati inflasi harga pangan, ibu-ibu di perumahan Griya Kencana, Kedungmaling, Mojokerto memilih untuk membeli masakan jadi. Melalui pesan WhatsApp, setiap hari ada info menu yang ditawarkan pengelolah masakan. Ada sayur sup plus ayam goreng dan bergedel, kadang kothokan ikan pe, sayur lodeh disertai bandeng goreng, dan lain-lain.

Harga per paket berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu. Jauh lebih murah daripada memasak sendiri selain bisa mengirit tenaga dan gas elpiji. Ifah yang bersama ibunya yang membuka bisnis rumahan tersebut menuturkan, dalam sehari bisa melayani sekitar lima belas pelanggan.

Pembelian masakan jadi pun banyak dilakukan oleh kalangan pekerja di kawasan Balongsari, Tandes, Surabaya. Harga sebungkus sayur asem, sup atau sayur bening dibandrol Rp 3 ribu, lauknya ada ayam kecap, ceker ayam, tempe goreng, pindang atau telur bumbu bali harganya Rp 2,5 ribu sampai Rp 5 ribu per potong.

"Saiki dhuwik gak ono ajine Mas, nol'e tambah akeh tapi gak isok nyukupi kebutuhan," kata Siti, warga Balongsari. Sekarang uang nggak ada nilainya, nolnya tambah banyak tapi tidak bisa mencukupi kebutuhan.

Di akhir tahun, laporan neraca keuangan BUMN serta keuangan negara menyita pemberitaan di berbagai media massa. Tapi semua itu sepertinya tidak berpengaruh pada kondisi grass root, kalangan akar rumput. Mereka bergulat dengan kondisi ekonominya yang perlu diatasi dengan segala akal agar tetap bertahan hidup.

Editor : Ali Topan

LAINNYA