Reporter : Rochman Arief
JATIMKINI.COM, Perpindahan logistik angkutan darat makin cepat seiring kerja sama operator jasa kepelabuhanan dengan pengguna jasa. Belum lama ini PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) memperkuat layanan penerimaan peti kemas melalui kereta api dengan rute Semarang-Surabaya.
Penyediaan ini atas kerja sama entitas milik PT Pelabuhan Indonesia itu dengan PT Bintang Laut Platinum, selaku perusahaan jasa angkut peti kemas khusus kereta api. Kerja sama ini juga melibatkan PT Kereta Api Indonesia dan Bea Cukai Tanjung Perak.
Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo dalam keterangan tertulisnya menyebut moda KA Logistik milik PT KAI merupakan pilihan tepat, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas.
“Penerimaan peti kemas menggunakan KA sebagai moda transportasi, makin memperkaya alternatif distribusi barang. Sebelumnya kami sudah melayani truk sebagai moda transportasi hinterland,” kata Wahyu, Rabu (13/12/2023).
Ia menambahkan layanan penerimaan peti kemas KA ini menggunakan rangkaian 30 gerbong berkapasitas 60 TEU’s. Jumlah ini jauh lebih efektif dan efisien dari sisi waktu untuk mendukung kelancaran barang, utamanya ekspor-impor.
“Untuk memanfaatkan layanan ini, eksportir bisa membuat job order receiving KA pada aplikasi online booking TPS CLIQUE-247. Periode stacking layanan 120 jam sebelum kereta api tiba. Sedangkan batas waktu booking (closing time) enam jam sebelum kedatangan barang,” Wahyu menambahkan.
Sementara itu, Head of Business Development & International Services PT Bintang Laut Platinum, Iko Sukma Handriadianto menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Menurutnya international multimoda railway service untuk main line operator CMA CGM melalui transit port di TPS berjalan lancar.
“Ini berkat penyesuaian gate in system kepabeanan dan receiving container rangkaian KA di Lini 1 container yard (CY) TPS terkoordinasi dengan cepat dan tepat, baik secara handling maupun kepabeanannya,” jelas Iko.
Menurutnya, kolaborasi dan konektivitas yang terintegrasi ini diharapkan dapat mendukung industri logistik agar lebih efisien. Setidaknya dampak positif yang didapat pelaku usaha dan stakeholder bisa optimal, baik dari sisi waktu maupun percepatannya.
Editor : Rochman Arief