Reporter : Bagus Suryo
JATIMKINI.COM, Warga yang rumahnya paling dekat dengan tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah Supiturang, Kota Malang, Jawa Timur, mengapresiasi kinerja petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Pasalnya, petugas responsif mengendalikan ledakan populasi lalat di awal musim hujan.
Warga menilai pengelola Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah DLH Kota Malang cepat bertindak dalam melayani masyarakat.
"Sakniki kepolone sae. Pak Satawi merespons warga nyuwun nopo langsung ditanggapi. Mboten nunggu emben (Sekarang kepala pengelola sangat baik. Pak Satawi cepat merespons, warga minta langsung ditanggapi. Tidak perlu menunggu besok," tegas Ibu Suminah, Jumat (1/12).
Suminah merupakan istri dari Nur Alim menjabat Ketua RT 10/RW 5, Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Di RT itu ada sekitar 32 rumah atau 45 kepala keluarga.
Rumah milik Suminah menyatu dengan usaha warung makanan berlokasi tepat berada di seberang jalan hanya beberapa meter dari TPA Supiturang.
Menurut dia, populasi lalat memang sedang meningkat ketimbang musim kemarau yang jumlahnya tidak seberapa. Namun, lalat membuat risih ketika demen menghinggapi makanan di dapur rumah.
"Nek ngeten mboten mambu sampah. Namung laler garai mboten nyaman (Kalau ini tidak bau sampah. Hanya saja lalat membuat tidak nyaman)," ujarnya.
Kendati demikian, warga menyadari rumah mereka berada paling dekat dengan TPA Supiturang. Tentu, wajar bila ada lalat. Jangankan di sekitar Supiturang, serangga itu tetap ada di mana-mana kendati rumah berjauhan dengan TPA.
Warga mengapresiasi kecepatan petugas DLH menyemprot truk sampah biang pembawa lalat sesuai saran perangkat kampung. Upaya penyemprotan mengurangi lalat termasuk membuat udara lebih bersih dan sehat.
Lalu, bagaimana pendapat warga soal keberadaan TPA Supiturang ?. "Wonten (ada) TPA diarani bagus tapi baunya mengganggu. Diarani (dikatakan) tidak bagus, gimana lagi itu aset pemerintah yang menampung sampah se Kota Malang. Sejak ada TPA jalan menjadi bagus," pungkasnya.
Sejauh ini DLH Kota Malang mengelola persampahan sesuai standar operasional prosedur. Termasuk meminimalisir imbas TPA, yaitu munculnya bau dan meningkatnya populasi lalat.
Pelaksana Tugas Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah DLH Kota Malang Heru Toto Prasetyo menyatakan penyemprotan cairan bakteri organik di lokasi TPA dan kampung bermaksud mengendalikan populasi lalat imbas sampah di TPA.
Cairan itu tak membunuh lalat, akan tetapi menghambat serangga berkembangbiak. Setidaknya 5.000 liter cairan bakteri disemprotkan di seluruh areal TPA selama tiga hari dalam sepekan.
Penyemprotan rutin mulai areal penimbangan truk sampah, landfill, kantor, gedung komposting, sortasi sampai proses akhir pengelolaan sampah. Penyemprotan termasuk merambah lingkungan kampung sekitar TPA Supiturang.
Editor : Bagus Suryo