Penurunan Harga Komoditas Hortikultura Picu Deflasi Jatim -0,34%

Reporter : Peni Widarti
Suasana malam hari di Pasar Induk Sidotopo Surabaya. Foto : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat adanya deflasi di Jawa Timur selama Mei 2025 sebesar -0,34% yang dipicu oleh penurunan harga sejumlah komoditas hortikultura terutama cabai rawit dan bawang-bawangan.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli menjelaskan selama Mei 2025, seluruh kota/kabupaten yang menghitung Indek Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi dengan tingkat deflasi terdalam terjadi di Sumenep yang mencapai -0,79%. 

Baca juga: Fluktuasi Harga Pangan di 2024 Picu Inflasi Jatim 1,51%

“Sedangkan dilihat dari tahun kalender Mei 2025 terhadap Desember 2024, Jatim mengalami inflasi 0,89%, dan dari tahun ke tahun atau Mei 2025 terhadap Mei 2024 menhalmai deflasi 1,22%. Namun khusus Mei 2025, secara nasional, sebanyak 31 dari 38 provinsi telah mengalami deflasi,” paparanya dalam siaran BRS, Senin (2/6/2025).

Adapun sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga pasar atau pemicu deflasi di antaranya cabai rawit yang turun harga hingga -47,12%, disusul bawang merah -16,74%, bawang putih -7,68%, cabai merah -24,47%, emas perhiasan -1,4%, ikan mujaer -9,83%, daging ayam ras -0,96%, laptop/notebook -1,55%, jagung manis -8,5%, wortel -15,82% dan jeruk -4,59%.

Sementara untuk komoditas yang menjadi penyumbang inflasi pada Mei di Jatim di antaranya angkutan udara yang mengalami kenaikan tarif hingga 3,05%, disusul tomat 20,67%, beras 0,57%, tarif pulsa ponsel 1,37%, ketimun 39,32%, dan telur ayam ras 1,15%.

Zulkipli menjelaskan, untuk komoditas gabah dan beras memang masa panen raya padi di sebagian besar wilayah Jatim yang telah berakhir telah mendorong penurunan pasokan gabah sehingga berdampak pada kenaikan harga beras yang dibeli konsumen.

Dari sisi produk hortikultura, lanjutnya, diketahui pasokan beberapa komoditas hortikultura yang diproduksi di Jatim cukup melimpah seperti cabai rawit, cabari merah, dan bawang merah, serta berasal dari luar wilayah seperti bawang putih menyebabkan terjadinya penurunan harga.

Baca juga: Bawang Merah Picu Inflasi Jatim Menjelang Akhir Tahun

“Meskipun demikian, beberapa komoditas hortikultura mengalami keterbatasan stok di masyarakat, salah satunya tomat yang pasokannya masih cukup terbatas pada beberapa bulan terakhir,” tambahnya.

Ia melanjutkan, untuk harga emas global setelah mengalami kenaikan harga selama beberapa bulan, harga emas sempat mengalami penurunan pada Mei 2025. Penurunan harga emas global tentunya juga mempengaruhi harga emas di Indonesia, beserta produk turunan seperti emas perhiasan.

Selain itu, dalam dinamika angkutan udara, berakhirnya diskon tarif angkutan udara untuk rute penerbangan domestik masih memberikan dampak terhadap perkembangan harga pada Mei 2025.

Baca juga: Deflasi Lima Bulan Beruntun, Pilih Nabung atau Investasi?

“Selain itu, pergerakan nilai tukar dolar USD terhadap Rupiah juga memberikan pegaruh terhadap biaya operasional angkutan udara yang berdampak pada perubahan harga tiket angkutan udara,” imbuh Zulkipli.

 

 

Editor : Peni Widarti

Ekonomi
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru