x
x

Deflasi Lima Bulan Beruntun, Pilih Nabung atau Investasi?

Jumat, 18 Okt 2024 19:42 WIB

Reporter : Rochman Arief

JATIMKINI.COM, Deflasi dalam lima bulan berturut-turut mulai Mei hingga September 2024 menjadi sorotan. Sebab, deflasi ini seolah menghantui krisis ekonomi yang pernah terjadi tahun 1998. Terlebih mata uang rupiah terus terseok-seok terhadap mata uang asing.

Situasi di dalam negeri diperparah dengan banyak industri yang menahan produksi, dan berdampak layoff atau PHK. Dampak lain muncul penurunan daya beli akibat lesunya ekonomi, sebagai akibat transisi politik.

Menurut tax and finance consultant sekaligus CEO Karunia Consultant, Dwie Ratna Winarsih, menilai deflasi tahun ini tidak sama dengan tahun 1998.

“Deflasi (lima bulan berturut-turut) lebih disebabkan shifting. Banyak masyarakat yang mengalihkan pola belanja dan manajemen investasi,” kata Dwie dalam paparannya di Surabaya, Jumat (18/10/2024).

Namun ia memastikan bila situasi saat ini lebih didominasi investment shifting. Saat ini banyak masyarakat mulai sadar pentingnya investasi. Terutama menghadapi situasi ekonomi yang serba tidak menentu.

Alumnus Universitas Surabaya ini mengakui saat ini cukup banyak pilihan investasi. Sebagai contoh, dalam lima tahun terakhir ini investasi makin bertambah engan kehadiran bitcoin dan crypto.

“Berinvestasi itu harus tahu risiko. Itu dulu. Kedua, harus bisa mengendalikan diri. Perhatikan pula, duit yang keluar itu passive income atau bukan, agar tidak mengganggu dapur,” Dwie menambahkan.

Investasi di tengah deflasi yang beruntun ini sangat tepat. Masalahnya pasar yang akan menjadi guidance dalam menentukan growth. Tapi, persoalan ini kembali pada kejelian investor dalam memantau pergerakan pasar.

“Saya kurang setuju bila deflasi ini disebabkan estafet politik. Soal itu (deflasi akibat politik) tidak mutlak, sih. Sekali lagi, tepatnya ada shifting dan kembali pada investornya,” ia memungkasi.

Editor : Rochman Arief

LAINNYA