Digitalalisasi dan Budaya K3 Dukung Keberlangsungan Usaha

Reporter : Rochman Arief
Wakil Ketua DK3P Jatim, Edi Priyanto di sela semina Budaya, Inovasi, dan Digitalisasi K3 di Kampus Unusa Surabaya, Minggu (11/2/2024). (Foto: dok.DK3P Jatim

JATIMKINI.COM, Rencana strategis yang disusun Kementerian Tenaga Kerja terus ditingkatkan guna mendukung keberlangsungan usaha. Di dalam rencana strategis (renstra) mencakup budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berbasis digital untuk diimplementasikan stakeholder.

Ketua Komisi II Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Subkhan menyatakan perlunya koordinasi, sinergi dan kolaborasi kemandirian dalam berbudaya K3, baik skala regional maupun internasional.

Baca juga: SPMT Tegaskan Kembali Budaya K3 melalui Safety Briefing, Seperti Apa?

“Kemenaker telah menetapkan rencana strategis, yang di dalamnya terdapat penguatan kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan dan K3 berbasis digitali,” kata Subkhan yang mewakili Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan K3 Kemnaker RI, Haiyani Rumondang, dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/2/2024).

Wakil Dewan K3 Provinsi (DK3P) Jawa Timur, Edi Priyanto menambahkan bahwa digitalisasi tidak bisa lepas dari generasi muda. Itu sebabnya calon pekerja yang didominasi mahasiswa perlu mendapat informasi pentingnya budaya K3.

“Harapannya agar ada kedekatan antara informasi dan kegiatan K3 dengan mahasiswa. Dengan demikian, calon pekerja mampu mempersiapkan diri menjadi generasi Indonesia Emas tahun 2045 mendatang,” ujar Edi dalam keterangan resminya.

Baca juga: Ini Cara Muhammadiyah Ciptakan Budaya Aman dan Sehat di Masjid

Pegiat K3 dan praktisi human resource itu menambahkan era digital bisa menghasilkan inovasi komunikasi. Misalnya kampanye K3 secara visual yang dikemas melalui media sosial. Tak kalah penting cara konvensional yang meliputi car free day, safety riding, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga kompetisi visual, juga masih bisa diimplementasikan.

Adapun Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Timur, Sigit Priyanto menyatakan Bulan K3 menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen safety culture di berbagai aktivitas.

Baca juga: Praktisi K3 Ingatkan Risiko Sosial saat Mudik

“Memperkuat budaya K3 bersama masyarakat bisa meningkatkan kesadaran tentang risiko. Pada dasarnya, K3 bukan tanggung jawab satu departemen, organisasi, atau individu. K3 menjadi tanggung jawab semua pihak” Sigit menjelaskan.

Bulan K3, lanjut Sigit, memberikan kesempatan kepada semua pihak berbagi wawasan, pengalaman, dan praktik terbaik memperkuat budaya selamat. Masyarakat juga didorong untuk menggali potensi inovasi, dan menerapkan solusi digital. Menurutnya era digital sangat penting bagi semua pihak untuk mendapatkan informasi.

Editor : Rochman Arief

Ekonomi
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru