x
x

Wali Kota Malang Sutiaji Sepenuh Hati Membantu Petani

Senin, 06 Mar 2023 22:45 WIB

JatimKini

Agus Sutrisno sumeringah setelah menerima bantuan alat mesin pertanian (alsintan). Ketua Gabungan Kelompok Tani Dewi Sri 1 Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, itu, berkali-kali mengucap syukur.

Menurut Agus, bantuan alsintan yang diserahkan langsung oleh Wali Kota Malang Sutiaji sungguh bermakna dan sangat membantu petani.

"Kami menyampaikan terima kasih. Bantuan ini membuktikan betapa Pemkot Malang memberikan dukungan penuh kepada petani dan mengawal proses keberhasilan produksi pangan," tegas Agus Sutrisno, warga perumahan Vila Bukit Tidar RT 5 RW 10, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Senin (6/3/2023).

Kepedulian Pemkot Malang terhadap petani membuktikan negara hadir di masyarakat yang secara nyata berkomitmen meningkatkan produksi pangan tetap terjaga.

Bantuan yang manfaatnya dirasakan langsung ini kian memudahkan rumah tangga petani dalam meningkatkan pendapatan. Wali Kota Malang Sutiaji selain membantu alsintan, juga menyalurkan benih padi dan benih jagung. Termasuk sarana prasarana jaring penutup bulir padi, pestisida dan racun tikus guna menangkal hama.

Soal pengembangan produk pertanian, Sutiaji minta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang untuk menjajaki lagi kemungkinan kerja sama dengan Korea seperti tahun 2014. Selanjutnya, pengolahan pascapanen akan digenjot melibatkan perguruan tinggi.

Dalam konteks meningkatkan pasokan pangan, Pemkot Malang menyelaraskan program dengan penanganan stunting. Program urban farming dikembangkan merambah semua kampung. Kerja sama semua pihak pun diperkuat dalam hal pengawasan dan stabilisasi harga.

"Pemda dan DPRD yang mencukupi pangan masyarakat. Sedangkan bila terjadi penimbunan, yang memproses itu aparat penegak hukum," imbuhnya.

Pada prinsipnya, Pemkot Malang memastikan jangan ada kelangkaan pangan. Stabilisasi harga dan stok terus dijaga guna membendung terjadinya gejolak di pasar.

Petani milenial

Guna meningkatkan produk pertanian, petani milenial dimotivasi untuk aktif dalam proses pembangunan sektor ketahanan pangan.

"Keterlibatan petani milenial ditingkatkan agar kebanyakan petani bukan saja yang berusia kewut (tuwek/tua)," ucapnya.

Saat berdialog dengan perwakilan petani milenial, Sutiaji mendorong lebih banyak petani dari kalangan muda turut meningkatkan ketersediaan pangan dan pemasaran. Petani lainnya juga didorong telaten mengolah lahan.

Setia Anjar, petani milenial dari Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, mengatakan berasal dari keluarga petani.

"Pendapatan orangtua selama ini hanya mengandalkan hasil tani," tuturnya.

Keadaan petani, lanjutnya, balik modal saja terbilang lumayan. Sebab, mereka kerap mengalami kerugian. Karena itu, Anjar mengembangkan usaha penggemukan sapi selain bertani padi. Upaya itu merupakan ikhtiar dalam mewujudkan kesejahteraan.

"Saya beli sapi Rp20 juta per ekor. Sapi itu dirawat selama dua bulan, setelah itu dijual laku Rp25 juta sampai Rp30 juta. Biaya perawatan sapi Rp1,5 juta per bulan, jadi masih ada keuntungan," ungkapnya.

Editor : Redaksi

LAINNYA