JATIMKINI.COM, PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menargetkan elektrifikasi 22 unit rubber tyred gantry (RTG) dapat selesai di tahun 2024. Upaya ini merupakan langkah TPS menciptakan pelabuhan yang ramah lingkungan sekaligus efisien dalam menekan biaya logistik nasional.
Pada tahap awal ini Tengah dilakukan pembangunan jaringan. Selanjutnya, TPS mempersiapkan jaringan instalasi RTG yang dilakukan dalam dua tahap, sejak tahun 2022 hingga 2025 mendatang.
Elektrifikasi atau penggunaan listrik sebagai tenaga penggerak alat bongkar muat bisa mengurangi emisi gas karbon yang bersumber dari aktivitas operasional di terminal,” kata Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo dalam keterangan resminya, Rabu (30/8/2023).
Beberapa implementasi lain juga dilakukan TPS dalam mendukung pembangunan pelabuhan berkelanjutan (sustainable port). Di antaranya elektrifikasi reefer plug sebanyak 310 unit.
Denga demikian, total electrified reefer plug yang dimiliki entitas di bawah PT Pelabuhan Indonesia ini memiliki 972 unit. Selain itu, TPS juga mengganti lampu penerangan, PJU serta lampu high mast dengan lampu LED yang lebih hemat daya.
“Langkah lain yang kami lakukan adalah menggunakan AC dengan freon R22 dan R32 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2), serta penggunaan solar cell untuk charging forklift elektrik,” imbuhnya.
Elektrifikasi merupakan proses repowering dengan menggunakan listrik. Elektrifikasi RTG dilakukan dengan mengubah sumber energi utama dari generator set berbahan bakar BBM menjadi sumber energi listrik. Saat ini TPS berlangganan listrik sebesar 12.000 MW, untuk mendukung kegiatan operasional
“Elektrifikasi peralatan bongkar muat di TPS dengan mengonversikan BBM solar menjadi sumber energi listrik, sekaligus mempertegas komitmen dalam mendukung program sustainable port,” Wahyu menjelaskan.
Tidak dapat dipungkiri saat ini konsep sustainable port menjadi komitmen pelabuhan-pelabuhan di dunia dalam pilar lingkungan. salah satunya ,menghemat sumber daya tak terbarukan dan mengurangi emisi karbon.
Selain penyediaan jaringan instalasi elektrifikasi, TPS juga memiliki supervisory control and data acquisition (SCADA) System. SCADA system merupakan perangkat yang dapat memantau dan mengontrol perangkat jarak jauh dan real time.
Sistem ini mampu memonitor dan mencatat pemakaian listrik secara real time, serta mengidentifikasi apabila terjadi gangguan. Dengan demikian penangnan lebih efisien dan cepat. Selain itu, sistem ini juga bisa memonitor penggunaan listrik pada RTG apabila sudah terelektifikasi seluruhnya.
“Saat ini container crane (CC) sudah termonitor melalui SCADA System. Selanjutnya bisa memonitor penggunaan listrik pada CC secara real time,” jelasnya.
Ditambahkan Wahyu bahwa sistem ini cukup kompleks. Selain bisa menganalisa pengggunaan energi, bisa diimplementasikan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
“Inovasi terus kami wujudkan demi memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan dan memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan,” pungkas Wahyu.
Editor : Redaksi