x
x

Wali Kota Sutiaji Pikat Investor Tiongkok

Minggu, 06 Agu 2023 18:31 WIB

Reporter : Bagus Suryo

JATIMKINI, Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan begitu antusias kala bertemu para pengusaha di Beijing, Tiongkok. Topik yang dibahas saat itu sangatlah krusial, yakni perkembangan ekonomi kreatif, pariwisata, infrastruktur dan pengelolaan persampahan.

Kerja sama pun akhirnya diteken pada Juni lalu. Nota kesepahaman ditandatangani dengan perusahaan China Highway Engineering Consultant Corporation (CHECC). Perusahaan yang bergerak di bidang layanan infrastruktur itu menawarkan product knowledge.

Menurut Sutiaji, kerja sama ini kesempatan sangat baik. Pasalnya, Tiongkok memiliki potensi besar sekaligus negara produsen kedua terbesar di dunia. Itu sebabnya Kota Malang harus belajar dan mengembangkan investasi.

“Kita kenalkan potensi yang kita punya, harapannya ada kelanjutan dan bisa kita bawa kemungkinan investasi,” tegasnya.

Nota kesepahaman akan ditindaklanjuti dengan pendalaman teknis dan letter of interest bersama perangkat daerah. Di sisi lain, pengusaha Tiongkok tertarik dengan kemajuan ekonomi kreatif Kota Malang.

Sutiaji meyakinkan pertumbuhan 17 subsektor ekonomi kreatif sangat signifikan. Potensi besar start up beserta produk yang mendunia membuat sektor ini akan menjadi masa depan ekonomi Kota Malang.

“Saya ceritakan perkembangan ekonomi kreatif di kita, dan harus saya promosikan. Ini produk lokal Kota Malang, dari sini mudah-mudahan ada ketertarikan dan bisa dijajaki kerja sama ekonomi kreatif,” katanya.

Kerja sama dengan pengusaha Tiongkok ini akan memunculkan hal baru. Termasuk mendukung kebijakan ekraf menggandeng pihak swasta.

"Ini kesempatan untuk belajar, apalagi perkembangan ekonomi kreatif kita juga sangat bagus, jadi literasi buat kami, karena ya kita tahu, Tiongkok ini benar-benar punya potensi yang luar biasa, sumber daya yang luar biasa, apalagi perkembangan digitalisasinya, tanpa itu semua enggak mungkin punya hegemoni yang kuat, karena itu saya ingin banyak belajar dan menggali literasi-literasi baru,” ucapnya.

Alhasil, keunggulan ekraf Kota Malang memantik reaksi pengusaha Tiongkok. Dalam waktu dekat ini, mereka berjanji akan bertandang ke Kota Malang. Selain soal infrastruktur dan ekraf, Sutiaji mempelajari pengelolaan sampah berbasis teknologi mutakhir. Di Tiongkok, sampah dipilah sesuai jenis dan bernilai ekonomi menjadi energi, batako, paving block, bata ringan, palet plastik, maupun kusen. Adapun sampah organik diolah menjadi pupuk.

Keseluruhan proses teknologi dikendalikan dalam satu ruangan. Persis sebuah industri yang mengelola sampah dari hulu-hilir sampai akhirnya mencapai Zero Waste Zero Emissions. Sistem pengolahan pun nyaris tak berbau. Teknologi pengolahan limbah sampah plastik pun menjadi bahan bakar sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Di Kota Nanning, Guangxi, pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak, bahan bakar gas untuk tenaga pembangkit listrik maupun karbon hitam yang dapat dimanfaatkan untuk pembakaran. Di tempat itu mengolah 60 ton sampah plastik dalam sehari. Sampah plastik berupa kantong plastik, tas belanja, dan kemasan bahan plastik.

“Inilah yang akan kita adopsi, kita usahakan, utamanya di Kota Malang. Teknologi ini sebuah inovasi yang solutif, dan harus kita cermati untuk diterapkan di Kota Malang,” tuturnya.

Sutiaji mengaku sengaja belajar persampahan sampai Tiongkok. Negara itu, tentu memiliki problem persampahan mengingat populasi penduduknya cukup besar.

“Tidak ada salahnya kita berkolaborasi dalam hal positif ini untuk diterapkan di Kota Malang. Ini bisa dikolaborasikan bersama,” imbuhnya.

Teknologi pengolahan sampah di Supiturang Kota Malang sudah menerapkan sanitary landfilI. Di tempat itu, ekonomi sirkular telah diterapkan. Jadi, mengubah sampah menjadi berkah selaras seperti teknologi di Tiongkok.

Bahkan, Kota Malang telah mengembangkan Bank Sampah Malang. Pengelolaan berprinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Cara itu mengubah sampah menjadi produk kriya, fesyen, seni dan karya kreatif lainnya. Terpenting, partisipasi aktif masyarakat Kota Malang turut memilah sampah dari hulu sampai hilir. Dengan begitu menjadi penguat upaya mencapai Zero Waste Zero Emissions.

Sutiaji berharap peran serta masyarakat lebih kuat. Sedangkan Pemkot Malang bakal meningkatkan manajemen pemilahan sampah. Komitmen bersama menjadi keutamaan dalam pengelolaan persampahan hulu-hilir. Manajemen juga harus sistematis agar keluarannya bisa optimal.

Dalam konteks ini, Sutiaji menekankan masyarakat lebih bijak lagi dalam menggunakan bahan plastik.

"Tentu masyarakat juga harus berpikir ulang dalam memakai plastik. Yang masih sangat melekat dengan kebiasaan kita adalah konsumsi tas kresek. Pertimbangkan keberlanjutan plastik-plastik tersebut jika sudah menjadi sampah. Apakah bisa kembali terolah atau tidak. Teknologi yang kita pelajari di Tiongkok memanglah sebuah solusi mengatasi masalah plastik. Namun alangkah lebih baik jika kita bijak dalam mengonsumsi bahan plastik,” pungkasnya.

Editor : Redaksi

LAINNYA