x
x

Keroyokan Cegah Tengkes

Sabtu, 17 Jun 2023 08:24 WIB

JatimKini

Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan persoalan stunting atau tengkes itu beragam dan kompleks. Temuan di masyarakat, soal tumbuh kembang anak berasal dari keluarga prasejahtera sampai sejahtera.

"Problem stunting itu makro, terbanyak soal psikologi. Ada yang dari (keluarga) miskin dan tidak. Faktornya juga macam-macam," tegas Wali Kota Malang Sutiaji, Rabu (31/5).

Pemkot Malang berkomitmen menekan angka tengkes dengan target sampai zero. Hal itu menjadi keniscayaan lantaran kaitannya dengan penyiapan generasi emas Indonesia.

Sejarah akan mencatat kualitas generasi masa depan ditentukan oleh kebijakan pemimpin sekarang. Karena itu, penanganan tengkes dilakukan serius. Akselerasi secara keroyokan melibatkan berbagai pihak.

Spirit itu yang diperkuat bersama kader kesehatan dan posyandu sebagai garda terdepan. Strateginya dengan melakukan deteksi dini pencegahan tengkes berbasis masyarakat.

Itu sebabnya Pemkot Malang cepat bertindak, lurah dan camat didorong bekerja lebih giat. Kader kesehatan dan posyandu yang sudah bekerja keras dalam menekan angka tengkes diberikan tambahan insentif secara layak. Kini, setiap kader menerima insentif Rp110.000 per bulan. Nantinya, insentif dipastikan meningkat dengan catatan disetujui dewan.

"Tahun ini kita anggarkan untuk menaikkan insentif. Mereka kader kesehatan, bukan hanya mengurusi stunting, tapi ngurusi kabeh (semua)," katanya.

Saat ini, angka tengkes di Kota Malang sebanyak 3.220 anak dari 37.000 balita. Datanya detail dengan nama dan alamat, bukannya berlandaskan perkiraan dalam persentase seperti sebelumnya. Angka riil itu terungkap saat bulan timbang.

Dengan kemampuan 6.202 kader posyandu, maka penanganan tengkes akan cepat tuntas. Sebab, tiga kader posyandu hanya menangani seorang balita.

Dalam hal ini, posyandu terus diperkuat mulai posyandu lansia, posyandu anak dan posyandu remaja.

"Posyandu anak dikuatkan litigasinya dalam mendeteksi dini stunting. Ibu hamil diperhatikan melibatkan nutrisionis," ucapnya.

Pencegahan tengkes pun akan lebih efektif karena kerja keroyokan. Prosesnya melibatkan kantor urusan agama, literasi di masyarakat sejak pranikah sampai usai menikah.

"Cross cutting dengan keroyokan melibatkan tugas dinas sosial dalam bantuan sosial, dukcapil berkaitan dengan data, pekerjaan umum berkaitan dengan sanitasi dan lingkungan. Dinas ketahanan pangan dan pertanian berkaitan ketahanan dan keamanan pangan," ujarnya.

Saat ini, kinerja penanganan tengkes di Kota Malang berhasil dengan baik. Pencapaian tahun 2022 sudah 8,9% dari target RPJMD sebesar 14%.

Editor : Redaksi

Kopilot
LAINNYA