Lanjut usia adalah seseorang yang usianya mencapai lebih dari sama dengan 60 tahun berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Kemenkes, 2016). Menurut WHO, lansia dibagi menjadi tiga kategori yaitu, usia lanjut (60-70 tahun), usia tua (75-89 tahun) dan usia sangat lanjut (>90 tahun).
Seorang lansia akan mengalami kemunduran secara fisik dan psikis. Kemunduran psikis pada lansia akan menyebabkan perubahan pada sifat dan perilaku yang dapat memunculkan permasalahan pada lansia. Masalah yang sering ditemukan pada lansia ialah penurunan daya ingat, pikun, depresi, mudah marah, tersinggung, dan curiga.
Hal ini bisa terjadi karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat. Proses menua merupakan proses alamiah yang telah melalui tiga tahap kehidupan diantaranya masa anak, masa dewasa, dan masa tua. Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh.
Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan fungsi secara normal menghilang, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Fatmah, 2010).
Peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata tahun hidup yang dijalani 2 seseorang yang telah mencapai usia tertentu dan pada tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat. Peningkatan UHH mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan yang merupakan akibat dari peningkatan jumlah angka kesakitan penyakit degeneratif (Kemenkes RI, 2013).
Upaya untuk mempertahankan status gizi atau status kesehatan lansia merupakan dampak meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi kesehatan lansia ditentukan oleh asupan makanan baik secara jumlah dan nilai gizi yang terkandung dalam makanan, dengan bertambahnya usia dan proses penuaan, timbul masalah yang berkaitan dengan masalah fisik, biologik, psikologik, sosial, maupun penyakit degeneratif (Safithri, 2005).
Jumlah orang usia lanjut setiap tahun bertambah, hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, lingkungan dan pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat pada lansia seperti membiasakan melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan kesehatan, status gizi dan penurunan fungsi organ tidak berlangsung secara cepat. Status gizi pada lansia dipengaruhi oleh asupan makan, penyakit degeneratif dan infeksi, usia, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengetahuan.
Teori Nutrisi Sehat Lansia :
Terdapat beberapa teori dan panduan yang mendukung nutrisi sehat bagi lansia. Beberapa teori nutrisi sehat yang relevan bagi lansia meliputi :
Penulis berpendapat bahwa dengan memastikan nutrisi yang tepat, lansia dapat mencapai kebahagiaan. Ini mengacu pada pentingnya menjaga pola makan yang seimbang dan memenuhi kebutuhan nutrisi pada usia lanjut untuk mempertahankan kesehatan dan kualitas hidup yang baik. Pemenuhan nutrisi yang tepat pada lansia memainkan peran penting dalam mengurangi risiko penyakit kronis, memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga kognisi dan fungsi otak, serta membantu menjaga keseimbangan emosi dan kestabilan mental. Nutrisi yang tepat juga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengurangi risiko osteoporosis, menjaga kesehatan jantung, dan meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.
Cara Lansia Bahagia :
Penting untuk diingat bahwa nutrisi hanya salah satu aspek dari menjaga kesehatan lansia secara keseluruhan. Selain nutrisi, olahraga teratur, tidur yang cukup, menjaga koneksi sosial, dan mengelola stres juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesejahteraan lansia. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu lansia merasa bahagia :
Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan kondisi medis yang mungkin dimiliki oleh lansia, seperti diabetes atau penyakit jantung, dan memilih makanan yang sesuai dengan kondisi tersebut. Ketika nutrisi terpenuhi dengan baik, lansia memiliki potensi untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia. Namun, perlu dicatat bahwa kebahagiaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti dukungan sosial, aktivitas fisik, dan pemeliharaan kesehatan mental secara keseluruhan.
Aktivitas Fisik Lansia :
Aktivitas fisik sangat penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Berikut adalah beberapa jenis aktivitas fisik yang disarankan bagi lansia:
Editor : Redaksi