x
x

Nutrisi Terpenuhi, Lansia Happy

Rabu, 07 Jun 2023 21:08 WIB

JatimKini

Lanjut usia adalah seseorang yang usianya mencapai lebih dari sama dengan 60 tahun berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Kemenkes, 2016). Menurut WHO, lansia dibagi menjadi tiga kategori yaitu, usia lanjut (60-70 tahun), usia tua (75-89 tahun) dan usia sangat lanjut (>90 tahun).

Seorang lansia akan mengalami kemunduran secara fisik dan psikis. Kemunduran psikis pada lansia akan menyebabkan perubahan pada sifat dan perilaku yang dapat memunculkan permasalahan pada lansia. Masalah yang sering ditemukan pada lansia ialah penurunan daya ingat, pikun, depresi, mudah marah, tersinggung, dan curiga.

Hal ini bisa terjadi karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat. Proses menua merupakan proses alamiah yang telah melalui tiga tahap kehidupan diantaranya masa anak, masa dewasa, dan masa tua. Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh.

Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan fungsi secara normal menghilang, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Fatmah, 2010).

Peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata tahun hidup yang dijalani 2 seseorang yang telah mencapai usia tertentu dan pada tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat. Peningkatan UHH mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan yang merupakan akibat dari peningkatan jumlah angka kesakitan penyakit degeneratif (Kemenkes RI, 2013).

Upaya untuk mempertahankan status gizi atau status kesehatan lansia merupakan dampak meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi kesehatan lansia ditentukan oleh asupan makanan baik secara jumlah dan nilai gizi yang terkandung dalam makanan, dengan bertambahnya usia dan proses penuaan, timbul masalah yang berkaitan dengan masalah fisik, biologik, psikologik, sosial, maupun penyakit degeneratif (Safithri, 2005).

Jumlah orang usia lanjut setiap tahun bertambah, hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, lingkungan dan pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat pada lansia seperti membiasakan melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan kesehatan, status gizi dan penurunan fungsi organ tidak berlangsung secara cepat. Status gizi pada lansia dipengaruhi oleh asupan makan, penyakit degeneratif dan infeksi, usia, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengetahuan.

Teori Nutrisi Sehat Lansia :

Terdapat beberapa teori dan panduan yang mendukung nutrisi sehat bagi lansia. Beberapa teori nutrisi sehat yang relevan bagi lansia meliputi :

  1. Diet Mediterania: Diet Mediterania adalah pendekatan nutrisi yang berpusat pada konsumsi makanan yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun. Diet ini mengandung banyak antioksidan, serat, dan lemak sehat yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti demensia dan penyakit Alzheimer pada lansia.
  2. Diet DASH: DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) adalah pendekatan nutrisi yang dirancang untuk menurunkan tekanan darah dan mempromosikan kesehatan jantung. Diet DASH menekankan konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein rendah lemak, dan produk susu rendah lemak. Dengan mengikuti diet DASH, lansia dapat mengurangi risiko hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya.
  3. Konsumsi antioksidan: Antioksidan adalah senyawa yang membantu melawan kerusakan sel oleh radikal bebas dalam tubuh. Lansia sebaiknya meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan seperti buah-buahan beri, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun. Antioksidan dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif dan mengurangi risiko penyakit degeneratif.
  4. Asupan kalsium dan vitamin D: Kalsium dan vitamin D penting untuk kesehatan tulang yang baik pada lansia. Asupan kalsium yang cukup dapat membantu menjaga kepadatan tulang dan mencegah risiko osteoporosis. Sementara itu, vitamin D membantu penyerapan kalsium yang baik. Lansia dapat memperoleh kalsium dari susu rendah lemak, yoghurt, keju rendah lemak, dan sumber non-susu seperti ikan berlemak dan kacang-kacangan. Vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari pagi dan makanan seperti ikan berlemak, kuning telur, dan produk susu yang diperkaya.
Nutrisi yang tepat sangat penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal nutrisi bagi lansia:
  1. Konsumsi makanan seimbang: Lansia perlu mengonsumsi makanan yang seimbang dan bervariasi. Termasuk dalam diet seimbang adalah mengonsumsi karbohidrat kompleks (misalnya roti gandum, nasi merah), protein sehat (misalnya daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan), lemak sehat (misalnya minyak zaitun, alpukat), serta banyak sayuran dan buah-buahan.
  2. Serat: Lansia harus memperhatikan asupan serat mereka untuk menjaga pencernaan yang sehat. Makanan tinggi serat seperti biji-bijian, sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan dapat membantu mencegah sembelit dan penyakit lainnya.
  3. Asupan air yang cukup: Lansia cenderung rentan terhadap dehidrasi, jadi penting bagi mereka untuk minum air yang cukup setiap hari. Air membantu menjaga hidrasi tubuh, meningkatkan fungsi organ, dan membantu proses pencernaan.
  4. Kalsium dan vitamin D: Kalsium dan vitamin D sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang yang baik pada lansia. Mereka dapat ditemukan dalam produk susu rendah lemak, ikan berlemak seperti salmon, sarden, serta sinar matahari pagi.
  5. Hindari makanan olahan dan tinggi gula: Lansia sebaiknya menghindari makanan olahan dan tinggi gula, karena mereka dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
  6. Vitamin dan mineral: Lansia mungkin perlu suplemen vitamin dan mineral tambahan, terutama jika mereka memiliki kekurangan nutrisi tertentu. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang tepat.
Penting untuk dicatat bahwa kebutuhan nutrisi dapat berbeda-beda untuk setiap individu. Lansia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan nutrisi pribadi mereka. Selain nutrisi, lansia juga perlu menjaga pola makan yang teratur, mengontrol porsi makan, dan menghindari kebiasaan makan berlebihan. Disarankan juga untuk tetap aktif secara fisik sesuai dengan kemampuan mereka dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang spesifik sesuai kebutuhan masing-masing.

Penulis berpendapat bahwa dengan memastikan nutrisi yang tepat, lansia dapat mencapai kebahagiaan. Ini mengacu pada pentingnya menjaga pola makan yang seimbang dan memenuhi kebutuhan nutrisi pada usia lanjut untuk mempertahankan kesehatan dan kualitas hidup yang baik. Pemenuhan nutrisi yang tepat pada lansia memainkan peran penting dalam mengurangi risiko penyakit kronis, memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga kognisi dan fungsi otak, serta membantu menjaga keseimbangan emosi dan kestabilan mental. Nutrisi yang tepat juga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengurangi risiko osteoporosis, menjaga kesehatan jantung, dan meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.

Cara Lansia Bahagia :

Penting untuk diingat bahwa nutrisi hanya salah satu aspek dari menjaga kesehatan lansia secara keseluruhan. Selain nutrisi, olahraga teratur, tidur yang cukup, menjaga koneksi sosial, dan mengelola stres juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesejahteraan lansia. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu lansia merasa bahagia :

  1. Tetap terlibat dalam aktivitas sosial: Interaksi sosial adalah kunci untuk menjaga kesejahteraan emosional dan mental. Lansia dapat mencari kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan sosial seperti klub, kelompok hobi, atau organisasi masyarakat. Ini dapat membantu menjaga koneksi sosial, memperluas jaringan sosial, dan merasa dihargai.
  2. Lakukan aktivitas fisik yang sesuai: Aktivitas fisik memiliki manfaat besar untuk kesehatan dan kebahagiaan. Lansia sebaiknya mencoba menjaga gaya hidup yang aktif dengan melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan mereka. Misalnya, berjalan santai, senam ringan, berkebun, atau yoga. Aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan mood, meredakan stres, dan memperbaiki kualitas tidur.
  3. Temukan hobi atau minat baru: Mengembangkan minat dan hobi baru dapat memberikan kesenangan dan kepuasan pada lansia. Lansia dapat menjelajahi kegiatan seperti melukis, membaca, menulis, bermain musik, atau merajut. Mengeksplorasi minat baru dapat memberikan pengalaman positif, mempertahankan pikiran yang aktif, dan memberikan rasa pencapaian yang membangkitkan kebahagiaan.
  4. Jaga kesehatan mental dan emosional: Kesehatan mental dan emosional memainkan peran penting dalam kebahagiaan. Lansia sebaiknya menjaga kesehatan mental mereka dengan mengelola stres, berbagi perasaan dengan orang terdekat, dan mempraktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam. Jika perlu, mereka dapat mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
  5. Tetap terhubung dengan keluarga dan teman: Keluarga dan teman adalah sumber dukungan sosial yang penting. Lansia sebaiknya menjaga komunikasi dan interaksi yang baik dengan keluarga dan teman dekat. Melibatkan mereka dalam kegiatan, mengadakan pertemuan rutin, atau berbagi momen penting dapat membantu membangun ikatan emosional yang kuat dan merasa didukung.
  6. Terlibat dalam kegiatan yang memberikan makna: Lansia dapat mencari kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan yang memberikan makna dan tujuan hidup. Ini bisa melibatkan menjadi sukarelawan, membantu orang lain, atau berkontribusi pada komunitas. Melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dapat memberikan kepuasan dan memberikan rasa bahagia yang mendalam.
Selain itu, penting untuk menjaga kesehatan fisik dengan mengikuti pola makan yang seimbang, mendapatkan tidur yang cukup, dan menjaga rutinitas yang sehat. Lansia juga harus menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Penulis berpendapat bahwa bagi lansia, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pola makan mereka, seperti kebutuhan kalori yang lebih rendah, kebutuhan protein yang tetap terpenuhi, asupan serat yang cukup, serta asupan vitamin dan mineral yang mencukupi.

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan kondisi medis yang mungkin dimiliki oleh lansia, seperti diabetes atau penyakit jantung, dan memilih makanan yang sesuai dengan kondisi tersebut. Ketika nutrisi terpenuhi dengan baik, lansia memiliki potensi untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia. Namun, perlu dicatat bahwa kebahagiaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti dukungan sosial, aktivitas fisik, dan pemeliharaan kesehatan mental secara keseluruhan.

Aktivitas Fisik Lansia :

Aktivitas fisik sangat penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Berikut adalah beberapa jenis aktivitas fisik yang disarankan bagi lansia:

  1. Berjalan: Berjalan adalah aktivitas fisik yang mudah dilakukan dan memiliki banyak manfaat bagi lansia. Berjalan santai di sekitar lingkungan, taman, atau malam hari dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, menjaga keseimbangan, mengurangi risiko jatuh, dan meningkatkan kesehatan jantung.
  2. Senam ringan: Senam ringan atau senam kebugaran khusus untuk lansia dapat membantu memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas, dan mempertahankan mobilitas. Senam seperti senam aerobik, senam yoga, tai chi, atau pilates dirancang khusus untuk lansia dengan memperhatikan kemampuan dan kebutuhan mereka.
  3. Berenang atau aerobik air: Aktivitas air seperti berenang atau aerobik air memiliki manfaat yang besar bagi lansia. Air memberikan dukungan dan mengurangi tekanan pada sendi, sehingga meminimalkan risiko cedera. Selain itu, berenang atau berpartisipasi dalam kelas aerobik air dapat meningkatkan kekuatan otot, keseimbangan, dan daya tahan kardiovaskular.
  4. Latihan kekuatan: Latihan kekuatan melibatkan penggunaan beban atau resistensi untuk memperkuat otot-otot tubuh. Lansia dapat melakukan latihan kekuatan dengan menggunakan dumbbell ringan, tali elastis, atau menggunakan berat tubuh sendiri. Latihan kekuatan membantu menjaga kekuatan otot, memperbaiki keseimbangan, dan mencegah penurunan massa otot yang terkait dengan penuaan.
  5. Olahraga ringan lainnya: Aktivitas fisik lainnya seperti bersepeda, bermain golf, berkebun, atau tari dapat menjadi pilihan bagi lansia yang ingin tetap aktif. Pastikan untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan dan minat pribadi, dan mengingat batasan kesehatan individu.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai atau mengubah program latihan apa pun, terutama jika memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. Juga, lansia sebaiknya memperhatikan tanda-tanda kelelahan atau ketidaknyamanan selama aktivitas fisik dan menghentikan atau mengurangi intensitas jika diperlukan.

Editor : Redaksi

LAINNYA