x
x

Keyakinan Jadi Sumber Kekuatan

Kamis, 11 Mei 2023 13:43 WIB

JatimKini

Usai membuka pameran lukisan, Sutiaji bergegas menuju lantai lima gedung Malang Creative Center (MCC). Wali Kota Malang itu duduk santai sembari menikmati suasana.

Ia ditemani Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Eko Sri Yuliadi bersama Asisten Perekonomian dan Pembangunan Diah Ayu Kusuma Dewi. Termasuk Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Baihaqi.

"Saya tadi diminta mengawali melukis, ya saya membubuhkan titik. Titik itu kita tidak mau memerintah orang. Titik juga bermakna luas, filosofinya sebagai sumber. Di mana-mana saat diminta mengawali melukis, saya mulai dari titik," tegas Sutiaji membuka pembicaraan, Senin (3/4).

Dari titik awal di kanvas itu, pelukis profesional melanjutkan menjadi sebuah karya bertema heritage. Dalam pameran Selasa (3/4), Sutiaji membeli lukisan gedung MCC berjudul Fajar Baru Kota Malang yang dibanderol Rp15 juta.

Karya perupa Deddy Satya itu tertulis sebuah pesan, yaitu gedung MCC ini adalah salah satu prestasi besar Wali Kota Malang Drs H. Sutiaji, yang menjadi ikon baru dunia kreatif Kota Malang.

Nantinya, lukisan itu akan ditempatkan di gedung berlantai 8 tersebut. Sampai di titik ini, MCC menjadi tempat berkumpulnya 17 subsektor dalam ruang ekonomi kreatif (ekraf). Bahkan, gedung megah ini sebagai penumbuh UMKM, promosi pariwisata dan terbangunnya ekosistem usaha guna menarik investasi.

Gedung yang sejatinya multifungsi ini kedepannya menjadi solusi mengatasi pengangguran terbuka. Kini, angka penganggur di kota pendidikan itu menurun semula 9,65% menjadi 7,66% pada 2022.

Pencapaian ini sejalan dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia setahun belakangan yang sebelumnya 82,04 menjadi 82,71. Kemiskinan pun menurun, semula 4,62% menjadi 4,37%. Kinerja cemerlang masih ditambah dengan pertumbuhan ekonomi 6,32% menjadi yang tertinggi sepanjang satu dekade terakhir. Sekaligus mengungguli Jatim dan nasional.

Sambang Warga

Dalam momentum Hari Ulang Tahun ke-109 Kota Malang sudah banyak mencapai kemajuan yang berarti. Namun, pembangunan harus dilanjutkan bersama menjadi lebih baik. Sutiaji mengungkapkan banyak menerima masukan selama sambang warga dan subuh berjamaah. Di sisi lain, ada juga yang minta bantuan.

"Saat dialog, biasanya warga minta bantuan fisik masjid dan tempat ibadah," ucapnya.

Namun, dengan membuka ruang dialog, kian memperkuat partisipasi masyarakat dalam pembangunan menjadi lebih produktif.

"Alhamdulillah, ada keluhan langsung kita tangani. Jalan berlubang, aspal mengelupas, langsung kita tangani," katanya.

Sutiaji intens berdialog dengan warga yang prosesnya justru berimbas mempercepat pelayanan publik. Berbagai persoalan selesai secara tuntas.

Semua itu menyatu dengan spirit Kota Malang milik bersama. Sambang warga juga merupakan upaya percepatan di semua aspek menjelang akhir masa jabatan kepada daerah pada September mendatang.

Saat sambang warga di Kecamatan Kedungkandang, tepatnya di Kelurahan Mergosono dan Kota Lama, warga melontarkan beragam unek-unek. Warga menyampaikan aspirasi soal kesehatan, infrastruktur, lahan makam sampai persoalan persampahan.

Sutiaji serius mendengarkan, lalu berterima kasih pada masyarakat.

"Pertama, saya mengucapkan terima kasih, tentu inilah yang kami maksud. Kedua, aspirasi ini akan kita pilah," tuturnya.

Sutiaji berterima kasih lantaran masyarakat proaktif merespons kegiatan sambang warga. Dengan begitu, ia mengetahui detail persoalan di lapangan.

"Saya perlu pendekatan yang seperti ini. Dengan dialog yang aktif, maka komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat tandanya lancar," ujar Sutiaji saat berdialog dengan warga di gedung balai RW 7 Kelurahan Kota Lama.

Selanjutnya, seluruh aspirasi akan dipilah seperti masalah talut sungai meski menjadi wilayah Balai Besar Wilayah Sungai Brantas.

"Kita akan komunikasikan ke sana. Kita tunjukkan kondisi yang ada. Ini tetap kita akomodir, tetap kita serap, dan kita laksanakan," imbuhnya.

Sedangkan masalah lainnya akan ditangani perangkat daerah secepat mungkin.

"Saya minta perangkat daerah aktif, harus turun ke lapangan, gerak cepat. Segera laporkan ke saya hasilnya," tandasnya.

Soal stunting, Dinkes akan memberikan insentif tambahan makanan untuk kebutuhan gizi. Dinas Lingkungan Hidup juga harus cepat menangani persoalan persampahan.

"Saya mengimbau masyarakat juga memilah sampah dari rumah sesuai jenis," jelasnya.

Pelayanan cepat ini, lanjutnya, menjadi inti kewajiban karena negara harus hadir memberikan pelayanan dan kemudahan kepada masyarakat.

Selama melakoni kesibukan beragam aktivitas bersama masyarakat, Sutiaji berujar tetap menjaga kesehatan diri. Lantas, apa jamunya sang wali kota ?.

"Menjaga stamina itu jamunya keyakinan dan motivasi. Kalau sudah yakin, pasti tetap kuat," ungkap Sutiaji yang menyatakan jam istirahat selama Ramadan di bawah pukul 03.00 WIB, selanjutnya pukul 07.00 WIB ngantor di Balai Kota Malang.

"Aktivitas Ramadan lebih padat. Alhamdulillah Tidak pernah mokel."

Dengan tingginya aktivitas sebagai Bapaknya warga Kota Malang, ada kalanya ia mendapatkan komplain lantaran porsi kebersamaan bersama keluarga hanya sebentar.

"Pasti keluarga komplain. Tapi, kita harus meniatkan dengan mewakafkan diri untuk umat," pungkasnya. (R2)

Editor : Redaksi

LAINNYA